tirto.id - Kumpulan contoh cerita rakyat 2-3 paragraf yang dapat dituturkan dengan singkat kepada anak maupun peserta didik. Ringkasan cerita rakyat pendek 2-3 paragraf dalam artikel ini memuat pesan moral yang dapat dipelajari. Berikut ini kumpulan cerita rakyat singkat asal Indonesia.
Cerita rakyat menjadi salah satu warisan budaya dalam bentuk tradisi lisan yang banyak berkembang di tanah air. Dari ujung timur Papua hingga ujung barat Aceh, setiap wilayah di Indonesia memiliki sejumlah cerita rakyat yang berkembang secara turun temurun.
Di sisi lain, cerita rakyat dalam praktiknya, dapat dituturkan kepada anak-anak maupun orang dewasa. Selain mengandung nilai moral, cerita rakyat dapat membantu anak dalam perkembangan seperti pengetahuan kebahasaan dan sebagainya.
Kumpulan Cerita Rakyat Pendek 2-3 Paragraf Berbagai Daerah
Beberapa cerita rakyat mungkin telah familiar bagi kita. Cerita rakyat dari berbagai daerah ini akan membantu kita lebih memahami pesan-pesan moral yang berkembang di daerah lain. Berikut ini kumpulan cerita rakyat singkat:
1. Cerita Si Kabayan dari Jawa Barat
Dikisahkan, hiduplah seorang lelaki dengan perangai yang amat pemalas bernama Kabayan. Saban hari, tak jarang Kabayan bermalas-malasan di kediamannya, sehingga membuat istrinya, Iteung menjadi kesal.
Hingga suatu ketika, Iteung menyuruh Kabayan untuk mencari tutut (keong sawah). Berbekal malas mendengar celoteh sang istri, Kabayan lekas berangkat ke sawah. Namun, sampai petang menjelang, Kabayang tak kunjung pulang ke rumah. Sang istri yang sudah tidak sabar, segera menyusul ke sawah.
Betapa terkejut sang istri ketika sampai dan melihat Kabayan hanya mengorek-ngorek tutut dari pematang sawah karena enggan turun. Melihat itu, Iteung diam-diam mendekati sang suami, kemudian mendorong tubuhnya ke sawah. Alhasil, Kabayan jatuh sehingga bajunya menjadi basah kuyup karena air dan lumpur.
Pesan moral: Jangan jadi pemalas dan berpikirlah kreatif dalam menyelesaikan masalah.
2. Cerita Karupet Si Anak Ikan Duyung dari Papua Barat
Diceritakan, hiduplah seorang pria bernama Karupet yang memiliki tubuh bersisik karena lahir dari seekor duyung. Meskipun tidak sepertinya layaknya manusia normal, Karupet memiliki sikap pantang menyerah dan tangguh dalam menjalani kehidupan.
Karupet juga dikenal sebagai pria yang rendah hati serta banyak berkelakuan positif. Singkat cerita, Karupet berhasil mencapai kebahagiaan dalam hidup, bahkan berhasil menemukan cinta sejatinya yang bernama Ajolo.
Pesan moral: Setiap manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab itu, jangan pernah berkecil hati dan teruslah berbuat baik kepada sesama.
3. Cerita Pulau Tapai dari Riau
Di pesisir pantai Pulau Bintan, pernah hiduplah seorang lelaki bernama Ujang bersama ibunya yang pandai membuat tapai. Demi mengubah nasib, Ujang bekerja sebagai anak buah dengan seorang saudagar kaya yang datang.Benar saja, dalam beberapa tahun, Ujang telah berubah menjadi orang yang kaya serta berhasil. Namun ketika kembali berkunjung ke kampung halaman, Ujang lalai dan acuh kepada ibu kandungnya. Singkat cerita, kapal Ujang karam dihajar badai di tengah lautan.
Pesan moral: Sehebat-hebat seorang anak, tidak ada artinya jika melupakan keberadaan orang tuanya.
4. Cerita Kebo Iwa dari Bali
Di sebuah desa di Pulau Bali, diceritakan hiduplah seorang pemuda bernama Kebo Iwa. Ia memiliki tubuh besar dibandingkan manusia normal disertai nafsu makan yang luar biasa banyak. Namun, hal ini mendatangkan malapetaka bagi desa, karena Kebo Iwa kerap berbuat onar ketika kebutuhannya tidak tercukupi.
Hingga suatu ketika, warga desa menemukan cara untuk mengalahkan Kebo Iwa. Dengan iming-iming makanan, Kebo Iwa membangun sumur untuk sumber air desa yang kekeringan. Namun, ini adalah akhir ajal bagi Kebo Iwa, setelah warga desa menguburnya hidup-hidup.
