tirto.id - Edelweis rawa atau bunga rawa merupakan salah satu jenis bunga langka di Indonesia. Tanaman tersebut belakangan viral usai habitat edelweis rawa di Ranca Upas, Ciwidey, Bandung rusak digilas komunitas motor trail.
Kasus ini ramai diperbincangkan di berbagai platform media sosial setelah salah seorang petani mengunggah video kemarahannya di TikTok.
Sosok petani yang dikonfirmasi sebagai Mang Uprit tersebut menyebutkan bahwa ladang edelweis rawa di Ranca Upas porak poranda setelah menjadi medan touring motor trail.
Mang Uprit dengan kesal dan emosional menyampaikan bahwa mereka yang merusak ladang edelweis rawa tidak memahami bahwa bunga tersebut sangat langka. Ia bahkan mengklaim bahwa habitat edelweis rawa hanya ada di dua negara di dunia.
“Sedangkan bunga itu ini di dunia itu hanya ada di dua tempat, paham nggak kalian? Termasuk di Indonesia pun hanya ada di dua tempat! Ranca Upas sama Ciharus Kamojang Garut, paham nggak? Lihat nih, hancur semua, tuh lihat nih kalo nggak percaya! Apa ini?! Ha? Lihat!,” ujarnya dalam video TikTok yang diunggah pada akun @mang_uprit_mangprang79, Selasa (7/3/2023).
Dia juga memaparkan bahwa untuk menanam dan menghijaukan kembali lahan rawa tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang lama. Mang Uprit menganggap bahwa mereka yang merusak kebun bunga rawa tersebut tidak peduli lingkungan dan hanya memikirkan bisnis semata.
Benarkah Habitat Edelweis Rawa Hanya Dua di Dunia?
Fakta bahwa bunga edelweis rawa langka memang benar adanya. Namun, habitat bunga ini tidak hanya terdapat di dua negara, melainkan di beberapa negara termasuk salah satunya di Indonesia.
Dikutip dari Wildflower bunga bernama latin Syngonanthus flavidulus ini berasal dari Amerika Utara. Persebarannya berada di sejumlah negara bagian termasuk Alabama, Florida, Georgia, Carolina Utara, dan Carolina Selatan.
Selain itu, spesies bunga rawa juga ditemukan di wilayah padang rumput lembab di benua Afrika dan Asia. Di Indonesia persebaran habitat edelweis rawa sangat langka dan hanya ditemukan di dua tempat.
Hal ini dibenarkan oleh pakar Taksonomi Tumbuhan Universitas Padjadjaran (Unpad) Joko Kusmoro. Dikutip dari Antara, iamengatakan bahwa jenis bunga rawa yang rusak di kawasan wisata Ranca Upas, Bandung, Jawa Barat, klasifikasinya sangat langka.
Pasalnya, sejauh ini Joko menemukan bunga rawa tumbuh secara endemik di Ranca Upas dan Danau Ciharus, Garut, Jawa Barat.
"Di tempat yang lain saya belum menemukan. Yang saya ketahui di Ranca Upas, di Danau Ciharus juga kayanya masih ada gitu," kata Joko.
Joko juga menjelaskan bahwa bunga rawa hidup di daerah rawa atau tepi danau di dataran yang memiliki ketinggian sekitar 1.600 hingga 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Jika dilihat dari habitatnya bunga rawa sangat berbeda dengan edelweis yang hidup di sekitar kawah atau puncak gunung.
"Bunga Rawa sering juga disebut bunga abadi tapi berbeda dengan edelweis yang habitatnya di dekat kawah atau puncak gunung," katanya.
Bunga rawa tumbuh sepanjang tahun, dengan bentuk yang sekilas mirip dengan rumput liar. Flora ini memiliki sekuntum bunga berwarna putih di ujung tangkainya.
Joko juga menerangkan bahwa bunga yang mirip dengan bunga rawa di Ranca Upas ditemukan di Gunung Dieng, daerah Aceh, serta Sumatera Barat. Namun, kata dia, jenisnya berbeda karena bunga di daerah tersebut memiliki nama latin Ericaulon Sp.
Tidak hanya langka, bunga rawa ternyata juga sangat rentan rusak. Bukan hanya dengan kesengajaan manusia seperti kasus di Ranca Upas, cuma dengan keberadaan manusia di sekitarnya bunga rawa bisa saja punah.
"Dia tuh sebetulnya kena bau keringat juga bisa lama kelamaan tidak beradaptasi," kata Joko, "kalau sudah hilang kaya gitu mungkin tidak ditemukan lagi," lanjut dia. Oleh karena itu, bunga rawa sangat memerlukan perhatian dan pelestarian.
Editor: Yonada Nancy