Menuju konten utama

Ringkasan Cerita Lutung Kasarung, Karakter, dan Pesan Moralnya

Berikut ini ringkasan cerita Lutung Kasarung dari Jawa Barat, karakternya, dan pesan moral yang bisa diambil.

Ringkasan Cerita Lutung Kasarung, Karakter, dan Pesan Moralnya
Ilustrasi Lutung Jawa. Ringkasan Cerita Lutung Kasarung, Karakter, dan Pesan Moralnya. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Ringkasan cerita Lutung Kasarung menyajikan berbagai macam karakter selain tokoh utama “Lutung Kesasar” serta mengandung pesan moral tertentu. Cerita rakyat ini bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran, misalnya dalam pelajaran bahasa Indonesia.

Karya sastra merupakan hasil rekaan ataupun imajinasi penulis yang dibuat berdasarkan kenyataan, pengalaman, ide, pandangan, dan kondisi sosial budaya. Teeuw (1982, hal 9), menyebutkan bahwa setiap suku di Nusantara punya tradisi sastranya masing-masing.

Cerita Lutung Kasarung berasal dari daerah Jawa Barat. Namun demikian, terdapat pula cerita Lutung Kasarung yang berasal dari Jawa Tengah.

Kisah itu dimuat dalam buku dengan judul serupa terbitan Kementerian Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Sumiyardana, 2017). Adapun ringkasan Lutung Kasarung bahasa Sunda yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia di bawah ini merujuk pada variasi kisah di Jabar.

Lantas, bagaimana cerita drama Lutung Kasarung?

Ringkasan Cerita Lutung Kasarung

Apa ringkasan dari cerita Lutung Kasarung? Kisah tersebut menampilkan kehidupan di Kerajaan Pasir Bang, dipimpin oleh seorang raja bernama Prabu Tapa Agung yang dikenal akan kebijaksanaan dan kearifannya.

Cerita Lutung Kasarung singkat menyuguhkan kehidupan dua putri Raja Tapa Agung yang belum melakukan pernikahan, yakni Purbasari dan Purbararang. Adapun lima sanak saudara lain yang sudah menikah meliputi Purba Kancana, Purba Endah, Purba Eyih, Purba Dewata, dan Purba Manik.

Berfokus pada dua perempuan yang belum menikah, cerita pendek Purbararang atau Purba Rarang ternyata sudah mempunyai tunangan bernama Raden Indrajaya. Pria tersebut digambarkan sebagai anak dari Menteri Kerajaan.

Mengingat usia Prabu Tapa Agung yang sudah lansia, pemimpin kerajaan ini berniat menyerahkan kekuasaan kepada salah satu anaknya. Namun demikian, Purbararang sebagai anak tertua tidak cukup kompeten lantaran terlalu buruk perilakunya.

Raja yang khawatir terhadap masa depan rakyat pun berniat menjadikan Purba Sari sebagai kandidat Ratu Kerajaan berikutnya. Kebijakan itu didasarkan pada sikap Purbasari yang dianggap baik, bijaksana, dan penuh kasih sayang.

Penetapan tersebut membuat Purbararang cemburu sehingga menjalankan aksi licik untuk menyingkirkan Purbasari. Ia bersama Indrajaya pergi ke kediaman penyihir, kemudian meminta agar calon ratu terkena penyakit aneh.

Siasat mereka berhasil, sehingga Purbasari yang dibilang kena kutukan mengalami pengasingan. Namun situasi pengasingan ternyata membuat putri raja yang terzalimi ini bangkit, bahkan sembuh dari penyakitnya.

Kesembuhannya terjadi lantaran pertemuan dengan Lutung Kasarung, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia “Lutung Kesasar”. Karakter Lutung Kasarung merupakan jelmaan Guru Midah dari Khayangan.

Purbasari sembuh dari penyakit bintik hitam lantaran berendam di danau. Setelah itu, Purba Sari kembali ke kerajaan karena dipaksa pulang oleh pengawal raja.

Melihat saudaranya pulang, Purbararang malah mengajak adu sayembara untuk menentukan siapa yang jadi pemimpin kerajaan berikutnya. Purbasari kala itu menyetujui permintaan kakak pertamanya dan memenangkan pertandingan.

Lomba itu berhasil diungguli Purba Sari berkat bantuan Lutung Kasarung. Putri yang telah dihina habis-habisan ini pun akhirnya diangkat sebagai Ratu Kerajaan Pasir Bang.

Adapun konsekuensi untuk pihak yang kalah sayembara saat itu adalah hukuman pancung. Lantaran kebijaksanaan dan kebaikan hati Purbasari, Purbararang pun dimaafkan dari sanksi yang seharusnya diberikan.

Lantas, apa alur dari cerita rakyat Lutung Kasarung? Kita dapat melihat bahwa alur kisah di atas menggunakan sistem maju. Kisah disampaikan secara runut mulai dari pengenalan, awal mulai konflik, puncak masalah, sampai penyelesaiannya.

Penokohan dan Karakter dalam Cerita Lutung Kasarung

Berbicara mengenai penokohan atau cara penulis menggambarkan tokoh, pencerita memposisikan diri sebagai orang ketiga serba tahu. Karakter Lutung Kasarung digambarkan punya sifat baik hati, berani membela yang benar, dan suka menolong.

Sebaliknya, tokoh Indrajaya Lutung Kasarung ditampilkan mempunyai kelicikan karena bersiasat menjatuhkan kedudukan Purbasari. Purbararang yang menjadi tunangannya juga memiliki sifat serupa, licik, jahat, dan suka menjatuhkan orang lain berdasarkan kepentingan pribadi.

Adapun Purba Sari ditampilkan karakternya sebagai putri raja yang baik hati, bijaksana, dan berani mengambil risiko. Berbagai karakter itu dipantau lewat peristiwa pahit yang telah dialaminya, namun tetap memaafkan kakaknya.

Terakhir, ada pula Prabu Tapa Agung yang sudah dideskripsikan dalam narasi bahwa dirinya merupakan orang bijak sekaligus arif. Seandainya kita pantau lebih rinci, raja tersebut juga merupakan seorang pemikir handal yang baik hati.

Pesan Moral dalam Cerita Lutung Kasarung

Beberapa pesan moral Lutung Kasarung dapat kita simpulkan berdasarkan cerita singkat di atas. Pertama, kita sebagaimana layaknya manusia seharusnya berbuat baik kepada sesama dan tidak menjatuhkan satu sama lain.

Adapun berdasarkan ringkasan cerita Lutung Kasarung di atas, kita juga bisa menemukan hikmah bahwa sesuatu yang baik akan selalu menang. Sementara keburukan yang berjalan hanya akan melahirkan nasib negatif lainnya.

Pesan moral cerita Lutung Kasarung ketiga adalah membantu orang yang membutuhkan bantuan. Seperti yang dilakukan tokoh bernama Lutung yang menggunakan kehebatannya untuk membantu Purbasari.

Selain itu, kita bisa memperoleh hikmah pula bahwa memaafkan merupakan perbuatan yang layak untuk dipuji. Mereka yang memaafkan bukan hanya menyudahi permasalahannya dengan orang lain, namun juga bisa dijadikan metode berdamai dengan keadaan batinnya sendiri.

Baca juga artikel terkait CERITA RAKYAT atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Edusains
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno