Menuju konten utama

Dongeng Timun Mas Singkat, Rangkuman Cerita, dan Pesan Moral

Cerita rakyat Timun Mas merupakan salah satu dongeng lokal Indonesia yang kerap menjadi bahan bacaan anak-anak karena mengandung banyak pesan moral. 

Dongeng Timun Mas Singkat, Rangkuman Cerita, dan Pesan Moral
Ilustrasi seorang perempuan mengisahkan cerita Timun Mas kepada anak-anak. Sejumlah anak mengikuti 'Wisata Dongeng' ketika memperingati Hari Buku Nasional di taman baca Mahanani, Kota Kediri, Jawa Timur, Minggu (14/5). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani.

tirto.id - Timun Mas merupakan salah satu cerita rakyat cukup terkenal di Indonesia. Sama halnya seperti cerita rakyat lainnya, seiring berjalannya waktu, cerita Timun Mas mengalami berbagai perubahan dan variasi, baik dari segi struktur maupun konteks budaya.

Melalui bukunya, Problematika Penulisan Cerita Rakyat (1998), Murti Bunanta menjelaskan bahwa cerita rakyat berasal dari kesusastraan dari masyarakat primitif yang belum mengenal huruf. Cerita rakyat pada awalnya tersaji dalam bentuk lisan yang memuat persoalan tradisi dalam masyarakat.

Dengan demikian wajar apabila cerita Timun Mas muncul dalam berbagai versi yang berbeda. Timun Mas pernah diceritakan oleh Har dengan konteks budaya Jawa yang diterbitkan oleh Citra Budaya, Bandung. Selain itu, ada pula cerita yang ditulis oleh Bening Sanubari yang diterbitkan PT Balai Pustaka, Jakarta Timur. Lalu, cerita Timun Mas menceritakan tentang apa?

Meski mengalami sejumlah perubahan, cerita rakyatTimun Mas tetap mengusung tema sentral yang sama yakni tentang keinginan seorang perempuan untuk memiliki anak. Anak yang dimilikinya terlahir dari biji timun pemberian raksasa yang dijumpainya di tengah hutan.

Berdasarkan uraian singkat tersebut, apa yang terjadi pada awal cerita Timun Mas. Apa masalah yang terjadi dalam cerita Timun Mas? Untuk mengetahuinya, simak rangkuman cerita Timun Mas berikut ini.

Ringkasan Cerita Timun Mas

Cerita Timun Mas bermula dari kehidupan seorang janda tua bernama Mbok Sarni yang hidup seorang diri. Mbok Sarni sangat mendambakan seorang anak untuk menemaninya dalam kehidupan sehari-hari sehingga bisa mengurangi rasa kesepiannya.

Suatu sore, Mbok Sarni pergi ke hutan untuk mengumpulkan kayu bakar. Tanpa diduga, dia bertemu dengan raksasa. Sosok tersebut meminta seorang anak manusia kepada Mbok Sarni kalau ia mau lewat dengan selamat.

Mbok Sarni lantas menjawab bahwa dirinya tak memiliki anak dan sebenarnya ingin sekali memiliki anak. Mendengar hal tersebut, si raksasa memberinya biji mentimun. Dia mengatakan kepada Mbok Sarni untuk menanam biji tersebut di depan rumahnya. Dalam dua minggu, kata raksasa, Mbok Sarni akan memiliki anak.

Namun, raksasa tak memberinya dengan cuma-cuma. Dia memiliki persyaratan yang diajukan kepada Mbok Sarni. Si raksasa meminta agar anak tersebut harus diserahkan kepadanya ketika telah berusia 6 tahun.

Benar saja, setelah dua minggu biji mentimun ditanam, Mbok Sarni menemukan seorang bayi cantik yang lahir dari salah satu buah mentimun besar. Bayi tersebut lantas diberi nama Timun Mas. Lantas, bagaimana nasib Timun Mas selanjutnya?

Awalnya, Timun Mas dan Mbok Sarni hidup seperti biasa dengan melakukan pekerjaan sehari-hari. Namun, ketenangan mereka mulai terusik ketika raksasa datang untuk mengambil Timun Mas.

Mbok Sarni pun tak memberikan Timun Mas begitu saja. Mbok Sarni meminta penundaan selama dua tahun dengan dalih agar Timun Mas lebih sedap saat disantap oleh raksasa.

Selama periode itu, ia terus mencari cara untuk melindungi anaknya dari cengkeraman raksasa. Kemudian, Mbok Sarni mendapat mimpi yang memberikannya petunjuk untuk menemui seorang petapa di gunung.

Esok harinya, Timun Mas menemui petapa tersebut dan menyampaikan tujuannya. Sang Petapa kemudian memberikan empat bungkusan kecil berisi biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. Petapa memerintahkan untuk melemparkan bungkusan-bungkusan tersebut saat dikejar oleh raksasa.

Bermula dari situ, akhirnya Timun Mas dan Mbok Sarni dapat hidup bersama selamanya. Keduanya saling mengasihi satu sama lain sepanjang hidupnya. Lantas, apa kesimpulan dari cerita rakyat Timun Mas?

Pesan Moral dalam Cerita Timun Mas

Kesimpulan cerita Timun Mas berkaitan dengan pesan moral yang terkandung dalam cerita. Cerita Timun Mas menggambarkan kasih sayang ibu dan anak yang dibalut ketekunan dan kecerdikan dapat mengatasi kesulitan dan kejahatan.

Pesan moral cerita Timun Mas dapat dikaitkan dengan penokohan dalam cerita. Lalu, siapa saja tokoh dalam cerita Timun Mas? Tokoh dalam cerita Timun Mas yakni:

  • Mbok Sarni
  • Timun Mas
  • si raksasa

Dikutip dari skripsi Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Timun Mas serta Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di Kelas V SD (2009), berikut ini, pesan moral dalam cerita Timun Mas.

1. Bila tidak bisa menepati janji, janganlah mudah mengucapkan janji

Dalam cerita rakyat Timun Mas, Mbok Sarni berjanji kepada raksasa bahwa suatu hari akan menyerahkan Timun Mas, tepatnya ketika sudah berusia 6 tahun. Namun, karena kasih sayang yang mendalam, Mbok Sarni tidak mau memberikan Timun Mas.

Itu merupakan salah satu masalah yang terjadi dalam cerita Timun Mas. Di awal Mbok Sarni berjanji kepada raksasa yang telah memberikannya anak. Akan tetapi, kemudian ia mengingkarinya, atas dasar kasih sayang terhadap anak.

Terdapat pepatah yang mengatakan bahwa janji adalah utang yang wajib dibayar. Oleh karena itu, jangan pernah membuat janji bila tidak yakin dapat memenuhinya di kemudian hari.

2. Berbakti kepada orang tua

Meski tidak lahir dari rahim Mbok Sarni, Timun Mas tetap berbakti kepada Mbok Sarni dengan membantunya melakukan pekerjaan sehari-hari. Di sisi lain, Timun Mas juga melindungi Mbok Sarni dari raksasa. Dia membiarkan dirinya dikejar oleh raksasa di tengah hutan, agar Mbok Sarni tidak menjadi santapan raksasa untuk menggantikan dirinya.

3. Berani dalam menghadapi tantangan

Mbok Sarni dan Timun Mas sama-sama menunjukkan keberaniannya ketika berhadapan dengan raksasa. Dengan kekuatan kasih sayang di antara keduanya, Mbok Sarni dapat menyelamatkan Timun Mas dari raksasa. Sementara itu, Timun Mas juga berjuang dengan keberanian untuk menyelamatkan dirinya dengan berlari ke tengah hutan berbekal benda-benda ajaib dari petapa.

4. Sabar dan tabah dalam menghadapi masalah

Mbok Sarni dan Timun Mas menunjukkan sikap sabar dan tabah dalam menghadapi persoalan yang berkaitan dengan raksasa. Mereka tidak putus asa untuk menemukan jalan keluar dari masalahnya.

Baca juga artikel terkait TIMELESS atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin