Menuju konten utama

7 Contoh Cerita Rakyat yang Ringkas dalam Bahasa Inggris

Cerita rakyat pendek dalam bahasa Inggris adalah sarana untuk mengenalkan budaya di berbagai daerah. Temukan cerita rakyat dalam bahasa Inggris di sini.

7 Contoh Cerita Rakyat yang Ringkas dalam Bahasa Inggris
Ilustrasi Dongeng. foto/istockphoto

tirto.id - Cerita rakyat pendek dalam bahasa Inggris dapat membantu kita mengenal kebudayaan dan tradisi dari berbagai daerah. Di Indonesia, terdapat banyak legenda yang bisa dijadikan bahan story telling cerita rakyat bahasa Inggris yang menarik.

Cerita rakyat adalah kisah yang berkembang dan diwariskan secara turun-temurun dalam masyarakat. Cerita rakyat terkadang berisi kisah yang menjelaskan fenomena alam atau asal-usul suatu tempat.

Terlepas dari kebenarannya, cerita rakyat biasanya mengandung pesan moral dan nilai-nilai yang positif. Jadi, cerita rakyat bahasa Inggris pendek tak hanya dibuat sebagai hiburan, tapi bertujuan memberikan pelajaran hidup.

Kumpulan Cerita Rakyat Pendek Bahasa Inggris untuk Story Telling

Bagi Anda yang sedang mencari bahan story telling cerita rakyat Indonesia, terdapat beberapa kisah yang bisa dijadikan referensi. Cerita rakyat ini cukup populer di Tanah Air dan sering diceritakan kepada anak-anak untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan.

Berikut contoh cerita rakyat pendek dalam bahasa Inggris English:

1. Malin Kundang

Ilustrasi Malin Kundang
Ilustrasi Malin Kundang. wikimediacommons/domain publik

Legenda Malin Kundang merupakan cerita rakyat yang berasal dari Sumatera Barat yang berkisah tentang anak durhaka. Berikut kisahnya:

In a small village on the coast of Sumatra, there lived a poor widow and her only son, Malin Kundang. They lived a hard life, but Malin was a diligent and ambitious young man. He dreamed of becoming wealthy and giving his mother a better life.

One day, Malin decided to leave the village and try his luck in another land. His mother reluctantly let him go, sending him off with her prayers and blessings.

Years passed, and Malin never returned. His mother waited by the shore every day, hoping to see her son. Meanwhile, Malin had become a rich and respected merchant. He married a beautiful woman from a wealthy family and forgot about his promise to his mother.

One day, Malin's ship docked near his old village. The villagers recognized him and told his mother. Overjoyed, she rushed to the shore to see her son. But Malin, ashamed of his humble origins and afraid his wife would judge him, denied knowing her.

"You must be mistaken. I don’t know you," he said coldly.

Heartbroken, his mother fell to her knees and prayed. "If he is truly my son, may God punish him for forgetting his mother."

Suddenly, the sky turned dark, and lightning struck. Malin and his ship began to turn to stone. He realized his mistake too late and begged for forgiveness, but it was in vain. His entire body turned into stone, and his ship became a large rock in the sea.

To this day, the villagers say you can still see the stone figure of Malin Kundang kneeling on the shore, a reminder of the consequences of disrespecting one's parents.

Terjemahan:

Di sebuah desa kecil di pesisir Sumatra, hiduplah seorang janda miskin bersama anak satu-satunya, Malin Kundang. Mereka hidup dalam kesulitan, namun Malin adalah pemuda yang rajin dan ambisius. Ia bermimpi untuk menjadi kaya dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi ibunya.

Suatu hari, Malin memutuskan untuk meninggalkan desa dan mencoba peruntungan di negeri lain. Ibunya dengan berat hati melepasnya pergi, mengantarnya dengan doa dan berkah.

Tahun demi tahun berlalu, dan Malin tidak pernah kembali. Ibunya menunggu di tepi pantai setiap hari, berharap bisa melihat putranya. Sementara itu, Malin telah menjadi pedagang kaya dan terhormat. Ia menikahi seorang wanita cantik dari keluarga kaya dan melupakan janjinya kepada ibunya.

Suatu hari, kapal Malin berlabuh dekat desa lamanya. Warga desa mengenalinya dan memberitahukan ibunya. Dengan hati penuh kebahagiaan, sang ibu berlari ke pantai untuk bertemu dengan putranya. Namun, Malin, yang merasa malu dengan asal-usulnya yang sederhana dan takut istrinya akan menghakimi, mengingkari ibunya.

