tirto.id - Stres identik dengan hal negatif. Kemacetan, lingkungan kerja toksik, biaya hidup mahal, bahkan sakit berkepanjangan, dapat menjadi pemicu stres yang berdampak buruk bagi diri sendiri.
Singkatnya, stres adalah respons negatif dari pikiran atau tubuh manusia ketika dihadapkan pada situasi yang umumnya tidak menyenangkan. Kira-kira begitulah persepsi umum kita terhadap stres.
Definisi stres seperti dijelaskan di atas memang tidak salah. Akan tetapi, tidak semua stres yang kita alami bersifat negatif dan merugikan. Ada pula jenis stres baik, yang disebut eustress atau stres positif. Hal ini justru bermanfaat membantu manusia terus berkembang, termotivasi, dan bahkan hidup lebih lama. Tak seperti stres negatif (distress) yang melemahkan pikiran dan tubuh, eustress membuat pikiran tetap tajam dan tubuh menjadi lebih tangguh.
Istilah eustressdiperkenalkan oleh ahli endokrinologi Hans Selye pada dekade 1970-an. Berasal dari awalan Yunani eu- yang berarti 'baik' atau 'menguntungkan', eustress adalah bentuk stres sehat yang mampu memberi tantangan positif bagi manusia. Hal itu biasanya muncul ketika seseorang menghadapi situasi yang membuatnya bersemangat atau termotivasi.
Contoh paling mudahnya adalah ketika seseorang memulai pekerjaan di tempat baru. Pada situasi tersebut, seseorang akan memiliki semangat baru karena merasa kemampuannya bakal membawa hal positif baik bagi dirinya maupun lingkungan barunya. Di saat-saat seperti itu, seseorang merasa bahwa dia memegang kendali penuh atas hidupnya. Dia pun percaya, hasil yang didapatkan kelak bakal sepadan dengan upaya yang dilakukan.
Hal yang sama terjadi ketika seseorang, misalnya, sedang mempelajari keterampilan baru, terlibat dalam olahraga kompetitif, mempersiapkan presentasi penting, bepergian ke tempat baru, atau memulai proyek pribadi seperti merakit, menulis, dan lain-lain. Situasi-situasi itu juga menjadi stressor bagi seseorang. Bedanya, stres yang dihasilkan adalah eustress, perasaan campur aduk antara kegembiraan dan kegugupan, tetapi tidak sampai memicu rasa panik, takut, dan semacamnya.
Eustress sering kali disertai dengan munculnya motivasi, kejelasan tujuan, dan antusiasme. Itu adalah kekuatan yang mendorong atlet berlatih lebih keras, siswa belajar lebih rajin, serta pengusaha yang mempersiapkan segalanya dengan matang sebelum memulai bisnis.
Makin Sering (Eu)stres, Makin Panjang Umur?
Eustress memicu respons hormonal yang mirip dengan distress. Akan tetapi, ada perbedaan krusial di antara keduanya. Alih-alih membebani tubuh, eustress memberikan rangsangan yang tepat untuk meningkatkan fungsi otak, kekebalan tubuh, dan ketahanan emosional.
Eustress mendorong neuroplastisitas, yaitu kemampuan otak untuk membentuk koneksi saraf baru. Menantang diri sendiri secara intelektual, misalnya mempelajari bahasa baru, menguasai alat musik, atau memecahkan masalah yang kompleks, dapat membantu menjaga otak tetap aktif.
Stimulasi mental ini penting untuk mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan demensia. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang secara rutin terlibat dalam aktivitas yang menantang secara mental cenderung memiliki ingatan dan fungsi kognitif yang lebih baik seiring bertambahnya usia.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal The Gerontologist menemukan, orang dewasa tua yang terlibat dalam aktivitas pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning), seperti membaca, memecahkan teka-teki, dan mengikuti kursus, mengalami penurunan kognitif lebih lambat dibandingkan mereka yang tidak melakukannya. Ini menunjukkan peran eustress dalam menjaga kesehatan otak dari waktu ke waktu.
Adapun secara emosional, eustress membantu membangun daya tahan. Paparan berulang terhadap tantangan yang dapat dikelola membuat kita lebih mudah beradaptasi. Ini adalah proses yang dikenal sebagai vaksinasi stres (stress inoculation). Stres dalam dosis kecil dan terkendali akan membantu kita mempersiapkan diri untuk tantangan yang lebih besar di masa depan, mirip dengan cara kerja vaksin untuk sistem kekebalan tubuh.
Penelitian yang terbit di Journal of Personality and Social Psychology (2010) membuktikan, orang yang mengalami kesulitan hidup dalam tingkatan sedang cenderung lebih bahagia, optimis, dan tangguh secara mental, dibandingkan mereka yang menghadapi kesulitan ekstrem atau tanpa tantangan sama sekali. Artinya, eustress dalam kadar seimbang bisa menjadi pelindung psikologis terhadap masalah kesehatan mental.
Pada tingkat hormonal, distress kronis membanjiri tubuh dengan kortisol, hormon yang melemahkan sistem kekebalan, merusak sel, dan mempercepat penuaan. Eustress, di sisi lain, memicu pelepasan adrenalin dan dopamin yang lebih seimbang.
Kombinasi tersebut bermanfaat meningkatkan motivasi, kewaspadaan, bahkan mengaktifkan mekanisme perbaikan seluler. Stres jangka pendek, seperti olahraga fisik atau puasa, dapat memicu autofagi, proses pembersihan sel tubuh dari komponen yang rusak, yang pada akhirnya memperlambat proses penuaan.
Aktivitas fisik, misalnya High-Intensity Interval Training (HIIT), serta puasa intermiten, menciptakan stres terkendali pada tubuh. Hal itu dapat merangsang biogenesis mitokondria (pembentukan mitokondria baru) yang nantinya dapat meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi risiko penyakit terkait usia.
Tak hanya secara hormonal dan emosional, eustress juga mendorong perilaku yang berkontribusi pada umur panjang. Berolahraga secara teratur, menjaga hubungan sosial, dan mengejar tantangan intelektual, semuanya didorong oleh eustress. Kebiasaan tersebut tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga mengurangi peradangan kronis, risiko penyakit jantung, diabetes, dan penyakit terkait usia lainnya.
Penelitian yang diterbitkan di The Lancet membuktikan, aktivitas fisik secara teratur dapat mengurangi risiko kematian dini hingga 30 persen. Ini sekaligus menekankan bahwa perilaku yang didorong oleh eustress, seperti olahraga konsisten, dapat berdampak besar pada umur panjang dan kesehatan secara keseluruhan.
Memberi Beban yang Tepat kepada Hidup
Untuk merasakan manfaat eustress, penting untuk memperkenalkan tantangan yang tepat dalam hidup. Mulailah dengan menetapkan tujuan yang bermakna dan menantang, tetapi tetap realistis.
Sebagai misal, jika ingin mengikuti maraton, Anda bisa mulai dengan target kecil seperti berlari 5 kilometer, lalu meningkatkannya secara bertahap. Setiap pencapaian akan memotivasi Anda untuk terus maju.
Keluar dari zona nyaman juga penting untuk mendorong pertumbuhan. Anda bisa mencoba berbicara di depan umum, menangani proyek baru di tempat kerja, atau bepergian ke tempat asing. Bergabung dengan klub atau komunitas yang sesuai dengan minat dapat memperluas jaringan sosial sambil memberikan tantangan baru.
Selain itu, Anda juga perlu mengubah cara pandang terhadap stres. Lihat stres sebagai alat untuk berkembang, bukan sesuatu yang harus dihindari. Teknik mindfulness, meditasi, dan pernapasan dalam, dapat membantu mengelola kecemasan dan meningkatkan fokus.
Singkat kata, dengan memberikan jenis tantangan yang tepat pada diri sendiri, kita dapat meningkatkan fungsi kognitif, ketahanan emosional, dan kesehatan fisik.
Dengan menumbuhkan, merangkul, dan mengelola eustress secara tepat, hidup kita tidak hanya cuma lebih lama, tetapi juga lebih bermakna. Seperti mendung yang tak selamanya hujan, stres pun tidak selamanya merugikan.
Catatan:
Frasa pertama tajuk artikel ini diambil dari judul lagu ciptaan Deddy Dores, "Mendung Tak Berarti Hujan", di dalam album Deddy Dores Volume 2 (1995).
Penulis: Yoga Cholandha
Editor: Fadli Nasrudin