Menuju konten utama

15 Ringkasan Cerita Pendek dan Pesan Moralnya

Berikut adalah 15 ringkasan cerita pendek dan pesan moralnya, mulai dari cerita Batu Menangis, Legenda Bawang Merah Bawang Putih, hingga Nyi Roro Kidul.

15 Ringkasan Cerita Pendek dan Pesan Moralnya
Ilustrasi kebiasaan mendongeng. tirto.id/Lugas

tirto.id - Cerita rakyat merupakan bentuk prosa lama yang menjadi salah satu bagian dari warisan budaya dalam bentuk tradisi lisan.

Cerita rakyat atau yang lebih dikenal dengan dongeng tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat. Di dalamnya termuat nilai-nilai pendidikan serta nilai-nilai moral yang bermanfaat.

Faruk dalam buku Pengantar Sosiologi Sastra dari Strukturalisme Genetik sampai Post Modernisme (1999) menjelaskan bahwa cerita rakyat merupakan suatu cerita fantasi yang memiliki dasar kenyataan. Cerita-cerita ini umumnya disampaikan secara lisan oleh pencerita atau tukang cerita.

Sumiati dalam Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia (2020) menjelaskan bahwa karakteristik cerita rakyat antara lain mengandung kemustahilan, kesaktian, serta tidak diketahui secara jelas pengarang ceritanya atau anonim.

Selain itu, cerita rakyat juga seringkali bertema atau berlatar kerajaan sekaligus mempertahankan kebiasaan masyarakat zaman dulu atau adat istiadat. Penyebaran cerita yang dilakukan secara lisan, membuat cerita rakyat memiliki beberapa versi serta variasi.

Lantas, apa saja cerita rakyat yang pendek? Contoh cerita rakyat pendek yang populer di Indonesia antara lain seperti cerita Danau Toba, Timun Mas, Malin Kundang, Roro Jonggrang, Bawang Merah-Bawang Putih dan masih banyak lagi.

Daftar 15 Contoh Ringkasan Cerita Pendek

Untuk memahami lebih lanjut mengenai contoh cerita rakyat pendek, berikut ini daftar 15 contoh ringkasan cerita pendek yang ada di Indonesia beserta pesan moralnya.

1. Cerita Batu Menangis

Cerita Batu Menangis menceritakan tentang seorang ibu janda yang hidup miskin dengan putrinya, Darmi. Meskipun sang ibu berusaha keras memenuhi keinginan Darmi, gadis tersebut menjadi pemalas, manja, dan egois.

Darmi selalu menolak untuk membantu ibunya yang bekerja di sawah dan ladang. Lain hari, saat ibu mengajaknya ke desa, Darmi malah berlaku sombong dan menolak mengakui ibunya. Di tengah perjalanan pulang, Darmi terus mempermalukan ibunya hingga sang ibu tersakiti hatinya.

Seiring dengan penghinaan yang terus berlanjut, sang ibu akhirnya berhenti di pinggir jalan dan berdoa sambil menangis, memohon hukuman bagi putrinya yang telah berperilaku kejam.

Mendengar doa ibunya, langit mendung dan hujan deras turun. Darmi panik dan berteriak memohon ampun, namun tubuhnya perlahan mengeras menjadi batu.

Pesan moral dari Legenda Batu Menangis adalah pentingnya menghormati dan mencintai kedua orang tua. Sebab orang tua telah berusaha melakukan yang terbaik dengan mengorbankan segalanya untuk membesarkan anaknya.

2. Cerita Danau Toba

Cerita Danau Toba mengisahkan petani rajin bernama Toba. Dalam perjalanan hidupnya, Toba menemui seekor ikan ajaib yang berubah menjadi perempuan cantik bernama Putri. Singkat cerita, Toba dan Putri menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Samosir.

Kehadiran anaknya membuat Toba diuji kesabarannya. Hingga suatu hari, Toba kehilangan kesabarannya dan menyebut Samosir sebagai anak ikan.

