tirto.id - Serakah atau tamak merupakan sikap yang harus dihindari karena selalu ingin memperoleh sesuatu yang banyak untuk diri sendiri atau kelompoknya.
Orang serakah selalu menginginkan lebih banyak, tidak peduli cara yang ditempuh itu benar atau tidak menurut syariat Islam. Tidak berpikir yang dilakukan mengorbankan orang lain atau tidak, yang penting tujuannya tercapai keinginannya terpenuhi.
Ungkapan tentang bahaya sikap tamak dikemukakan oleh Ibnu Taimiyah, bahwa rakusnya seseorang terhadap harta benda dan kedudukan akan merusak agamanya dan kerusakan ini lebih dahsyat dibanding kerusakan dua serigala yang sedang lapar terhadap kambing yang menyendiri.
Mengutip laman resmi Suara Muhammadiyah, ketamakan terhadap harta hanyalah akan menghasilkan sifat buas, laksana serigala yang terus mengejar dan memangsa buruannya walaupun harta itu bukan haknya.
Sedangkan, fitrah manusia memang sangat mencintai harta kekayaan dan berhasrat keras mendapatkannya sebanyak mungkin dengan segala cara dan usaha.
Ciri-Ciri dan Penyebab Sifat Serakah
Berikut ini adalah ciri-ciri sifat serakah, seperti dikutip modulAkidah Akhlak Kelas V SD (2020):
a. Menginginkan kekayaan dalam jumlah berlebihan;
b. Tidak pernah merasa cukup;
c. Rakus terhadap harta;
d. Lebih mementingkan kepentingan pribadi dan mengesampingkan kepentingan umum.
Adapun penyebab seseorang menjadi serakah adalah sebagai berikut:
a. Terlalu cinta dunia;
b. Tidak bisa memahami arti hidup bermasyarakat;
c. Tidak mengimani qada dan qadar Allah Swt atas nasib dirinya, sesuai dengan kadar usahanya;
d. Tidak menyadari harta hanyalah titipan Allah SWT;
e. Tidak sadar menjadi hamba Allah SWT, melainkan sebagai budak dunia (harta);
f. Lupa dengan akhirat.
Bahaya dari Sifat Serakah
Setiap perbuatan pasti punya dampak atau akibat baik bagi pelakunya maupun orang lain, artinya jika amal baik akan berdampak baik, dan sebaliknya jika tidak baik akan berakibat tidak baik juga.
Sementara itu, berikut ini adalah bahayanya sifat serakah atau tamak:
a. Jauh dari kasih sayang Allah SWT;
b. Hatinya selalu resah dan gelisah;
c. Dijauhi orang lain;
d. Menjadi teman setan;
e. Tidak mendapat ketentraman hati;
f. Melalaikan kewajiban kepada Allah Swt;
g. Merusak kerukunan dan kedamaian;
h. Mendapat azab Allah SWT.
Cara dan Manfaat Menghindari Sifat Serakah
Manusia harus menghindarkan diri dari penyakit hati termasuk serakah. Adapun cara-cara menghindari sifat serakah di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Mensyukuri segala rezeki dan kenikmatan dari Allah SWT;
b. Membiasakan bersifat qanaah (merasa cukup atas pemberian Allah SWT);
c. Berusaha hidup sederhana;
d. Menjauhi sifat iri dan dengki;
e. Mengingat azab Allah Swt;
f. Menyadari bahwa harta yang ada merupakan amanah dari Allah Swt yang nantinya akan dimintai pertanggung jawaban;
g. Menyadari bahwa rezeki makhluk hidup telah diatur oleh Allah Swt;
h. Selalu berbaik sangka kepada Allah Swt.
Sementara itu, berikut ini adalah manfaat dari menghindari sifat serakah:
a. Selalu mensyukuri nikmat Allah SWT dalam kondisi apapun;
b. Mendapat ketentraman hati;
c. Dapat menerapkan sifat ikhlas dan rendah hati dalam kehidupan sehari-hari;
d. Hidup sederhana, hemat, qanaah, dan zuhud (tidak terlalu cinta dunia);
e. Menerapkan sikap pemurah dan jujur dalam kehidupan sehari-hari;
f. Menyadari bahwa harta kekayaan hanya sarana menuju alam hakiki yaitu alam akhirat;
g. Jauh dari sifat iri dan dengki jika melihat orang lain mendapat nikmat.
Editor: Addi M Idhom