tirto.id - Stres dan kecemasan (anxiety) merupakan salah satu respons tubuh ketika merasa terancam, dengan cara melepaskan suatu hormon kortisol.
Stres terjadi akibat hubungan yang spesifik antara individu dengan lingkungan yang menuntutnya melebihi kemampuan atau sumber dayanya (Lazarus & Folkman, 1976).
Tuntutan dari lingkungan tersebut dinilai membahayakan keberadaan dirinya. Kondisi stres terjadi bila ada kesenjangan antara tuntutan dan kemampuan individu.
Ketika merasa terancam, tubuh melepas hormon stres yang menyebabkan detak jantung menjadi lebih cepat, darah lebih cepat memompa ke organ tubuh, napas lebih cepat dan tekanan darah naik yang memungkinkan seseorang siap melawan atau melarikan diri, demikian seperti dikutip Medical News.
Dalam keadaan darurat, semua indera pada tubuh juga lebih waspada dan tubuh melepas nutrisi ke darah untuk memberi energi yang mungkin dibutuhkan. Proses yang terjadi ini cukup rumit dan cepat ketika seseorang mengalami stres.
Sedangkan kecemasan atau anxiety merupakan hasil dari respons tubuh terhadap stres. Stres cenderung bersifat jangka pendek, sedangkan kecemasan terkadang bertahan lama sehingga seolah tidak ada pemicunya.
Tingkatan stres pada tiap individu bisa berbeda-beda tinggi atau rendahnya, tergantung proses penilaian kognitif (hasil evaluasi dan pemaknaan terhadap stressor yang terjadi).
Cara Mengelola Stres dan Kecemasan (anxiety)
Cara paling aman untuk mengelola stres dan anxiety adalah menjauh dari sumber penyebabnya, dengan melakukan aktivitas positif lain yang bisa mengalihkan pikiran. Namun tentu tidak semua orang bisa selalu menjauh dari sumber stresnya. Lalu apa yang harus dilakukan ketika stres terjadi?
Merujuk Hermina Hospitals, berikut ini beberapa cara mengelola stres dan anxety:
- Berpikir positif
- Fokus
- Ibadah/meditasi/yoga
- Lakukan hobi
- Pola hidup sehat
- Bersosialisasi
- Curhat
Penulis: Cicik Novita
Editor: Alexander Haryanto