Sebagai akibatnya, secara ajaib istri dan anak Toba menghilang, meninggalkan jejak air yang membuat Desa Toba dan sekitarnya terendam. Pada akhirnya terbentuklah Danau Toba dan Pulau Samosir.

Pesan moral yang paling utama dalam cerita Danau Toba adalah menepati janji yang telah dibuat. Pasalnya, Toba telah berjanji untuk tidak mengungkapkan identitas asli istrinya pada putranya. Akibat rasa marah pada anaknya, Toba gagal menepati janji tersebut.

3. Cerita Timun Mas

Cerita Timun Mas bermula dari kehidupan seorang janda tua bernama Mbok Sarni yang sangat mendambakan seorang anak.

Suatu hari, saat bertemu dengan raksasa di hutan, Mbok Sarni diberi biji mentimun dan dijanjikan memiliki anak jika menanamnya di depan rumah. Namun, raksasa tersebut memberikan syarat agar menyerahkan anak itu setelah berusia 6 tahun.

Timun Mas kemudian lahir dari biji tersebut dan Mbok Sarni sangat menyayanginya. Mbok Sarni lantas berupaya melindungi Timun Mas agar tak diambil oleh raksasa. Dengan bantuan petapa, Timun Mas dan Mbok Sarni berhasil mengatasi raksasa dan hidup bahagia bersama.

Pesan moral dalam cerita Timun Mas yakni bila tidak dapat menepati janji, janganlah mudah mengucapkan janji. Selain itu, cerita Timun Mas juga memuat pesan moral untuk berbakti pada orang tua dan berani dalam menghadapi tantangan.

4. Cerita Malin Kundang

Dahulu kala di Sumatera Barat, hidup seorang pemuda bernama Malin Kundang bersama ibunya, Mande Rubayah. Suatu hari Malin Kundang memutuskan merantau untuk mengubah nasib dan dengan berat hati ibunya melepaskannya.

Berkat kerja keras, Malin menjadi kaya dan menikahi putri bangsawan. Namun, ketika kembali ke kampung halaman, Malin menolak mengakui ibunya. Bahkan, dia menganggap ibunya sebagai pengemis. Mande Rubayah merasa terhina dan berdoa agar anaknya dihukum. Tuhan menjawab doanya, dan kapal Malin Kundang hancur dalam badai, meninggalkan batu di Pantai Air Manis yang diidentifikasi sebagai sosok Malin Kundang.

Pesan moral yang sangat nyata dalam cerita Malin Kundangyakni untuk menghormati dan tidak durhaka terhadap orang tua. Malin yang durhaka kepada ibunya, akhirnya mengalami kutukan dan berubah menjadi batu sebagai konsekuensi dari tindakan buruknya.

5. Cerita Sangkuriang

Cerita Sangkuriang yang dikenal sebagai cerita legenda Tangkuban Perahu mengisahkan tentang Sangkuriang, yang lahir dari Dayang Sumbi. Dayang Sumbi merupakan seorang perempuan cantik yang awalnya lahir dari seekor babi hutan.

Dayang Sumbi mengasingkan diri ke hutan bersama seekor anjing yang ternyata adalah dewa. Mereka menikah dan melahirkan Sangkuriang. Sangkuriang, tanpa sadar, membunuh ayahnya sendiri dan diusir oleh orang tuanya.

Setelah beberapa waktu, ia kembali dan jatuh cinta pada ibunya, Dayang Sumbi. Bermula dari sini, gunung Tangkuban Perahu setelah Sangkuriang merasa marah pada Dayang Sumbi.

Dalam cerita Sangkuriang memuat sejumlah pesan moral seperti kejujuran, larangan berbuat curang, dan menghindari sikap sombong. Dalam cerita digambarkan bahwa setiap tindakan akan memiliki konsekuensi yang tak dapat dihindari.

6. Cerita Batu Belah

Cerita Batu Belah menceritakan tentang seorang nelayan, Malaihollo, yang berhasil mendapatkan ikan Papayana beserta telurnya. Pada lain waktu, Malaihollo meminta istri dan anak-anaknya untuk menjaga telur ikan tersebut karena diyakini dapat menjaga keselamatan para nelayan.