"Kamu pasti salah orang. Aku tidak mengenalmu," katanya dengan dingin.

Hancur hati, ibunya jatuh berlutut dan berdoa. "Jika dia benar-benar anakku, semoga Tuhan menghukum dia karena melupakan ibunya."

Tiba-tiba, langit menjadi gelap, dan petir menyambar. Malin dan kapalnya mulai berubah menjadi batu. Ia menyadari kesalahannya terlambat dan memohon ampun, namun semuanya sia-sia. Seluruh tubuhnya berubah menjadi batu, dan kapalnya menjadi batu besar di lautan.

Hingga kini, warga desa mengatakan bahwa Anda masih bisa melihat sosok batu Malin Kundang yang sedang berlutut di tepi pantai, sebagai pengingat akan akibat dari tidak menghormati orang tua.

2. Sangkuriang

Gunung Tangkuban Perahu
Kawah Gunung Tangkuban Perahu. foto/wikipedia creative commons

Cerita rakyat tentang Sangkuriang juga bisa dijadikan bahan story telling cerita rakyat singkat. Cerita rakyat pendek dalam bahasa Inggris ini berkisah tentang asal-usul Tangkuban Perahu di Jawa Barat. Berikut kisahnya dalam bahasa Inggris:

Once upon a time in West Java, there lived a beautiful woman named Dayang Sumbi. She lived alone in a small house in the forest. One day, while weaving, her spool fell to the ground.

Too lazy to pick it up, she said, “Whoever brings me the spool, I will take as my husband.” To her surprise, a male dog named Tumang appeared and brought it to her. Bound by her words, she married Tumang.

Tumang, however, was not an ordinary dog. He was a deity undergoing punishment in the form of a male dog. In short, Dayang Sumbi gave birth to a son named Sangkuriang from her marriage to Tumang.

Sangkuriang grew up to be a strong and brave boy. One day, while hunting, Sangkuriang accidentally killed Tumang. Unaware that Tumang was his father, Sangkuriang brought the dog's heart home as food.

When Dayang Sumbi found out, she was furious. She hit Sangkuriang on the head with a rice paddle, leaving a scar, and banished him from their home.

Years passed, Sangkuriang became a powerful and handsome man. He traveled far and eventually returned to his home village, unaware it was where he had been born. There, he met Dayang Sumbi, who remained young and beautiful due to her eternal youth. The two fell in love, and Sangkuriang asked her to marry him.

Dayang Sumbi realized the man was her son when she saw the scar on his head. Horrified, she tried to stop the marriage by setting an impossible task. She told Sangkuriang to build a massive boat and a lake in one night.

With the help of supernatural beings, Sangkuriang almost completed his task. However, Dayang Sumbi spread a cloth over the hill, making it appear bright like dawn. She also pretended to pound rice as a sign that morning had arrived.

Realizing this, the supernatural beings assisting Sangkuriang became frightened and fled. An angry Sangkuriang then kicked the nearly completed boat, causing it to flip over. The boat transformed into Mount Tangkuban Perahu, a volcano shaped like an upside-down boat.

Terjemahan:

Pada suatu waktu di Jawa Barat, hiduplah seorang wanita cantik bernama Dayang Sumbi. Ia tinggal sendirian di sebuah rumah kecil di tengah hutan. Suatu hari, saat sedang menenun, gulungan benangnya jatuh ke tanah.

Terlalu malas untuk mengambilnya, ia berkata, “Siapa pun yang mengambilkan gulungan ini, aku akan menjadikannya suamiku.” Tak disangka, seekor anjing jantan bernama Tumang muncul dan mengambilkan gulungan tersebut untuknya. Terikat oleh ucapannya sendiri, Dayang Sumbi menikahi Tumang.

Namun, Tumang bukanlah anjing biasa. Ia adalah seorang dewa yang sedang menjalani hukuman dalam wujud seekor anjing jantan. Singkat cerita, Dayang Sumbi melahirkan seorang anak laki-laki bernama Sangkuriang dari pernikahannya dengan Tumang.

Sangkuriang tumbuh menjadi anak yang kuat dan pemberani. Suatu hari, saat berburu, Sangkuriang tanpa sengaja membunuh Tumang. Tidak mengetahui bahwa Tumang adalah ayahnya, Sangkuriang membawa hati anjing itu pulang untuk dijadikan makanan.

Ketika Dayang Sumbi mengetahuinya, ia sangat marah. Ia memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi hingga meninggalkan bekas luka, lalu mengusirnya dari rumah.

Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pria yang kuat dan tampan. Ia mengembara jauh hingga akhirnya kembali ke desa tempat ia dilahirkan, tanpa menyadari itu adalah kampung halamannya.

Di sana, ia bertemu dengan Dayang Sumbi, yang tetap muda dan cantik karena memiliki awet muda. Keduanya saling jatuh cinta, dan Sangkuriang melamar Dayang Sumbi untuk menikahinya.

Dayang Sumbi menyadari bahwa pria itu adalah anaknya ketika ia melihat bekas luka di kepalanya. Terkejut dan ngeri, ia berusaha menggagalkan pernikahan itu dengan memberikan tugas yang mustahil. Ia meminta Sangkuriang untuk membuat sebuah perahu besar dan sebuah danau dalam semalam.

Dengan bantuan makhluk halus, Sangkuriang hampir menyelesaikan tugasnya. Namun, Dayang Sumbi membentangkan kain di atas bukit sehingga tampak terang seperti fajar. Ia juga berpura-pura menumbuk padi sebagai tanda hari sudah pagi.

Menyadari hal itu, makhluk halus yang membantu Sangkuriang menjadi ketakutan dan pergi. Sangkuriang yang marah kemudian menendang perahu yang hampir selesai dikerjakan hingga terbalik. Perahu itu kemudian berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu, sebuah gunung berapi yang bentuknya menyerupai perahu terbalik.

3. Timun Mas

Cerita Rakyat Timun Mas
Cerita Rakyat Timun Mas. (FOTO/perpus.sman2cibinong.sch.id)

Contoh folktale bahasa Inggris berikutnya adalah kisah Timun Mas yang berasal dari Jawa Tengah. Cerita rakyat ini cukup populer dan kerap diceritakan kepada anak-anak. Berikut cerita rakyat pendek dalam bahasa Inggris tentang Timun Mas:

In a small village in Java, lived an old widow named Mbok Sarni. She longed for a child but had none. One day, a giant appeared before her. The giant gave her a cucumber seed and told Mbok Sarni to plant it if she wished to have a child. However, when the child turned 17 years old, Mbok Sarni would have to give her to the giant.

Desperate for a child, Mbok Sarni agreed. She planted the seed, and a golden cucumber grew. When it ripened, she carefully opened it and found a beautiful baby girl inside. She named her Timun Mas, which means golden cucumber.

Timun Mas grew into a kind and beautiful girl. However, as her 17th birthday approached, Mbok Sarni became worried. She didn't want to lose her beloved daughter. She sought help from a hermit in the forest. The hermit gave her four small bags containing seeds, needles, salt, and shrimp paste, to help Timun Mas escape.

When the giant came to take Timun Mas, the girl ran, carrying the magical bags. The giant chased her, but Timun Mas threw the items one by one. First, she scattered the seeds, and a dense forest grew, blocking the giant.

Next, she threw the needles, which turned into a field of sharp bamboo. Then, she scattered the salt, which transformed into a vast sea. Finally, she threw the shrimp paste, which turned into a boiling swamp that swallowed the giant. Timun Mas returned home safely. She and Mbok Sarni lived happily ever after, free from the giant's threat.

Terjemahan:

Pada suatu waktu, di sebuah desa kecil di Jawa, hiduplah seorang janda tua bernama Mbok Sarni. Ia sangat merindukan seorang anak, tetapi tidak memilikinya.

Suatu hari, muncul seorang raksasa di hadapannya. Raksasa itu memberikan sebuah biji mentimun dan menyuruh Mbok Sarni untuk menanamnya jika ingin memiliki anak. Akan tetapi, saat anak tersebut sudah berusia 17 tahun, Mbok Sarni harus menyerahkannya kepada si raksasa.

Karena sangat ingin memiliki anak, Mbok Sarni setuju. Ia menanam biji itu, dan tumbuhlah mentimun emas. Ketika matang, ia membukanya dengan hati-hati dan menemukan seorang bayi perempuan yang cantik di dalamnya. Ia menamainya Timun Mas.

Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang baik dan cantik. Namun, saat ulang tahunnya yang ke-17 mendekat, Mbok Sarni menjadi khawatir. Ia tidak ingin kehilangan putri tercintanya. Ia meminta bantuan kepada seorang pertapa di hutan. Sang pertapa memberikan empat kantong kecil berisi biji, jarum, garam, dan terasi, untuk membantu Timun Mas melarikan diri.

Ketika raksasa datang untuk mengambil Timun Mas, gadis itu lari membawa kantong ajaib tersebut. Raksasa mengejarnya, tetapi Timun Mas melemparkan benda-benda itu satu per satu. Pertama, ia menaburkan biji, dan tumbuhlah hutan lebat yang menghalangi raksasa.

Kemudian, ia melemparkan jarum, yang berubah menjadi ladang bambu tajam. Selanjutnya, ia menaburkan garam, yang berubah menjadi lautan luas. Terakhir, ia melemparkan terasi, yang menjadi rawa mendidih dan menelan raksasa. Timun Mas kembali ke rumah dengan selamat. Ia dan Mbok Sarni hidup bahagia selamanya, bebas dari ancaman raksasa.

4. Jaka Tarub

Cerita Rakyat Jaka Tarub
Cerita Rakyat Jaka Tarub. (FOTO/wikipedia)

Salah satu cerita rakyat pendek dalam bahasa Inggris yang juga menarik adalah kisah Jaka Tarub. Legenda dari Jawa ini mengajarkan untuk selalu jujur, termasuk saat memulai suatu hubungan dengan orang lain. Berikut kisahnya:

Jaka Tarub was a handsome young man who lived in a village. One day, he saw seven goddesses bathing in a lake. These goddesses had descended from the heavens, and Jaka Tarub, who was mesmerized, secretly took one of the most beautiful goddess's shawls.

After finishing their bath, the goddesses flew back to the heavens, but one of them, Nawang Wulan, could not fly because her shawl was missing. Jaka Tarub hid the shawl and decided to marry Nawang Wulan.

Unaware that her shawl was lost, Nawang Wulan accepted Jaka Tarub's proposal, and they got married. As a goddess, Nawang Wulan possessed magical powers. Every day, she would cook a single grain of rice in a pot, yet it would produce a large amount of rice. The condition was that no one should open the pot while she was cooking.

Nawang Wulan warned Jaka Tarub never to open the pot while she was cooking rice. However, Jaka Tarub, curious, broke this rule. He opened the pot, causing Nawang Wulan's magic to disappear.

Nawang Wulan then cooked rice like an ordinary person, using much more rice. This caused the rice supply in the barn to dwindle. Eventually, Nawang Wulan found her shawl, which had been hidden by Jaka Tarub under a pile of rice. Nawang Wulan took the shawl and flew back to the heavens.

Terjemahan:

Jaka Tarub adalah seorang pemuda tampan yang tinggal di sebuah desa. Suatu hari, ia melihat tujuh bidadari yang sedang mandi di sebuah danau. Bidadari-bidadari itu turun dari kahyangan, dan Jaka Tarub yang terpesona, diam-diam mengambil salah satu selendang milik bidadari yang paling cantik.

Setelah selesai mandi, para bidadari terbang kembali ke kahyangan, namun salah satu dari mereka, Nawang Wulan, tidak bisa terbang karena selendangnya hilang. Jaka Tarub pun menyembunyikan selendang itu dan memutuskan untuk menikahi Nawang Wulan.

Nawang Wulan yang tidak tahu bahwa selendangnya hilang, menerima lamaran Jaka Tarub dan mereka menikah. Sebagai bidadari, Nawang Wulan memiliki kesaktian. Ia hanya hanya memasak sebutir beras setiap hari di dalam periuk, tapi bisa menghasilkan nasi yang banyak. Syaratnya, tidak ada yang boleh membuka periuknya saat sedang memasak.

Nawang Wulan berpesan agar Jaka Tarub tidak pernah membuka periuk ketika ia sedang memasak nasi. Akan tetapi, Jaka Tarub yang penasaran melanggarnya. Ia membuka periuk tersebut sehingga kesaktian Nawang Wulan menghilang.

Nawang Wulan pun menanak nasi seperti orang lain dan menggunakan banyak beras. Hal ini membuat persediaan beras di dalam lumbung semakin menipis. Nawang Wulan kemudian menemukan selendangnya yang ternyata disembunyikan Jaka Tarub di balik tumpukan padi. Nawang Wulan akhirnya mengambil selendang tersebut dan terbang kembali ke kahyangan.

5. Bawang Merah dan Bawang Putih

Cerita bawang merah-bawang putih
Cerita bawang merah-bawang putih

Cerita rakyat dalam bahasa Inggris yang juga memiliki pesan moral adalah Bawang Merah-Bawang Putih. Cerita rakyat dari Riau ini mengajarkan untuk selalu rendah hati, tidak serakah, dan baik kepada semua orang. Berikut kisahnya:

Bawang Merah and Bawang Putih were stepsisters. Bawang Merah was a lazy and wicked girl, while Bawang Putih was a hardworking and kind-hearted girl whose biological mother had passed away long ago. They lived with Bawang Merah's wicked mother, who often treated Bawang Putih badly.

One day, Bawang Putih went to the river to wash clothes and lost a piece of cloth. While searching for the cloth, she met an old woman. The old woman knew where the cloth was and was willing to help her. The condition was that Bawang Putih had to help her with some work first.

Bawang Putih agreed to the condition and helped the old woman. After finishing the work, the old woman kept her promise and gave Bawang Putih the cloth. The old woman also gave her two pumpkins of different sizes as a gift.

However, Bawang Putih, who was not greedy, only took the smaller pumpkins.

When she returned home, Bawang Putih was scolded by her stepmother and Bawang Merah for being late. The stepmother then broke the pumpkins, but it turned out to be filled with jewelry. Bawang Putih explained where the pumpkins came from, but her stepmother became angry because Bawang Putih had not chosen the larger pumpkins.

Bawang Merah then deliberately followed Bawang Putih's steps and let her cloth float in the river to meet the old woman. Her wish was granted, but she refused to help the old woman as Bawang Putih did. Bawang Merah also demanded the old woman give her the large pumpkins. After getting the large pumpkins, she returned home and broke it, but inside was a venomous snake that scared her.

Terjemahan:

Bawang Merah dan Bawang Putih adalah sepasang saudara tiri. Bawang Merah adalah gadis yang pemalas dan jahat, sementara Bawang Putih adalah gadis yang rajin dan baik hati yang ibu kandungnya sudah lama meninggal. Mereka tinggal bersama ibu kandung Bawang Merah yang juga jahat dan sering memperlakukan Bawang Putih dengan buruk.

Suatu hari, Bawang Putih pergi ke sungai untuk mencuci pakaian dan kehilangan sehelai kain. Saat mencari kain tersebut, ia bertemu dengan seorang nenek tua. Nenek itu tahu di mana kain milik Bawang Putih dan bersedia membantunya. Syaratnya, Bawang Putih harus membantunya bekerja terlebih dulu.

Bawang Putih menyanggupi syarat tersebut dan membantu si nenek. Setelah selesai, nenek tua itu pun menepati janjinya dan mengambilkan kain milik Bawang Putih. Nenek tersebut juga memberikan dua labu berbeda ukuran sebagai hadiah. Namun, Bawang Putih yang tidak serakah hanya mengambil labu berukuran kecil.

Setibanya di rumah, Bawang Putih dimarahi oleh sang ibu tiri dan Bawang Merah karena terlambat. Ibu tirinya kemudian memecahkan labu milik Bawang Putih, tapi ternyata labu itu berisi perhiasan. Bawang Putih menceritakan asal labu tersebut, tapi si ibu tiri kembali marah karena Bawang Putih tidak memilih labu yang besar.

Bawang Merah kemudian sengaja meniru Bawang Putih dan menghanyutkan kain di sungai demi bertemu si nenek tua. Keinginannya terkabul, tapi ia tidak mau bekerja membantu si nenek seperti Bawang Putih.

Bawang Merah juga menyuruh nenek tua itu menyerahkan labu besar kepadanya. Setelah mendapatkan labu besar, ia pulang dan memecahkannya, tapi isinya justru ular berbisa yang menakutkan.

6. Batu Menangis

Cerita Rakyat Batu Menangis
Cerita Rakyat Batu Menangis. (Youtube/Dongeng Kita)

Cerita rakyat pendek dalam bahasa Inggris berjudul Batu Menangis ini berasal dari Kalimantan Barat. Cerita ini memberi pesan agar setiap anak selalu berbakti kepada ibunya, bagaimana pun keadaannya. Berikut kisah legenda Batu Menangis:

A widowed woman lived with her beautiful daughter named Darmi. Despite their poor condition, the mother always tried to fulfill Darmi's wishes. Unfortunately, her daughter grew up to be a spoiled, lazy, and very selfish girl. Darmi never wanted to help her mother work in the fields.

One day, Darmi and her mother went to the market together, but Darmi was ashamed of her mother's shabby appearance and refused to acknowledge her. When they met others, Darmi claimed that the woman was her servant.

The mother felt deeply hurt. While crying and filled with sorrow, she prayed to God to punish Darmi. Suddenly, the sky turned dark, and lightning struck. It was then that Darmi received her punishment and slowly began to turn into stone.

Terjemahan:

Seorang wanita janda hidup bersama putrinya yang cantik bernama Darmi. Meski kondisinya miskin, sang ibu selalu berusaha memenuhi keinginan Darmi. Sayang, putrinya tersebut malah tumbuh menjadi gadis yang manja, pemalas, dan sangat egois. Darmi bahkan tidak pernah mau membantu ibunya bekerja di ladang.

Suatu hari, Darmi dan ibunya pergi ke pasar bersama, tapi Darmi malu dengan penampilan ibunya yang lusuh dan tak mau mengakui ibunya. Jika bertemu orang lain, Darmi berkata bahwa wanita itu adalah pembantunya.

Sang ibu merasa sangat sakit hati. Sambil menangis dan penuh kepedihan, ia memohon kepada Tuhan agar memberikan hukuman kepada Darmi. Langit pun mendadak mendung dan banyak petir menyambar. Saat itulah Darmi menerima hukumannya dan perlahan-lahan berubah menjadi batu.

7. Legenda Danau Toba

Danau Toba

Danau Toba. foto/Istockphoto

Cerita rakyat pendek dalam bahasa Inggris tentang asal-usul Danau Toba adalah salah satu legenda yang populer di Indonesia. Cerita ini mengajarkan kepada kita untuk selalu menepati janji, berbakti kepada orang tua, dan berusaha menahan amarah. Berikut kisahnya:

Once upon a time, there was a very diligent farmer named Toba. While fishing in the river, he caught a large golden fish. Toba took it home, but it turned out that this golden fish was no ordinary fish. It could transform into a beautiful woman named Putri.

Over time, Toba fell in love with Putri and married her. From their marriage, they had a son named Samosir. Putri had once warned Toba, no matter how angry he got with their son, never to mention that his mother had once been a fish.

Years passed, and Samosir grew up to be a lazy boy who often tested Toba's patience. One day, Samosir made another mistake, and Toba became very angry. In his rage, Toba forgot his wife's warning and called Samosir a "fish child."

At that moment, a heavy rain poured down on the village for days, while Toba's wife and son disappeared. The rain eventually formed a lake that is now known as Lake Toba, with Samosir Island in the middle.

Terjemahan:

Alkisah adalah seorang petani yang sangat rajin bernama Toba. Saat sedang mencari ikan di sungai, ia mendapatkan seekor ikan emas berukuran besar. Toba pun membawanya pulang, tapi ternyata ikan emas itu bukan ikan biasa. Ikan tersebut rupanya dapat berubah menjadi wanita yang sangat cantik bernama Putri.

Seiring dengan berjalannya waktu, Toba jatuh cinta pada Putri dan menikahinya. Dari pernikahan tersebut, lahirlah seorang anak laki-laki bernama Samosir. Putri sendiri pernah berpesan kepada Toba, semarah apa pun ia kepada anaknya, jangan pernah menyebutkan asal-usul ibunya yang dulu berwujud ikan.

Setelah bertahun-tahun, Samosir tumbuh menjadi anak yang pemalas dan sering menguji kesabaran Toba. Suatu hari, Samosir kembali melakukan kesalahan dan Toba sangat marah. Saking marahnya, Toba melupakan pesan istrinya dan menyebut Samosir sebagai anak ikan.

Saat itulah hujan deras langsung mengguyur desa selama berhari-hari, sementara istri dan anak Toba menghilang. Hujan tersebut akhirnya membentuk danau yang kini dikenal sebagai Danau Toba dengan Pulau Samosir di tengahnya.

Cerita rakyat pendek dalam bahasa Inggris menyajikan wawasan yang kaya akan nilai-nilai budaya, moral, dan tradisi dari berbagai daerah. Cerita rakyat ini tak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai penting seperti kejujuran, keberanian, dan kebijaksanaan.

Baca juga artikel terkait CERITA RAKYAT atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Edusains
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani