tirto.id - Dari sekian banyak nabi, ada lima di antaranya yang bergelar rasul dengan julukan ululazmi. Gelar ini menunjukkan tingginya derajat mereka sebagai rasul pilihan Allah Swt. Kesabaran mereka dalam berdakwah dapat diteladani melalui kisah-kisahnya, yang terdapat dalam Al-Qur'an.
Istilah ululazmi tersusun dari kata ulul 'orang yang memiliki', dan azmi 'cita-cita yang kuat'. Dari situ ululazmi dapat dimaknai sebagai rasul-rasul pilihan Allah yang mempunyai keteguhan hati, lapang dada, dan kesabaran saat menghadapi kaum yang menentang dan durhaka pada Allah.
Ada lima rasul yang masuk dalam kategori rasul ululazmi. Mereka adalah Nabi Nuh 'alaihissallam, Nabi Ibrahim 'alaihissallam, Nabi Musa 'alaihissallam, Nabi Isa 'alaihissallam, dan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Penjelasan tentang rasul ululazmi diabadikan Allah melalui surah Al Ahzab ayat 7 sebagai berikut:
اَلنَّبِيُّ اَوْلٰى بِالْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ اَنْفُسِهِمْ وَاَزْوَاجُهٗٓ اُمَّهٰتُهُمْ ۗوَاُولُوا الْاَرْحَامِ بَعْضُهُمْ اَوْلٰى بِبَعْضٍ فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ اِلَّآ اَنْ تَفْعَلُوْٓا اِلٰٓى اَوْلِيَاۤىِٕكُمْ مَّعْرُوْفًا ۗ كَانَ ذٰلِكَ فِى الْكِتٰبِ مَسْطُوْرًا
Artinya, "Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka. Orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak [saling mewarisi] di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mukmin dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu hendak berbuat baik kepada saudara-saudaramu [seagama]. Demikian itu telah tertulis dalam Kitab [Allah]." (QS Al Ahzab (33): 7)
Setiap rasul ululazmi memiliki ujian beratnya yang patut dijadikan teladan bagi umat. Mereka turut mengajarkan bahwa ketauhidan yang hanya disandarkan pada Allah akan mendatangkan pertolongan dari arah yang tak terduga.
Kisah Singkat Kesabaran Rasul Ululazmi
Berikut tersaji kisah singkat peristiwa yang pernah membuat rasul ululazmi menghadapi cobaan berat dari kaumnya namun tetap berpegang teguh pada petunjuk Allah:
1. Nabi Nuh
Nabi Nuh mendapat cobaan dari kaumnya sendiri, termasuk istri dan anaknya. Mengutip laman Cendekia Kemenag, selama 950 tahun mendakwahkan tauhid, Nabi Nuh hanya memperoleh cemooh dan ejekan.
Suatu hari Nabi Nuh diperintahkan Allah membuat bahtera besar sembari mengingatkan kaumnya agar menyembahNya karena bencana besar segera tiba. Tapi, peringatan itu tidak digubris. Akhirnya, janji Allah tiba dengan hadirnya banjir bandang yang meluluhlantakkan semuanya.
Saat itu orang beriman yang bersama Nuh hanya 80 orang. Mereka selamat setelah mendengarkan seruan Nuh untuk naik ke bahtera. Kaum Nuh beserta istri dan anak Nuh tewas dalam azab Allah.
2. Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim dikenal sebagai Bapak Para Nabi karena banyak keturunan beliau yang diangkat sebagai Nabi oleh Allah. Pada kisah Nabi Ibrahim, dirinya dikenal sebagai penentang kaum penyembah berhala, termasuk ayahnya sendiri yang bernama Azar. Azar juga diketahui sebagai pemahat patung-patung yang disembah sebagai berhala.
Nabi Ibrahim hidup di zaman Raja Namrud. Dengan keteguhan hatinya, Ibrahim menghancurkan patung-patung sesembahan raja tersebut dan kaumnya saat itu. Alhasil Nabi Ibrahim dihukum dengan dibakar hidup-hidup.
Atas izin Allah, api yang membakar Nabi Ibrahim seketika menjadi dingin. Beliau tidak merasakan panas sedikit pun dan selamat sebagai balasan atas kesabarannya dalam berdakwah.
3. Nabi Musa
Nabi Musa adalah musuh utama Firaun, sang penguasa dari zaman Mesir Kuno. Beliau diutus untuk berdakwah pada kaum Bani Israil. Musa kecil telah ditolong oleh Allah yang kala itu Firaun memiliki kebijakan membunuh setiap bayi terlahir laki-laki.
Musa dirawat semenjak kecil di lingkungan istana Firaun. Setelah menjadi dewasa dan diangkat sebagai nabi oleh Allah, dia memerangi Firaun dan pengikutnya. Nabi Musa melakukan pembelaan pada Bani Israil yang tertindas dan dirinya memilih keluar dari istana menuju Madyan.
Nabi Musa lantas menjadi penggembala kambing milik Nabi Syu'aib selama 10 tahun. Setelah itu, Allah memerintahkannya untuk berdakwah kembali pada Firaun untuk mengajak menyembah Allah. Namun, Nabi Musa mendapatkan perlawanan dari Firaun dan pasukannya.
Saat itu Nabi Musa berhasil menyelamatkan sebagian penduduk Bani Israil setelah mengalahkan tipuan para tukang sihir Firaun. Nabi Musa diuji kembali untuk membawa kaumnya keluar dari Mesir menuju Baitul Maqdis.
4. Nabi Isa
Nabi Isa dilahirkan dari rahim Siti Maryam yang suci. Dia tidak memiliki ayah dan memang ditakdirkan lahir atas izin Allah tanpa melalui persetubuhan. Beliau diberikan mukjizat dapat berbicara ketika masih bayi, menyembuhkan orang sakit, hingga membangkitkan kembali orang mati dengan izin Allah.
Semua mukjizat tersebut tidak lantas mengubah statusnya dari nabi menjadi Tuhan. Nabi Isa tetaplah manusia yang menjadi hamba Allah.
Seperti rasul ululazmi lainnya, Nabi Isa juga mendapat ujian berat dalam dakwahnya. Dia ditentang kaumnya dan diancam untuk dibunuh dengan cara disalib. Namun, Allah menyelamatkannya dengan mengangkat Nabi Isa ke langit dan menyerupakan orang lain saat penyaliban terjadi seperti firman Allah pada surah An Nisa ayat 157:
وَّقَوْلِهِمْ اِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۗوَاِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ ۗمَا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًاۢ ۙ
Artinya, "[Kami menghukum pula mereka] karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak [pula] menyalibnya, tetapi [yang mereka bunuh adalah] orang yang menurut mereka menyerupai [Isa]. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentangnya [pembunuhan Isa], selalu dalam keragu-raguan terhadapnya. Mereka benar-benar tidak mengetahui [siapa sebenarnya yang dibunuh itu], kecuali mengikuti persangkaan belaka. [Jadi] mereka tidak yakin telah membunuhnya." (QS An Nisa (4): 157)
5. Nabi Muhammad
Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir memiliki ujian yang tidak kalah beratnya. Di awal kenabiannya, Nabi Muhammad kerap mendapatkan ancaman dari kaum Quraisy termasuk kabar akan dibunuh. Beliau sempat diusir dari Mekah hingga akhirnya diperintahkan untuk hijrah.
Saat perjalanan hijrah baru sampai di Thaif, Nabi Muhammad sempat dilempari batu dan dituduh gila oleh penduduk setempat. Dengan izin Allah, semua ujian itu dapat dilewati dengan kesabaran beliau dan bahkan penduduk Thaif didoakan mendapatkan hidayah.
Perjalanan hijrah berakhir di Yatsrib, Madinah. Di sana Nabi Muhammad diterima kaum Anshor. Sejak saat itu, kaum muslimin mulai berbenah diri dalam usaha dakwah dan memerangi kaum kafir atas bantuan Allah.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Fadli Nasrudin