Menuju konten utama

11 Puisi tentang Ibu Kartini Singkat untuk Hari Kartini 2024

Merayakan Hari Kartini biasanya dengan mengadakan kegiatan, seperti lomba membaca puisi Ibu Kita Kartini. Temukan puisi tentang Ibu Kartini singkat di sini.

11 Puisi tentang Ibu Kartini Singkat untuk Hari Kartini 2024
Sejumlah anak menyusun gambar tokoh wanita Indonesia RA. Kartini di Solo, Jawa Tengah, Rabu (21/4/2020). ANTARA FOTO/Maulana Surya/aww.

tirto.id - Kumpulan puisi tentang Ibu Kartini berikut ini bisa digunakan untuk merayakan Hari Kartini 2024. Misalnya, saat mengikuti lomba membaca puisi Ibu Kita Kartini di sekolah.

Adapun Hari Kartini tahun ini jatuh pada hari Minggu Tanggal 21 April 2024. Hari Kartini diperingati untuk mengenang jasa salah satu pahlawan nasional wanita, Raden Ajeng (R.A.) Kartini.

R.A Kartini semasa hidupnya telah berjuang supaya derajat para wanita Indonesia bisa terangkat. Lahir pada 21 April 1897, Kartini tanpa mengenal kata lelah berusaha untuk memperjuangkan emansipasi wanita melalui buah pikiran dan tulisannya.

Hal ini supaya kaum wanita tak dipandang sebelah mata. Di samping itu, dia turut memprakarsai pendidikan bagi kaum wanita dan mendirikan sekolah.

R.A Kartini meninggal dunia pada tanggal 17 September 1904. Usahanya tersebut telah membuat banyak wanita Indonesia menjadi terinspirasi. Oleh karena itu, tanggal 21 April ditetapkan sebagai Hari Kartini.

11 Puisi Ibu Kita Kartini untuk Peringati Hari Kartini 2024

Untuk merayakan Hari Kartini biasanya dengan mengadakan berbagai kegiatan bermanfaat. Seperti lomba fashion show mengenakan kebaya, pidato dengan tema perempuan, dan membaca puisi Ibu Kartini singkat, misalnya, puisi Habis Gelap Terbitlah Terang.

Berikut ini kumpulan puisi Raden Ajeng Kartini singkat, tetapi sarat akan makna, sebagaimana dikutip dari buku Puisi untuk ibu Kartini: Puisi Pilihan Event 2nd Anniversary Paper dan Ink (2018) karya Clarisa, dkk.

1. Kartini Pengejar Mimpi

Oleh: Afif Maulana

Kartini kartini pengejar mimpi

Menyusuri bukit penuh duri

Memikul mimpi yang terangkai suci

Semangatnya membelah langit dan bumi

Menggoreskan pena di dalam hati

Kartini-kartini pengejar mimpi

Terbangkan nama ibu pertiwi

Melangkah kaki di atas lautan api

Tak gentar walau musuh menghalangi

Melangkah kaki dalam kesunyian diri

Kartini yang senantiasa mengejar mimpi

Takkan lupa akan janji suci nan abadi

Senantiasa menari sepanjang khatulistiwa

Senantiasa mengukir seluas samudera

Senantiasa bersimpuh dalam doa

Kartini-kartini pengejar mimpi

Ciptakan sejarah sepanjang masa

Tiupkan seruling syahdu irama

Sinarkan lentera terangi cakrawala

Berjuang dalam sepenuh nyawa

Kartini-kartini pengejar mimpi

Engkaulah wajah-wajah ibu pertiwi

2. Inspirasi Ibu Pertiwi

Oleh: Aila Azhura Aslamia

Dikala sunyi....

Aku sendiri hanya sepi yang menghampiri

Engkau datang menginspirasi

Oo.. Ibu pertiwi...

Dengarlah puisiku ini

Engkau laksana sebatang pohon

Yang tumbuh di tanah kelahiranku,

Kekuatan akarmu

Mampu menahan ketegaran batang pohonmu

Dari terjangan angin sekaras apapun

Oh... Ibu pertiwi...

Sosokmu... Menginspirasi

Para pemuda pemudi

Sedikitpun kau tak akan lari

Meskipun maut menghampiri

Oh... Ibu pertiwi...

Namamu selalu dihati

Abadi tak kan terganti...

Ibu... Kartini... Ibu pertiwi

3. Ksatria Wanita Indonesia

Oleh: Aisyah Nabilla

Ketika mereka menganggap wanita rendah

Disitulah kau memendam amarah

Ketika mereka berargumen wanita tak pantas sekolah

Kau datang berusaha mematahkannya

Kau datang menyelamatkan negeri ini

Dari tangisan wanita yang merindukan edukasi

Cita-citamu murni untuk negeri

Berjuang mengedepankan emansipasi

Kartini bagi perempuan laksana pahlawan

Kartini bagi perempuan laksana bintang

Kartini bagi perempuan laksana perwira

Kartini bagi perempuan laksana ksatria

Tak ada yang lebih berani darinya

Sang wanita perwira pahlawan

Negara Sang wanita yang pantang mundur sebelum setara

Memperjuangkan hak-nya dengan jiwa dan raga

4. Demi Aku, Kartinimu, dan Bianglala

Oleh: Ali Mufti

Nak, lawanlah tidurmu

Redup nyala lilin itu rayuan waktu, agar lelapmu kian bersemayam

Mimpi-mimpi itu pun kebohongan, darinya (waktu), si jahat yang mengincarmu

“Tak ada bedanya dengan apa yang ada di luar sana,

begitu kejam,

biarkan saja, Bu!

Kupeluk waktu, dipapah Ibu.”

Jangan, Nak!

Ingatlah betapa ibu paksakan senyum dahulu,

dalam payah menyajikan riangmu

Karena aku Kartinimu

Lekaslah melompat,

langkahi sanubari yang merundung

Sambutlah doa-doaku yang dijawab-Nya

Lekaslah, Nak!

Demi aku, Kartinimu

5. Mengenang Kartiniku

Oleh: Alifia Intan Karima

Terngaung akan sebuah figur elok

Meraut nama dalam lintas sejarah

Tertutur indah santun dalam suatu pokok

Terajut keselarasan, membantang duka lara

Membungkam keselarasan sang ibunda

Menyakralkan kehangatan bunga negara

Terangi gelapnya isi bumi

Tentramkan hati, kaum insani

Bagai pendongkrak dunia

Runtuhkan ancaman kaum jahiliyah

Tegak kan kewajiban

Tuk hapus kemunafikan

Terlintas bayangan sosok kartini

Menguras problematika negeri nan pilu

Robohkan fitur anarki

Goreskan sejarah bak harum mewangi di bumi pertiwi

Ibu kartini..

6. Jangan Mengaku Kartini

Oleh: Dean Perdana

Mereka berkata “Ibu kita Kartini.”

Siapa kalian, yang berani berkata seperti itu

Jangan mengaku kalian ibu kita Kartini

yang bersaksi kepada Nusantara yang tak berdosa itu

Mereka berlantang “Ibu kita Kartini.”

Siapa kalian, yang sengaja menjadi ibu kita Kartini

Jangan sekali-kali menjadi ibu kita Kartini

Filosofi Nusantara saja tak mengerti

Mereka berikrar “Ibu kita Kartini.”

Siapa kalian, yang sengaja berkata seenaknya

Masih saja membuang sampah di sungai

Tidak pantaslah mengaku ibu kita Kartini

Masih saja tidak cinta tanah air sendiri

Tidak pantaslah berikrar ibu kita Kartini

7. Dia Itu Superhero!

Oleh: May Pochan

Kesiur angin mengabarkan

Wanita luar biasa dengan segala perjuangan

Banyak hal yang dikorbankan

Waktu,

Tenaga,

Fikiran,

Hingga perasaan.

Cicitan burung menyampaikan

Wanita Jepara dengan seluruh keuletan

Memperjuangkan kemerdekaan

Kebebasan,

Kemajuan,

Kesetaraan.

Semilir angin membisikan

Wanita cantik pemilik kesabaran

Perjuangannya lekat dalam ingatan.

Meninggalkan beribu kenangan.