Sang ibu pun telah memperingatkan anak-anaknya untuk tidak memakan telur itu. Namun, karena lapar anak-anaknya tetap memakan telur itu sampai habis.

Setelah mengetahui kejadian tersebut, sang ibu merasa kesal dan memohon kepada sebuah batu besar di pantai untuk menelannya. Batu tersebut memenuhi permohonan sang ibu dengan terbelah menjadi dua lalu menelannya.

Cerita ini mencerminkan konsekuensi dari tindakan tidak bijaksana, seperti melanggar perintah dan merugikan orang lain, meskipun dilakukan dengan niat baik. Pesan moralnya menekankan pentingnya mendengarkan nasihat orang tua, mematuhi perintah, dan menjaga keselamatan keluarga.

7. Cerita Lutung Kasarung

Cerita Lutung Kasarung menceritakan kisah seorang raja yang memiliki tujuh putri. Salah satu putrinya bernama Purbasari. Purbasari diasingkan oleh saudara-saudaranya lantaran kecantikannya yang membuat mereka iri.

Purbasari hidup terpisah dengan saudara-saudaranya dan bertemu dengan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung merupakan seorang jelmaan lutung atau monyet yang sebenarnya adalah pangeran dari kerajaan tetangga.

Singkat cerita, mereka saling jatuh cinta dan menikah. Purbasari kemudian kembali ke kerajaannya dan menjadi ratu.

Cerita Lutung Kasarung mengandung pesan moral tentang ketabahan dalam menjalani lika-liku hidup yang berat. Ditegaskan bahwa kebaikan akan selalu mendapat kesempatan untuk menang atas kejahatan.

8. Cerita Si Pitung

Cerita Si Pitung mengisahkan kehidupan seorang pemuda yang rajin belajar mengaji dan dilatih silat oleh Haji Naipin di Rawa Belong.

Setelah belajar selama bertahun-tahun, Si Pitung menguasai ilmu agama dan bela diri. Dalam masa penjajahan Belanda di Indonesia, Si Pitung merasa iba melihat penderitaan rakyat kecil.

Bersama teman-temannya, Rais dan Jii, Si Pitung lantas merencanakan perampokan terhadap rumah-rumah orang kaya dan penguasa tanah.

Hasil rampokannya dibagikan kepada rakyat miskin dengan memberikan bantuan seperti beras kepada keluarga kelaparan, santunan kepada keluarga yang terlilit hutang rentenir, dan hadiah untuk anak yatim piatu.

Pesan moral dalam cerita ini mencakup tentang nasionalisme dan cinta tanah air yang digambarkan melalui tokoh utama Si Pitung yang melawan penjajah. Dalam cerita ini juga digambarkan adanya solidaritas pada warga yang mengalami kesulitan saat terjadinya penjajahan.

9. Cerita Kisah Putri Ular

Cerita Putri Ular bermula dari zaman dahulu kala di sebuah kerajaan di Simalungun, Sumatera Utara. Sang Raja memiliki seorang putri yang sangat cantik, dan kabar kecantikannya menarik perhatian seorang Raja Muda dari kerajaan tetangga.

Raja Muda berniat untuk menikahi Sang Putri dan mengirim utusan untuk melamar dengan restu Sang Raja.

Dengan senang hati Sang Raja menyetujui pernikahan tersebut, begitupun dengan Sang Putri. Namun, menjelang hari pernikahan, Sang Putri mengalami kecelakaan kecil yang membuatnya merasa kecantikannya telah berkurang.

Lantaran hal itu, dia berdoa agar Tuhan menghukumnya. Petir menyambar dan Sang Putri berubah menjadi ular besar. Sang Raja dan Permaisuri sangat terpukul menyaksikan putri mereka yang kini berwujud ular.

Pesan moral dalam cerita ini yakni menekankan pentingnya berusaha mencintai diri sendiri dalam keadaan apapun. Di sisi lain, dalam cerita juga memperingatkan agar memohon doa yang baik, khususnya berkaitan dengan diri sendiri.

