Menuju konten utama

5 Contoh Teks Amanat Pembina Upacara tentang Hari Kartini

Isi amanat pembina upacara Hari Kartini biasanya berisi pengenalan tentang inspirasi perjuangan R.A. Kartini. Berikut beberapa contohnya.

5 Contoh Teks Amanat Pembina Upacara tentang Hari Kartini
Ilustrasi peringatan Hari Kartini. Salah satu hal yang bisa dilakukan dalam peringatannya adalah menyampaikan amanat pembina upacara Hari Kartini. tirto.id/Fuad

tirto.id - Isi amanat pembina upacara Hari Kartini biasanya berisi pengenalan tentang inspirasi perjuangan R.A. Kartini, pentingnya pendidikan bagi perempuan, hingga kesetaraan gender. Berikut ini beberapa contoh amanat pembina upacara Hari Kartini di sekolah.

Setiap 21 April, masyarakat Indonesia memperingati Hari Kartini sebagai bentuk penghormatan atas perjuangannya. Raden Ajeng (RA) Kartini dikenal sebagai pelopor emansipasi perempuan di Indonesia.

Berkat keberaniannya, perempuan Indonesia mulai mendapat kesempatan yang sama dalam pendidikan dan kehidupan sosial. Atas jasanya, Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional melalui Keppres No. 103 Tahun 1964 oleh Presiden Soekarno.

Kumpulan Judul Amanat Pembina Upacara Hari Kartini

Sebelum menyampaikan amanat pembina upacara hari ini, sebaiknya tentukan judul terlebih dahulu. Berikut ini adalah kumpulan contoh judul yang bisa digunakan sebagai referensi amanat pembina upacara peringatan Hari Kartini.

  1. Semangat Kartini dan Peran Pemuda Masa Kini
  2. Menghidupkan Kembali Api Perjuangan Kartini
  3. Kartini sebagai Inspirasi Perempuan Indonesia
  4. Merayakan Kartini dengan Aksi Nyata
  5. Dari Kartini Kita Belajar Arti Perjuangan
  6. Menjadi Generasi Tangguh di Era Kartini Modern
  7. Jejak Kartini dalam Setiap Langkah Perempuan
  8. Kartini dan Mimpi Besar untuk Bangsa
  9. Wanita Hebat Lahir dari Semangat Kartini
  10. Semangat Kartini Menembus Batas Zaman
  11. Mengenal Nilai Kartini Lewat Tindakan Sehari-hari
  12. Kartini dan Perjuangan yang Belum Usai
  13. Perempuan Tangguh adalah Warisan Kartini
  14. Mewujudkan Cita-Cita Kartini Bersama
  15. Generasi Muda Menghidupkan Semangat Emansipasi
  16. Berkarya dan Menginspirasi seperti Kartini
  17. Kartini dan Arti Menjadi Mandiri
  18. Mengenang Kartini dengan Semangat Berkarya
  19. Semangat Kartini Menjadi Cahaya Perubahan
  20. Dari Kartini untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Kumpulan Teks Amanat Pembina Upacara tentang Ibu Kita Kartini

Pidato Hari Kartini juga dapat digunakan sebagai amanat pembina upacara hari Senin. Di bawah ini beberapa contoh yang singkat dan bermakna.

1. Kartini sebagai Inspirasi Perempuan Indonesia

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Yang saya hormati Bapak dan Ibu Guru, serta anak-anak yang saya cintai,

Hari ini kita berkumpul dalam suasana yang istimewa, yaitu untuk memperingati Hari Kartini. Hari ini bukan sekadar mengenang nama besar Ibu Kita Kartini, tapi juga saat yang tepat untuk merenungkan semangat perjuangan beliau.

Kartini hidup di masa ketika perempuan tidak punya banyak ruang untuk belajar dan berkembang. Namun, beliau tidak tinggal diam. Dengan pemikiran yang maju, ia memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan kesetaraan. Ia menulis, menyuarakan ide-ide, dan membuka jalan bagi generasi setelahnya.

Anak-anakku sekalian,

Perjuangan Kartini bukan hanya untuk perempuan, tapi juga untuk kemajuan bangsa. Karena bangsa yang hebat lahir dari generasi yang terdidik—baik laki-laki maupun perempuan. Kini, kita lihat banyak perempuan Indonesia yang menjadi pemimpin, guru, dokter, bahkan tokoh dunia. Itu semua tidak lepas dari api perjuangan yang dulu dinyalakan Kartini.

Tugas kita sekarang adalah meneruskan semangat itu. Jangan pernah ragu untuk bermimpi dan belajar. Jadilah generasi muda yang punya semangat, keberanian, dan kepedulian. Karena sesungguhnya semangat Kartini tidak hanya hidup di masa lalu—tapi harus terus tumbuh dalam diri kalian semua.

Mari jadikan Hari Kartini sebagai momen untuk terus berjuang, berkarya, dan memberikan yang terbaik bagi negeri ini.

Terima kasih atas perhatian kalian.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2. Dari Kartini Kita Belajar Arti Perjuangan

Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati Bapak/Ibu guru, serta anak-anak yang saya banggakan,

Hari ini kita memperingati Hari Kartini, sosok pahlawan perempuan yang tidak hanya dikenal karena keberaniannya, tapi juga karena semangat perjuangannya yang luar biasa. Dari kisah Kartini, kita tidak hanya mengenal tokoh sejarah—kita belajar tentang arti perjuangan yang sesungguhnya.

Kartini berjuang bukan dengan senjata, tapi dengan pena dan pikiran. Ia hidup di zaman ketika perempuan dipinggirkan, tidak diberi ruang untuk belajar, bahkan tidak bebas menentukan jalan hidupnya. Tapi beliau tidak menyerah pada keadaan. Ia menulis, berpikir, dan menyuarakan bahwa perempuan juga berhak untuk maju dan berpendidikan.

Perjuangan seperti ini bukanlah hal yang mudah. Kartini melawan tradisi yang kuat dan pandangan masyarakat yang sempit. Tapi justru dari sanalah kita bisa belajar, bahwa perjuangan itu butuh tekad, keberanian, dan keyakinan. Ia tahu mungkin ia tidak akan langsung melihat hasilnya, tapi ia percaya bahwa langkah kecilnya akan membawa perubahan besar suatu hari nanti.

Anak-anakku yang saya banggakan,

Hari ini perjuangan belum selesai. Kita memang sudah hidup di zaman yang lebih bebas, lebih terbuka, tapi bukan berarti tidak ada tantangan. Perjuangan sekarang adalah bagaimana kalian terus belajar, tidak cepat menyerah, dan mampu membuktikan bahwa anak muda Indonesia bisa berprestasi dan membawa perubahan.

Jadi, dari Kartini kita belajar bahwa perjuangan tidak selalu tentang hal besar. Kadang, perjuangan itu sesederhana tetap semangat belajar walau sulit, tetap jujur meski tergoda mencontek, atau tetap sopan dan santun di tengah zaman yang makin bebas.

Mari kita teruskan semangat Kartini, dengan menjadi pribadi yang kuat, mandiri, dan punya tekad untuk terus berkembang.

Terima kasih atas perhatian kalian.

3. Mewujudkan Cita-Cita Kartini Bersama

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Bapak/Ibu guru yang saya hormati, serta siswa-siswi yang saya banggakan,

Setiap tanggal 21 April, kita selalu memperingati Hari Kartini. Tapi mari kita bertanya sejenak—apa sebenarnya makna dari peringatan ini? Apakah cukup dengan mengenakan kebaya atau menyebut nama Kartini dalam upacara? Tentu tidak. Lebih dari itu, Hari Kartini adalah momen untuk mengingat dan meneruskan cita-cita besar yang pernah ia perjuangkan.

Ibu Kita Kartini bercita-cita agar perempuan bisa mendapatkan kesempatan yang setara—dalam pendidikan, dalam berkarya, dalam menentukan jalan hidup. Cita-cita itu bukan hanya untuk dirinya, tapi untuk semua generasi setelahnya. Ia menanam harapan agar perempuan tidak lagi dipinggirkan, agar perempuan bisa maju sejajar tanpa harus kehilangan jati diri.

Hari ini, kita hidup dalam dunia yang jauh lebih terbuka. Perempuan bisa sekolah tinggi, menjadi pemimpin, berkarya di berbagai bidang. Tapi perjuangan itu belum selesai. Masih ada tugas besar yang harus kita jalankan bersama—yaitu memastikan bahwa nilai-nilai keadilan, semangat belajar, dan keberanian menyuarakan kebenaran terus hidup dalam diri kita.

Anak-anakku,

Mewujudkan cita-cita Kartini bukanlah tugas perempuan saja. Ini adalah tanggung jawab kita bersama—baik laki-laki maupun perempuan. Kita bisa memulainya dari hal-hal sederhana: saling menghargai, mendukung teman yang ingin belajar lebih jauh, atau tidak membeda-bedakan orang hanya karena gender.

Bersama, kita bisa menciptakan lingkungan sekolah yang adil, saling menghargai, dan penuh semangat untuk maju. Dan dari sinilah cita-cita Kartini bisa tumbuh, bukan hanya sebagai kenangan sejarah, tapi sebagai kenyataan yang kita bangun bersama setiap hari.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

4. Kartini dan Arti Menjadi Mandiri

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Bapak/Ibu guru yang saya hormati, serta anak-anak yang saya sayangi,

Hari ini kita kembali mengenang sosok R.A. Kartini. Bukan sekadar mengenang nama atau menyampaikan kata-kata mutiara, tapi juga memahami nilai-nilai yang beliau perjuangkan. Salah satu hal penting yang bisa kita pelajari dari Kartini adalah makna kemandirian.

Kartini tidak hanya memperjuangkan kesetaraan, tapi juga menekankan pentingnya perempuan untuk berdiri di atas kaki sendiri—berpikir sendiri, memilih sendiri, dan berjuang untuk masa depan sendiri. Di zamannya, itu adalah hal yang luar biasa dan sangat berani.

Kemandirian yang dimaksud Kartini bukan berarti harus berjalan sendiri atau tidak membutuhkan orang lain. Tapi kemandirian adalah tentang punya pendirian, mau belajar, dan bisa mengambil keputusan yang baik untuk diri sendiri.

Anak-anakku yang saya banggakan,

Menjadi mandiri bukan soal usia, tapi soal sikap. Kalian bisa mulai dari hal-hal kecil: mengatur waktu belajar tanpa disuruh, bertanggung jawab atas tugas sekolah, hingga berani berkata ‘tidak’ pada hal yang salah.

Semangat mandiri seperti inilah yang harus terus kita tumbuhkan—di sekolah, di rumah, dan dalam pergaulan. Karena bangsa yang besar dibentuk oleh generasi muda yang tidak hanya pintar, tapi juga mandiri dan bertanggung jawab.

Mari kita teruskan semangat Kartini, dengan menjadi pribadi yang berani berpikir, berani bermimpi, dan berani berusaha. Karena dari situlah kemandirian tumbuh, dan masa depan dimulai.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

5. Mengenal Nilai Kartini Lewat Tindakan Sehari-hari

Selamat pagi semuanya,

Salam hangat untuk Bapak/Ibu guru dan seluruh peserta upacara yang saya banggakan,

Kalau kita mendengar nama Kartini, mungkin yang langsung terlintas adalah perjuangan, kesetaraan, atau kebaya. Tapi sebenarnya, nilai-nilai yang Kartini bawa tidak harus selalu kita temukan di buku sejarah. Nilai itu bisa kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari—kalau kita mau peka dan membuka mata.

Kartini mengajarkan kita tentang keberanian untuk bersuara, semangat untuk terus belajar, dan keyakinan bahwa perempuan juga punya hak untuk berkembang. Tapi nilai-nilai itu tidak harus kita wujudkan dengan hal besar. Justru, kita bisa memulainya dari hal kecil yang kita lakukan setiap hari.

Misalnya, ketika kamu membantu teman yang kesulitan belajar, kamu sedang menerapkan semangat Kartini: berbagi ilmu. Saat kamu menghargai pendapat teman perempuan di kelas, itu juga bagian dari semangat Kartini: menghormati kesetaraan. Dan saat kamu rajin belajar tanpa disuruh, itulah bentuk perjuangan versi dirimu sendiri.

Anak-anakku,

Kartini bukan hanya milik masa lalu. Ia hidup dalam sikap kita hari ini. Dalam cara kita memperlakukan orang lain, dalam bagaimana kita menyikapi perbedaan, dan dalam semangat kita menghadapi tantangan.

Jadi, mari kita tidak hanya mengenal Kartini lewat cerita, tapi juga lewat aksi nyata. Tidak perlu menunggu momen besar untuk jadi berarti. Karena sering kali, perubahan dimulai dari kebiasaan kecil yang dilakukan dengan tulus.

Sekian yang bisa saya sampaikan. Semoga semangat Kartini bisa terus hidup dalam langkah kita, setiap hari.

Selamat memperingati Hari Kartini.

Baca juga artikel terkait HARI KARTINI atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Edusains
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Nisa Hayyu Rahmia