Pesan moral: Jangan serakah dan tamak terlebih atas hak orang lain.
5. Cerita Menak Koncar dari Jawa Timur
Diceritakan, ada seorang demang bernama Dukoro yang gemar kawin serta tak segan mengambil istri orang. Benar saja, kali ini Dukoro mengincar Jinggosari, istri dari Marcuet yang memiliki kecantikan luar biasa.Demi mendapatkan Jinggosari, Dukoro memfitnah Mercury dengan emas dan permata. Namun, tindakan Dukoro itu, kelak mendatangkan petaka setelah kejahatannya tersingkap oleh Raja. Dukoro harus dihukum berat dan diasingkan.
Pesan moral: Jangan mengambil hak, memfitnah, dan berbohong kepada orang lain.
6. Cerita Si Pitung dari Betawi
Pada dahulu kala, hiduplah seorang jagoan terkenal di tanah Betawi dengan sebutan si Pitung. Dengan keahlian silatnya, si Pitung merampok harta orang-orang Belanda. Namun, harta itu tidak untuk dirinya, melainkan diberikan kepada rakyat yang tertindas.
Akan tetapi, si Pitung suatu ketika ditangkap Belanda, melalui siasat penculikan gurunya. Si Pitung yang begitu hormat kepada gurunya, terpaksa harus menyerahkan dirinya, sehingga Belanda dapat memberikan hukuman mati.
Pesan moral: Bantulah mereka-mereka yang tertindas sesuai kemampuan.
7. Cerita Putri Serindang Bulan dari Bengkulu
Dikisahkan, hiduplah seorang putri cantik yang membuat seorang terkemuka berniat menikahinya. Namun, ketika pesta pernikahan berlangsung, kutukan setiap malam bulan purnama yang membuat wajah putri menjadi buruk rupa sementara terjadi.Melihat wajah buruk rupa sang putri, sang pelamar menjadi undur untuk menikahinya. Jelas saja, hal itu membuat Putri Serindang Bulan kecewa serta pergi ke suatu hutan. Di hutan ini, Putri Serindang Bulan akan bertemu Setio Barat, orang yang mencintainya tak sekedar rupa fisik.
Pesan moral: Jangan mencintai seseorang karena fisik, karena rupa pasti akan menua.
8. Cerita Bulalo Lo Limutu dari Gorontalo
Diceritakan, pemuda bernama Moluo datang meminang Tilonggibila, putri raja yang terkenal akan kecantikannya. Tilonggibila yang angkuh dan sombong segera menolak, bahkan merendahkan Moluo.Akan tetapi, Tilonggibila mengatakan sesuatu hal yang salah kepada Moluo, yakni hanya menikahi lelaki yang mampu mengalirkan air ke atas bukit. Mendengar itu, Moluo tidak gantar, dan segera memulai mewujudkan permintaan sang putri. Meskipun demikian, di akhir, Tilonggibila tetap menolak pinangan Moluo setelah pintanya berhasil terwujud.
Pesan moral: Jangan pernah melanggar janji yang telah ditetapkan.
9. Cerita La Mellong dari Sulawesi Selatan
Dikisahkan, La Mellong dari Kerajaan Bone hendak melakukan hajatan namun kekurangan sumber daya bambu. Tidak kehabisan ide, La Mellong datang ke Kerajaan Wajo untuk menceritakan peliharaan kerbau di Kerajaan Bone yang amat banyak di setiap ruas batang bambu.
Benar saja, siasat cerdik La Mellong membuat pihak Kerajaan Wajo datang berbondong-bondong ke Kerajaan Bone sambil membawa banyak bambu. Namun, cerita La Mellong ternyata hanyalah bualan belakang. Pihak Kerajaan Wajo datang kecewa dan membuang bambu yang telah di bawah. Alhasil, kebutuhan bambu Kerajaan Bone untuk hajatan tercukupi.
Pesan moral: Jangan mudah percaya dengan orang lain.
10. Cerita Kawah Sikidang dari Jawa Tengah
Diceritakan, Pangeran Kidang Garung datang meminang Putri Shinta Dewi yang terkenal akan kecantikannya. Sang putri mulanya mengira, pinangan datang dari pangeran yang tampan serta kaya raya. Namun, betapa kagetnya, sang pangeran itu justru berkepala kijang.