10. Cerita Roro Jonggrang

Cerita Roro Jonggrang berlangsung di Jawa Tengah dan menceritakan pertempuran antara dua kerajaan tetangga, Kerajaan Pengging dan Kerajaan Baka. Saat peperangan, Bandung Bondowoso dari Kerajaan Pengging membunuh Prabu Baka, raja Kerajaan Baka.

Setelah memenangkan perang, Bandung Bondowoso jatuh cinta pada putri Prabu Baka, Roro Jonggrang. Dia melamarnya, namun Roro Jonggrang menolaknya. Bandung Bondowoso pun terus mengejar Roro Jonggrang. Hingga akhirnya Roro Jonggrang menyatakan bersedia menerima lamarannya dengan syarat membangun seribu candi dalam semalam. Dengan bantuan jin, Bandung Bondowoso hampir menyelesaikan tugas tersebut, tetapi Roro Jonggrang berhasil menggagalkannya dengan mengelabui bangsa jin.

Moral yang terkandung dalam cerita Roro Jonggrang menegaskan pentingnya untuk tidak memaksa keinginan dan selalu mempertimbangkan konsekuensi dari setiap tindakan yang diambil. Selain itu, cerita ini juga memberikan ajaran tentang nilai kejujuran dan pentingnya konsistensi dalam memenuhi janji yang diucapkan.

11. Cerita Bawang Merah-Bawang Putih

Setelah ibunya meninggal, Bawang Putih tinggal bersama saudara tirinya yang sombong, Bawang Merah dan ibu tirinya.

Bawang putih diperlakukan semena-sema yakni dengan membebankan semua pekerjaan rumah padanya. Bawang Putih tetap sabar menjalani kehidupannya yang penuh keterbatasan dan tekanan tersebut.

Hingga suatu hari, Bawang Putih bertemu dengan nenek tua yang membantunya ketika salah satu pakaian yang dicucinya terbawa arus sungai. Sebagai balasannya, Bawang Putih membantu membersihkan gua tempat tinggal nenek tua itu. Nenek tua lantas memberikan labu sebagai hadiah, dan Bawang Putih memilih labu yang kecil.

Ketika sampai di rumah labu itu dipecah oleh ibu tirinya yang marah dan ternyata di dalamnya terdapat banyak perhiasan.

Mengetahui hal itu, Bawang Merah mencoba melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Bawang Putih. Akan tetapi, yang didapatkan Bawang Merah berbanding terbalik dengan milik Bawang Putih.

Pesan moral dalam cerita Bawang Merah Bawang Putih menggambarkan tentang sikap baik dan kesabaran yang akan membuahkan hasil yang baik. Sementara itu, sikap iri hati akan membawa dampak buruk seperti yang terjadi pada Bawang Merah dan ibu tirinya.

12. Cerita Keong Mas

Cerita Keong Mas dimulai dari Kerajaan Daha, di mana Raja Kertamarta memiliki dua putri cantik, Dewi Galuh dan Candra Kirana. Candra Kirana ditunangkan dengan Raden Inu Kertapati, putra mahkota Kerajaan Kahuripan. Namun, Galuh Ajeng, saudari Candra Kirana, iri dan mengutuknya agar diusir dari istana.

Candra Kirana berubah menjadi keong emas dan dibuang ke laut. Di tengah pencarian Raden Inu, seorang nenek baik hati menemukan keong emas tersebut di sungai. Keong emas ini memiliki kemampuan ajaib, dapat berubah menjadi gadis cantik dan membuat masakan lezat untuk si nenek baik hati. Di sisi lain, Raden Inu yang tidak terpengaruh oleh tipu daya nenek sihir terus mencari Candra Kirana.

Pesan moral cerita ini menekankan untuk tidak bersikap iri dengki terhadap sesama. Di sisi lain, cerita ini juga memuat pesan moral tentang kebaikan hati dan tolong menolong serta tentang memegang teguh nilai yang benar dalam menjalani hidup.

13. Cerita Ande-ande Lumut

Cerita Ande-Ande Lumut mengisahkan tentang seorang pangeran bernama Ande-Ande Lumut yang mencari pasangan hidup. Saat banyak perempuan datang melamar, Ande-Ande Lumut menetapkan syarat untuk melewati sungai besar, yang dapat dicapai hanya dengan bantuan seekor Yuyu raksasa.

Akan tetapi, Yuyu memiliki syarat bahwa ia harus mencium setiap perempuan yang ingin menyeberang sungai. Klenthing Kuning, satu-satunya perempuan yang menolak syarat tersebut. Ande-Ande Lumut akhirnya memilih Klenthing Kuning sebagai pendamping hidupnya karena keberanian dan kejujuran perempuan itu.

Cerita ini mengandung pesan moral tentang pentingnya kejujuran, kesetiaan, dan bagaimana kebaikan dapat membawa kebahagiaan dalam hidup. Di sisi lain, cerita ini juga menggambarkan keberanian Klenthing Kuning untuk menentukan sikap menolak permintaan Yuyu raksasa.

14. Cerita Jaka Tarub

Cerita Jaka Tarub mengisahkan tentang seorang pemuda desa bernama Jaka Tarub yang gemar berburu. Suatu hari, dalam perjalanan berburu, Jaka Tarub menemukan sebuah kolam indah di tengah hutan. Di kolam tersebut, ia melihat tujuh bidadari sedang mandi, dan salah satunya bernama Nawang Wulan.

Saat mandi, para bidadari itu, melepaskan selendangnya dan meletakkannya di tempat yang aman. Namun Jaka Tarub mengambil salah satu selendang tersebut yang ternyata milik Nawang Wulan.

Akhirnya Nawang Wulan tak bisa kembali ke kayangan dan Jaka Tarub menikahi Nawang Wulan. Pasangan itu hidup bahagia dan memiliki seorang anak. Namun, suatu hari Nawang Wulan menemukan selendang yang disembunyikan Jaka Tarub. Dia kemudian memutuskan untuk kembali ke kahyangan.

Ringkasan cerita ini mencerminkan perjalanan Jaka Tarub yang menemukan cinta dengan Nawang Wulan setelah melanggar batas dengan mengambil selendang bidadari. Pesan moral yang dapat diambil adalah nilai-nilai kejujuran, kesetiaan, dan pentingnya menghormati kehendak orang lain.

15. Cerita Nyi Roro Kidul

Cerita Nyi Roro Kidul merupakan sebuah cerita rakyat Indonesia yang mengisahkan tentang Nyi Roro Kidul, seorang putri raja yang sangat cantik dan menjadi kesayangan sang raja. Menurut mitos Sunda dan Jawa, Nyi Roro Kidul dipercaya menguasai Laut Selatan.

Dalam cerita ini, Nyi Roro Kidul lahir dari Kanjeng Ratu Kidul, yang diciptakan oleh Dewa Kaping Telu. Keberadaannya seringkali dianggap sebagai tokoh yang memiliki kuasa atas Laut Selatan.

Nyi Roro Kidul juga sering menjadi tokoh dalam perfilman Indonesia, terdapat beberapa film seperti Kutukan Nyai Roro Kidul, Bangunnya Nyi Roro Kidul, Susuk Nyi Roro Kidul, Kisah Cinta Ratu Pantai Selatan, dan Nyi Roro Kidul. Cerita ini menjadi inspirasi dalam berbagai bidang, termasuk permainan daring, komik, dan permainan online.

Pesan moral yang dapat diambil dari cerita Nyi Roro Kidul mencakup nilai-nilai seperti menjaga kejujuran, kesetiaan, dan menghindari memaksakan kehendak pada orang lain. Selain itu, cerita ini juga memberikan gambaran tentang peran peranakan dan tanggung jawab dalam kepemimpinan seorang raja.

Baca juga artikel terkait CERITA RAKYAT atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Dhita Koesno