8. Wanita Istimewa

Oleh: Nufriyanti

Teruntuk Wanita teristimewa

semoga dalam lindungan sang Maha Kuasa.

Kita adalah hambaNya

yang terlahir sederajat dan dengan tujuan yang sama,

hanya takdirlah yang membedakan kita

Mungkin rasa minder sempat tersemat dihatimu sahabatku,

Bahkan orang hanya memandangmu sebelah mata

dan mengatakan hal buruk kepadamu

Engkau tak peduli dengan caci maki mereka

kau tidak membalas benci kepada mereka

hanya senyuman yang mampu engkau aturkan,

kau jadikan itu hanyalah sebuah penguat semangat.

Kau tutup cacian mereka dengan sebuah prestasi yang membanggakan.

Engkau memiliki cara terunik di Setiap langkah yang engkau kerjakan,

karena beda adalah istimewa.

Hatimu tabah terpancar nyata

laksana bulan yang tetap bersinar diantara bintang-bintang.

9. Antara Kartini dan Kita

Oleh: Ananda Cahyo Wibowo

Sajak ini adalah antara Kartini dan Kita

Antara Hawa dan merajut bangsa

Antara ambisi, impian dan cita

Aku membuka mata

Pada pena yang mengukir lembar

Bersiratkan hukum waris yang akan kami emban:

Mengabdi, dengan sabar berbakti pada negeri

Bernyanyi inspirasi, dengan tekun memberi dan berbagi

Ketulusan hati, bagaimana ikhlas dalam menerima segala kehendak Ilahi; dan

Bermimpi. Ya, Mimpi

Akan menggapai angan yang kami gantung bersama cita dan harapan

Menebar kasih antara sukma dan raga, dalam

Merajut sutra pada zamrud khatulistiwa

Bait ini adalah antara Kartini dan Kita

Kita, Insan yang tak letih merayu Tuhan Karena Kami tahu,

“Teruslah berharap dan berangan, Selagi Engkau masih dapat bermimpi”

10. R.A. Kartini

Oleh: Ananda Putra Brahmana

R.A Kartini...

21 April 1879

Tanggal kelahirannya

Puteri Indonesia

Ia....

Pahlawan indonesia

Pahlawan wanita

Ia menciptakan buku

Habis gelap terbitlah terang

Judul buku itu

Banyak yang menjadikan motivasi

Terutama untuk orang

Yang gagal

Sekarang.....

Ia sudah tenang

Di rumah bapa

Terima kasih kartini

11. Lentera Wanita

Oleh: Andi Lola Amelia

Ku terpesona melihat ketangguhannya

Citra dan kharismanya

Seakan menggoncang manipulasi yang ada

Hingga relung tuk kembali lagi mengacau dalam asa

Seantero berdecak kagum padanya

Sesosok wanita yang berhati ikhlas dan terala

Bagai lentera yang terus menyala

Di kalangan wanita yang sedang tersiksa

Sesosok wanita yang rela teranas dalam nestapa

Merangkak dengan kerja keras yang luar biasa

Mengabdi pada negara dan melanggar aturan keluarga

Demi emansipasi wanita yang begitu berharga

Terkungkung dalam kebodohan yang nyata

Membuatnya bangkit dari ilusi yang mengaduk-aduk jiwa

Dengan semangat menggebu dalam dada

Melawan amukan sang raja

Pengorbanan yang begitu menguras tenaga

Tak membuat cita-citanya yang mulia

Terbang dan terhempas seketika

Tak ada kata menyerah dalam prinsipnya

Maju, maju dan terus maju

Membebaskan kaum wanita dari kesengsaraan yang membara

Dan tak ada lagi cita-cita yang menjadi angan-angan saja

Hingga rona kebahagian itu tampak pada mereka

Wahai engkau sosok wanita yang mulia

Terima kasih atas segala pengorbananmu yang begitu bermakna

Engkau bagaikan lentera

Yang menerangi cita-cita kaum wanita dari gelap gulita

Baca juga artikel terkait HARI KARTINI atau tulisan lainnya dari Tifa Fauziah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Tifa Fauziah
Penulis: Tifa Fauziah
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Penyelaras: Ibnu Azis