tirto.id - Sejumlah situs dan platform internet global sempat mengalami gangguan pada Selasa (18/11/2025) malam. Gangguan ini menyebabkan ribuan pengguna tidak bisa mengakses berbagai platform besar, termasuk X [dulu bernama Twitter], Canva, hingga ChatGPT.
Berdasarkan pantauan Tirto pada 22.42 WIB, layanan di sejumlah platform sudah bisa kembali diakses dan digunakan sebagaimana biasanya.
Melansir Reuters, layanan ini terganggu akibat masalah internal di perusahaan infrastruktur web yang menangani sekitar 20% lalu lintas internet dunia, yaitu Cloudflare.
Cloudflare menyampaikan gangguan mulai terjadi dan diselidiki sekitar pukul 06.40 waktu AS. Perusahaan menyebut tengah melakukan perbaikan dan mengingatkan sebagian pengguna dimungkinkan masih merasakan dampaknya hingga sistem pulih sepenuhnya.
Menurut data Downdetector, laporan gangguan Cloudflare mencapai puncaknya hampir 5.000 laporan. Akan tetapi humlahnya menurun menjadi sekitar 600 laporan pada pukul 08.00 waktu AS.
Downdetector melacak gangguan dengan mengumpulkan laporan status dari berbagai sumber. Karena angka-angka tersebut didasarkan pada laporan yang dikirimkan pengguna, jumlah sebenarnya pengguna yang terdampak dapat bervariasi.
"Kami melihat lonjakan lalu lintas yang tidak biasa ke salah satu layanan Cloudflare mulai pukul 11.20 UTC. Hal itu menyebabkan beberapa lalu lintas yang melewati jaringan Cloudflare mengalami kesalahan," kata perusahaan itu.
"Kami semua siap sedia untuk memastikan semua lalu lintas dilayani tanpa kesalahan,” sambungnya.
Tak hanya media sosial, sejumlah website juga mengalami gangguan imbas tumbangnya Cloudflare. Di Indonesia, yang terdampak di antaranya adalah situs BMKG, situs Sekretariat Presiden, dan sejumlah situs media online.
Layanan Cloudflare sendiri digunakan oleh banyak bisnis di dunia, untuk membantu mengelola dan mengamankan lalu lintas atau traffic sebagian besar situs web.
Salah satu layanan yang disediakannya adalah perlindungan terhadap serangan Distributed Denial of Service/DDoS, yaitu ketika pelaku kejahatan siber mencoba membebani sistem situs web dengan begitu banyak permintaan lalu lintas sehingga tidak dapat berfungsi.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Bayu Septianto
Masuk tirto.id


































