tirto.id - Edelweis rawa atau bunga rawa merupakan salah satu jenis bunga langka di Indonesia. Selain sangat langka, bunga ini juga memiliki keunikan yang membuatnya penting untuk dilestarikan.
Sayangnya baru-baru ini terjadi peristiwa perusakan ladang edelweis rawa yang ada di Ranca Upas. Ladang edelweis rawa yang ada di kawasan tersebut rusak akibat digilas oleh pemotor trail pada Minggu (5/3/2023).
Insiden tersebut selama acara Camping Adventure Explore Ranca Upas 2023. Insiden ini viral tidak lama setelah seorang petani edelweis rawa bernama Supriatna atau dikenal dengan sebutan Mang Uprit menunjukkan kemarahannya di media sosial.
Melalui video singkat yang diunggah di TikTok ia menyampaikan kekecewaannya atas kerusakan parah yang terjadi di Ranca Upas.
"Lihat, nih dampaknya seperti ini, hancur. Hancur enggak? Lihat ini hancur tidak?" kata Mang Uprit dalam video viral yang ia unggah di akun TikTok @mang_uprit_mangprang79.
Menyusul viralnya video Mang Uprit pihak kepolisian kini tengah mengusut beberapa orang yang diduga bertanggung jawab atas peristiwa pengerusakan tersebut.
"Kami telah melakukan penyelidikan kepada saksi-saksi walaupun belum ada pihak korban yang melaporkan berkaitan dengan kerusakan hal tersebut," kata Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo seperti yang dikutip dari Antara.
5 Fakta Unik Edelweis Rawa atau Bunga Rawa
Tanaman edelweis rawa memiliki nama latin Syngonanthus flavidulus. Dikutip dari Wildflower bunga ini juga memiliki sinonim latin Eriocaulon flavidulus dan Ericaulon Brownianum Mart.
Tanaman berasal dari Amerika Serikat, khususnya di negara bagian Alabama, Florida, Georgia, Carolina Utara, dan Carolina Selatan.
Selain dikenal sebagai bunga rawa atau edelweis rawa, bunga Syngonanthus flavidulus juga dikenal dengan nama yellow hatpins dan bantam-buttons (pakis kancing).
Tentu saja penamaan ini berkaitan dengan bentuknya. Edelweis rawa punya batang ramping berbulu dengan kelopak bunga kecil berwarna putih atau kuning keemasan.
Bunga ini tampak cantik saat ditanam bersama-sama dalam satu ladang, sehingga tergolong sebagai tanaman hias. Selain itu, edelweis rawa juga memiliki sejumlah keunikan. Berikut ini 5 fakta unik edelweis rawa atau bunga rawa:
1. Hanya tumbuh di dua tempat di Indonesia
Pakar Taksonomi Tumbuhan Universitas Padjadjaran (Unpad) Joko Kusmoro mengungkapkan bahwa bunga rawa yang tumbuh di Ranca Upas sangat langka.
Faktanya, bunga tersebut hanya tumbuh di dua tempat di Indonesia. Kedua lokasi itu adalah Ranca Upas, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan kawasan Danau Ciharus, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Di tempat yang lain saya belum menemukan. Yang saya ketahui di Rancaupas, di Danau Ciharus juga kayanya masih ada gitu," kata Joko seperti yang dikutip dari Antara, Sabtu (11/3/2023).
2. Tumbuh di tepi perairan dan dataran tinggi
Masih berdasarkan Wildflower, bunga rawa atau edelweis rawa disebut demikian karena sering ditemukan tumbuh di tepi perairan air tawar.
Di negara asalnya, yaitu Amerika Serikat bunga ini ditemukan di sepanjang tepi perairan tawar di Mississippi hingga Carolina Utara.
Bunga ini tumbuh dengan baik di wilayah lembab, namun tidak terlalu basah. Mereka dapat tumbuh jika memperoleh sinar matahari yang cukup, tidak terlalu terik dan tidak terlalu gelap.
Selain itu, edelweis rawa, khususnya di Indonesia hanya bisa dibudidayakan di dataran tinggi. Umumnya, bunga ini tumbuh di wilayah dengan ketinggian antara 1.600 hingga 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).
3. Dijuluki bunga abadi
Sama seperti bunga edelweis yang tumbuh di puncak, bunga rawa atau edelweis rawa juga dijuluki bunga abadi. Hal ini karena edelweis rawa bisa tumbuh sepanjang tahun sejak mekar.
Kendati demikian, menurut Joko bunga edelweis rawa berbeda jenisnya dengan edelweis yang ada di puncak gunung. Bunga edelweis yang tumbuh di puncak gunung memiliki nama ilmiah Anaphalis javanica atau edelweis jawa.
Meskpun berbeda jenis dan spesies, edelweis dan edelweis rawa sama-sama merupakan bunga langka.
4. Membantu mencegah pemanasan global
Menurut Coastal Plain Plants, bunga rawa atau edelweis rawa termasuk isoetinae, yaitu tumbuhan paku atau rumput. Hal inilah mengapa bunga ini biasa ditanam secara berkelompok dan menutupi satu ladang.
Oleh karena itu, ia memiiki sifat yang dapat menyerap karbon dioksida dari udara di sekitarnya. Karbon dioksida (CO2) sendiri adalah gas berbahaya pemicu utama pemanasan global (global warming).
Tentu dengan menanam tanaman sejenis edelweis rawa dapat membantu lingkungan menyerap lebih banyak karbon dioksida untuk mencegah pemanasan global.
5. Risiko hilang setelah dirusak
Masih dalam kesempatan yang sama Joko menyampaikan kekhawatirannya terkait perusakan ladang bunga rawa di Ranca Upas.
Menurutnya dengan kerusakan yang begitu parah, bisa jadi bunga rawa tidak bisa ditemukan lagi atau punah.
"Kalau sudah hilang kaya gitu mungkin tidak ditemukan lagi," kata Joko.
Jika terjadi kepunahan terhadap bunga rawa, maka ini akan memengaruhi kelestarian lingkungan. Selain itu, jika di Indonesia tidak ada lagi bunga rawa, maka akan sulit mempelajari manfaatnya dalam ranah akademik.
Editor: Iswara N Raditya