Menuju konten utama

Mengenal 7 Bentuk Mental Block dan Cara Mengatasinya

Mengenal apa itu mental block, tujuh bentuk serta bagaimana cara mengatasinya.

Mengenal 7 Bentuk Mental Block dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi Mental Block. foto/IStockphoto

tirto.id - Pernahkah Anda secara tiba-tiba merasa tidak dapat berpikir saat diminta untuk menyelesaikan suatu pekerjaan? Bila pernah, kemungkinan saat itu Anda sedang mengalami yang namanya mental block.

Tony Robbins menjelaskan mental block sebagai hambatan psikologis yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang dalam berkonsentrasi atau berpikir dengan baik. Hal ini dapat terjadi kapan saja.

Biasanya mental block sering dialami individu yang sedang menulis, merencanakan perjalanan, di tengah pengerjaan proyek, bahkan saat berolahraga.

Pada awalnya fenomena ini terkesan biasa saja, tetapi bila terjadi terlalu sering dapat membebani psikis dan fisik seseorang. Mental block umumnya ditandai dengan kondisi berikut:

- kehilangan gairah hidup,

- sensitif juga mudah tersinggung,

- selalu tegang,

- emosi berlebih, dan

- merasa tertekan secara psikis.

Dilihat dari sejumlah ciri seseorang yang mendapati mental block di atas, siapapun berpotensi mengalaminya.

Dilansir dari Monday Productivity yang mengutip Harvard Health Letter, seseorang dengan mental block biasanya disebabkan oleh:

- jam tidur kurang,

- kekurangan vitamin B12,

- efek samping dari obat yang dikonsumsi,

- lingkungan yang tidak kondusif,

- terlalu banyak menunda pekerjaan, dan

- kelelahan mental akibat terlalu banyak mengambil keputusan dalam waktu berdekatan

Penyebab dari mental block ini tidak ada kaitannya dengan usia penderita, justru kebanyakan menimpa orang yang sedang giat-giatnya.

Dengan tingginya tingkat produktivitas seseorang, mayoritas malah mengalami penurunan kondisi kesehatan akibat kurangnya jam istirahat juga stres pekerjaan. Belum lagi dengan tumpukan pesan dan email yang menunggu balasan.

Bentuk dari serangan mental block sangatlah beragam, bisa jadi salah satu bahkan sejumlah tipe di bawah pernah Anda alami tanpa disadari.

Berikut adalah tujuh bentuk mental block yang paling umum berdasarkan situs Asian Efficiency:

1. Self-doubt

Perasaan ragu pada diri sendiri sering sekali terjadi. Sekalipun telah mengerahkan seluruh tenaga untuk memberikan hasil yang terbaik, perasaan itu tetap muncul.

Lebih parahnya Anda merasa telah menjadi seorang penipu yang mengaku handal dalam bidang tersebut, padahal faktanya Anda hanya dirundung perasaan cemas.

2. Indecision

Sifat individu yang terlalu berfokus pada peniliaian setiap keputusan dikarenakan pola pikir "satu pilihan menentukan keberhasilan atau kegagalan ke depannya" bisa jadi membawa Anda pada mental block.

Hal ini dikarenakan terlalu banyak energi yang terkuras dalam membuat satu keputusan, hingga lupa dengan prioritas lainnya.

3. Fixed Mindset

Pola pikir yang kaku menjadikan Anda seseorang yang berkutat pada pada masa lampau. Hal tersebut membentuk keyakinan tentang kemampuan Anda terbatas pada bidang tertentu, sehingga Anda akan terus berada pada zona nyaman dan enggan untuk mempelajari hal baru.

4. Comparison

Sifat membandingan diri sendiri dengan orang lain jelas memicu terjadinya mental block. Tertanamnya istilah "kesuksesan orang lain adalah ancaman" sama sekali tidak menumbuhkan optimisme, justru mendorong Anda pada kepanikan dan stres.

5. Uncertainty

Ketidakpastian berlainan dengan ketidaktegasan. Ketidakpastian menghalangi seseorang dalam melaksanakan keputusan yang sudah dirinya buat.

Biasanya situasi ini hadir kala Anda disodorkan terlalu banyak pilihan yang pada dasarnya sama. Akibatnya terlalu banyak waktu yang terbuang sia-sia.

6. No Limits

Kemampuan multi-tasking ternyata tidak selamanya membantu, ada kalanya keahlian tersebut justru mendorong Anda untuk terus melakukan beragam aktivitas dengan fokus yang terpencar.

Alhasil kewalahan dan progres yang dihasilkan tidak sebanding dengan energi yang dikerahkan. Tak jarang pula tugas yang Anda emban malah mengalami kebuntuan.

7. Tunnel Vision

Visi ini mengurung Anda dalam khayalan cara pikir Anda sendiri. Kendatipun Anda sendiri tidak dapat memprediksi berapa persen ketepatan perspektif tersebut.

Pada akhirnya Anda tidak dapat berpikir secara objektif untuk menemukan solusi lain yang bisa jadi lebih mudah.

Dari bentuk-bentuk mental block di atas, kehilangan ide dan tidak dapat berpikir dengan jelas sangat mengganggu kinerja individu bahkan perusahaan.

Meski memang tidak berpengaruh pada saat itu juga, tapi tidak menutup kemungkinan seseorang akan menanggung risikonya pada beberapa tahun setelahnya.

Oleh karenanya, untuk menghindari atau meminimalisir risiko akibat mental block perlu dilakukan beberapa cara mengatasinya seperti:

1. Menata ulang cara berpikir

Sebagai langkah pertama mengatasi mental block Anda perlu untuk memprogram ulang pikiran Anda. Dengan usaha ini Anda dapat memiliki fokus yang diperlukan untuk melanjutkan pekerjaan yang tertunda akibat serangan mental block.

2. Fokus pada masa sekarang

Terlalu sibuk memikirkan masa lalu atau masa depan bisa jadi memicu terjadinya mental block.

Akhirnya Anda keteteran dengan tugas yang ada di depan mata. Maka coba luangkan waktu, lalu pusatkan perhatian pada momen saat ini, lakukan latihan pernapasan sampai merasa tenang.

3. Tuntaskan tugas yang terkecil

Menunda tugas sudah seperti kebiasaan orang-orang, padahal mereka paham bahwa nantinya akan ada tumpukan tugas yang harus diselesaikan.

Akibatnya pada saat-saat terakhir Anda bingung harus memulai dari mana. Jika hal ini masih sering Anda alami, buatlah daftar tugas dan mulailah mengerjakan dari hal yang paling sederhana.

4. Beristirahatlah ketika diperlukan

Terus-terusan memforsir diri ketika Anda paham bahwa itu tidak akan berdampak apapun, maka istirahatlah sejenak.

Jernihkan pikiran dengan melakukan kegiatan yang sama sekali tidak berkaitan dengan pekerjaan tersebut, agar otak tidak terjebak pada lingkaran yang sama.

5. Kondisikan sekitarmu

Lingkungan bekerja sangat berpengaruh pada suasana hati yang berhubungan dengan kinerja seseorang.

Cobalah tata ulang meja kerja sesuaikan dengan preferensi Anda. Menjajal area bekerja yang baru dapat sesekali dilakukan.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Farizqa Ayuluqyana Putri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Farizqa Ayuluqyana Putri
Penulis: Farizqa Ayuluqyana Putri
Editor: Yandri Daniel Damaledo