Demi menggagalkan rencana pernikahan, Putri Shinta Dewi mengajukan syarat membuat sumur besar dalam sehari. Mendengar itu, Pangeran Kidang Garung segera mewujudkan keinginan sang putri. Namun, Putri Shinta Dewi diam-diam menyuruh prajurit memendam Pangeran Kidang Garung diam-diam dari atas sehingga tewas.
Pesan moral: Jangan mengingkari janji yang telah dibuat. Katakan secara jujur apabila keberatan atas sesuatu hal.
11. Malin Kundang Cerita Rakyat dari Sumatera BaratIlustrasi Malin Kundang. wikimediacommons/domain publik
Malin Kundang adalah seorang pemuda miskin yang tinggal bersama ibunya di sebuah desa pesisir. Karena kondisi keluarga yang sulit, Malin memutuskan pergi merantau dengan harapan bisa mengubah nasib. Setelah bertahun-tahun bekerja keras, ia menjadi saudagar kaya dan menikahi seorang wanita bangsawan. Namun, kesuksesan itu membuatnya lupa akan asal-usulnya.Ketika Malin kembali ke kampung halaman, ibunya sangat gembira dan bergegas menemui putranya. Namun, alih-alih menerima ibunya dengan penuh kasih sayang, Malin justru merasa malu dan menghardiknya. Ia bahkan tidak mengakui wanita tua itu sebagai ibunya karena merasa statusnya yang kaya tidak pantas memiliki ibu yang miskin. Perasaan sakit hati membuat sang ibu berdoa agar Tuhan menghukumnya.
Doa sang ibu terkabul. Ketika Malin hendak meninggalkan desa, tiba-tiba badai besar datang. Kapalnya hancur, dan Malin berubah menjadi batu. Hingga kini, batu Malin Kundang di Pantai Air Manis menjadi peringatan tentang pentingnya menghormati orang tua.
Pesan moral: Jangan pernah melupakan jasa orang tua yang telah membesarkan kita, dan hargai mereka apa pun keadaannya.
12. Legenda Danau Toba dari Sumatera UtaraDanau Toba. foto/Istockphoto
Seorang pemuda bernama Toba hidup sederhana sebagai petani dan nelayan. Suatu hari, ia menangkap seekor ikan yang sangat indah dan berbicara. Ikan itu adalah wanita yang dikutuk, dan mereka akhirnya menikah dengan satu syarat: Toba tidak boleh mengungkapkan asal-usul istrinya. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai seorang anak bernama Samosir.Namun, Samosir tumbuh menjadi anak yang nakal dan sering membuat Toba marah. Suatu hari, ketika Toba sedang kesal, ia lupa akan janjinya dan berteriak, "Dasar anak ikan!" Sang istri merasa kecewa karena janji itu dilanggar, dan ia kembali ke wujud aslinya. Tak lama, air meluap dari sungai dan menenggelamkan desa, membentuk Danau Toba dengan Pulau Samosir di tengahnya.
Legenda ini menjadi pengingat untuk selalu menepati janji, karena pelanggaran janji dapat membawa bencana. Kini, Danau Toba menjadi salah satu ikon wisata terkenal di Indonesia.
Pesan moral: Menepati janji adalah hal penting dalam menjaga kepercayaan dan hubungan.
13. Timun Mas Dongeng dari Jawa Tengah
Seorang ibu yang hidup sendiri di sebuah desa memohon kepada Tuhan agar diberi seorang anak. Suatu hari, seorang raksasa memberinya biji mentimun dan berkata, "Biji ini akan tumbuh menjadi anak, tapi saat dewasa, ia harus kuserahkan padaku." Dengan hati-hati, sang ibu menanam biji tersebut, dan benar saja, lahirlah seorang anak cantik bernama Timun Mas.Ketika waktunya tiba untuk menyerahkan Timun Mas, sang ibu merasa tidak tega. Ia meminta bantuan seorang pertapa yang memberikan empat benda ajaib: garam, cabai, biji timun, dan terasi. Ketika raksasa datang menagih, Timun Mas melarikan diri. Dalam pelariannya, ia menggunakan benda-benda itu untuk melawan raksasa. Garam berubah menjadi lautan, cabai menjadi gunung berapi, biji timun menjadi hutan bambu, dan terasi menjadi lumpur hisap.
Berkat kecerdikan dan keberaniannya, Timun Mas berhasil selamat dan hidup bahagia bersama ibunya. Hingga kini, kisah ini dikenang sebagai cerita tentang keberanian dan kecerdikan dalam menghadapi rintangan hidup.
Pesan moral: Keberanian dan kecerdikan dapat membantu kita menghadapi rintangan sebesar apa pun.
Cerita-cerita ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran berharga yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani