tirto.id - Sabar merupakan sifat yang paling sering disebutkan dalam Al-Qur'an. Makna sabar kerap disebut sebagai cerminan sikap orang beriman yang senantiasa tabah dalam menghadapi cobaan, ujian, dan tantangan yang mengharuskan pengorbanan.
Arti sabar adalah sikap menahan diri atau membatasi jiwa dari keinginannya demi mencapai sesuatu yang baik atau lebih baik (luhur). Pengertian sikap sabar tersebut dijelaskan oleh M. Quraish Shihab sebagaimana dikutip dari Jurnal Ruhama Vol. 1 No. 1 (2018).
Perilaku sabar dapat dilihat saat seseorang berhadapan dengan cobaan atau ujian yang dihadapi dalam hidupnya. Bagi orang sabar, cobaan yang ditimpakan kepadanya akan dianggap sebagai cara Allah Swt. untuk menguji keimanan dan kemampuannya dalam menahan hawa nafsu.
Makna cobaan atau ujian dalam hidup bagi orang yang bersabar yakni wujud kasih sayang Allah Swt., sarana melatih kesabaran, serta peluang untuk belajar bersyukur. Dalam ajaran Islam, ujian mengajarkan manusia untuk menerima dan menjalani cobaan dengan kesabaran, rasa syukur, dan keyakinan bahwa Allah tahu apa yang terbaik.
Kenapa Sabar itu Penting?
Berperilaku sabar merupakan hal yang penting karena sabar merupakan salah satu dasar atau fondasi akhlak dalam Islam. Kesabaran sebagai fondasi ini dapat memengaruhi seluruh sendi kehidupan manusia.
Ahmad Hadi Yasin dalam buku Dahsyatnya Sabar (2010) menjelaskan, kesempurnaan dan kemerosotan agama beserta dunia seisinya berkaitan erat dengan kesabaran.
Di samping itu, M. Quraish Shihab memandang bahwa sabar merupakan sikap yang penting karena berkaitan. Namun, bukan berarti dengan bersabar, seseorang menjadi lemah.
Quraish Shihab menilai bahwa anggapan itu keliru. Pandangan umum, bahwa sabar tergolong perilaku pasrah dan diam saat mendapat musibah, dinilainya sebagai cara berpikir yang sempit, .
Pandangan tersebut bertalian dengan seruan sabar yang banyak dimuat dalam firman Allah Swt. di Al-Qur'an. Perintah untuk bersikap sabar setidaknya termuat dalam sejumlah surah, seperti Al Kahfi ayat 28, Al Baqarah ayat 153, An Nahl ayat 126, dan Thaha ayat 132.
Dalam Surah Al Kahfi ayat 28, umat Islam diperintahkan untuk menahan diri. Redaksi lengkap ayat tentang sabar tersebut yakni:
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ وَلَا تَعْدُ عَيْنٰكَ عَنْهُمْۚ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًا
Artinya:
"Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas." (QS Al Kahfi ayat 28)
Allah Swt. juga memerintahkan hambanya untuk bersabar karena sikap dan perilaku tersebut dapat menjadi penolong. Ayat Al-Qur'an tentang sabar termuat dalam Al Baqarah ayat 153 berbunyi sebagai berikut.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS Al Baqarah ayat 153)
Aniaya dari orang lain juga termasuk sebagai cobaan yang semestinya direspons dengan sikap sabar. Namun, Allah Swt. juga tidak melarang umatnya untuk membalas dengan hal yang setimpal. Berikut ini penjelasan lengkap yang ada dalam Surah An Nahl ayat 126:
وَاِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوْا بِمِثْلِ مَا عُوْقِبْتُمْ بِهٖۗ وَلَىِٕنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصّٰبِرِيْنَ
Artinya:
"Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar." (QS An Nahl ayat 126)
Sebagaimana dijelaskan di awal bahwa sikap sabar merupakan perintah kebaikan dari Allah Swt. yang utamanya berkaitan dengan ibadah. Tidak hanya bagi diri sendiri, perintah sabar juga dilayangkan melalui firman Allah Swt. untuk keluarga manusia. Berikut redaksi lengkap perintah sabar tersebut dalam Surah Thaha ayat 132.
وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى
Artinya:
"Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan sholat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa." (QS Thaha ayat 132)
Makna Sabar Menghadapi Ujian
Sabar dalam menghadapi ujian hidup memiliki makna yang mendalam dalam konteks agama, terutama Islam. Kata sabar memiliki tiga makna yang terkait dengan kemampuan menahan diri dan menghadapi cobaan dengan sikap yang kuat dan penuh ketahanan.
Pertama, kata sabar berasal dari ash-shobru yang berarti menahan atau mengurung diri. Kedua, ada kata ash-shobir yang merujuk pada obat yang sangat pahit dan tidak disukai orang. Ketiga, ash-shobr diartikan juga sebagai upaya menghimpun atau menyatukan.
Dengan demikian, makna sabar adalah kemampuan untuk menahan diri dari sifat keras, menahan penderitaan, dan merasakan kepahitan hidup tanpa berkeluh kesah.
Dalam agama Islam, sabar menghadapi ujian hidup terkait erat dengan konsep bahwa kehidupan manusia sering kali melibatkan interaksi dengan berbagai jenis orang. Setiap individu memiliki karakter dan perilaku yang berbeda. Sabar dalam konteks ini mencakup kemampuan seseorang untuk menahan diri dan bersabar menghadapi perlakuan tidak baik atau sewenang-wenang dari orang lain.
Dalam situasi seperti ini, jika seseorang merasa risau dan tidak bersabar, ia akan kecewa dan merugi. Namun, jika mampu menunjukkan sikap sabar, memaafkan, dan lapang dada, seseorang dapat mencapai kebahagiaan dan hidup dalam suasana penuh kasih sayang.
Selain itu, Allah Swt. juga mendorong umatnya untuk menjalani hidup dengan sikap sabar dalam menghadapi berbagai ujian hidup, baik yang berasal dari musibah maupun perlakuan buruk orang lain. Dalam keyakinan Islam, makna cobaan bisa diartikan sebagai wujud kasih sayang Allah Swt. Maka itu, jika hidup banyak cobaan, itu dapat kasih sayang Allah Swt kepada hambanya semakin besar.
Melansir dari Jurnal Pendidikan Islam Vol. 6, No. 1 (2017), makna sabar menghadapi musibah mencakup kemampuan seseorang untuk menahan diri dan tidak mengeluh ketika terkena musibah atau cobaan.
Namun sejatinya, sabar dalam menghadapi ujian mencerminkan jenis sabar yang paling ringan. Ketika menghadapi cobaan, seseorang sudah berada di dalam situasi yang tidak memungkinkannya untuk menghindar. Walaupun demikian, banyak orang yang sulit untuk bersabar ketika dihadapkan pada musibah.
Sabar terhadap musibah ini dinyatakan dalam firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 155, yang mengajak orang yang bersabar untuk menerima berbagai cobaan, termasuk ketakutan, kelaparan, kekurangan harta. Berikut ini redaksi ayat tentang sabar dalam Surah Al-Baqarah ayat 155:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
Artinya:
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."
Kesabaran membantu individu menerima takdir Allah dengan ikhlas dan berusaha kuat dalam menghadapi setiap ujian yang datang. Kesabaran dianggap sebagai kunci utama untuk mendapatkan pujian dari Allah dalam menghadapi berbagai cobaan.
Editor: Fadli Nasrudin