Menuju konten utama
Materi Agama Islam

Perbedaan Nabi dan Rasul Beserta Tugas dan Sifatnya

Perbedaan nabi dan rasul beserta tugas dan sifatnya. Simak penjelasan materi nabi dan rasul berikut.

Perbedaan Nabi dan Rasul Beserta Tugas dan Sifatnya
Ilustrasi Islam. foto/Istockphoto

tirto.id - Perbedaan nabi dan rasul salah satunya berkaitan dengan kewajiban menyampaikan wahyu dari Allah Swt. kepada umatnya. Sementara itu, tugas rasul yakni mengajarkan ketauhidan, mengajarkan cara-cara beribadah, menjelaskan hukum Allah Swt, serta hingga memberikan kabar gembira kepada umat yang taat.

Percaya kepada nabi dan rasul Allah Swt. merupakan rukun iman yang keempat dalam ajaran Islam. Seluruh muslim harus mengimani bahwa Allah Swt. telah mengutus nabi dan rasul untuk menyampaikan ajaran tauhid.

Penjelasan terkait jumlah nabi dan rasul termaktub dalam hadis riwayat Abu Dzar. Di dalamnya disampaikan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda sebagai berikut:

Aku berkata, ‘wahai Rasulullah, ada berapa jumlah Nabi?’ Rasulullah menjawab, ‘Nabi ada 120.000 orang.’ Aku berkata, ‘wahai Rasulullah, ada berapa jumlah Rasul?,’ Rasulullah menjawab, ‘Rasul ada 313 orang, mereka sangat banyak,” (HR. Ibnu Hibban No.361).

Perbedaan Nabi dan Rasul

Jumlah nabi dan rasul yang wajib diketahui oleh seorang muslim adalah sebanyak 25. Nama-namanya dapat dilihat di sini.

Salah satu di antara perbedaan nabi dan rasul adalah seorang nabi tidak berkewajiban menyampaikan wahyu dari Allah Swt. kepada umatnya sedangkan rasul mengemban kewajiban itu.

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas V SD, berikut tabel perbedaan nabi dan rasul:

Nabi Rasul
Kata nabi berasal dari kata 'naba'a' yang berarti berita atau informasi Kata rasul berasal dari kata 'rasala' yang berarti utusan atau penyampaian
Tidak berkewajiban menyampaikan wahyu dari Allah Swt. kepada umatnya Berkewajiban menyampaikan wahyu dari Allah Swt. kepada umatnya
Melanjutkan syariat yang disampaikan nabi sebelumnya Membawa syariat baru
Tidak memiliki sifat tablig Memiliki sifat tablig

Tugas dan Sifat Rasul-Rasul Allah

Tugas rasul Allah Swt. secara sederhana adalah menyampaikan wahyu kepada umat. Tugas tersebut dijabarkan menjadi beberapa bentuk. Mengutip buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (2017) keluaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, berikut ini beberapa tugas rasul-rasul Allah Swt:

  • Menyampaikan risalah dari Allah Swt. kepada umatnya.
  • Mengajak untuk meng-esa-kan Allah Swt., dan tidak menyekutukannya atau menjauhi perilaku musyrik.
  • Memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang taat dan memberi peringatan kepada orang kafir.
  • Menunjukkan jalan yang lurus.
  • Membersihkan dan menyucikan jiwa serta mengajarkan kitab dan hikmah kepada manusia.
  • Sebagai hujjah bagi manusia.

Rasul-rasul Allah Swt. memiliki beberapa sifat wajib. Hal ini pula yang membuat mereka disebut sebagai rasul.

Pertama, rasul bersifat sidik yakni selalu jujur dan benar. Sekalipun memiliki tantangan yang berat, Rasul Allah Swt. senantiasa menyampaikan kebenaran dengan jujur.

Kedua, rasul bersifat sidik yang berarti dapat dipercaya. Rasul Allah Swt bertanggung jawab dalam menyampaikan wahyu kepada umatnya, tanpa dikurangi maupun ditambah. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah Asy-Syu’ara ayat 143 berikut:

Sesungguhnya aku adalah seorang rasul terpercaya [yang diutus] kepadamu,”(QS. Asy-Syu’ara [26]: 143).

Ketiga, rasul memiliki sifat tablig yakni menyampaikan. Seluruh wahyu dari Allah Swt. disampaikan kepada umatnya, tanpa satupun disembunyikan. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah Al-Ahzab ayat 39 berikut:

[Yaitu] orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, dan takut kepada-Nya serta tidak merasa takut kepada siapapun selain kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan,” (QS. Al-Ahzab [33]: 39).

Keempat, rasul bersifat fatanah yang berarti memiliki kecerdasan tinggi. Hal ini diberikan Allah Swt. kepada rasulNya untuk menghadapi para penentang. Hal ini sebagaimana Surah Al-An’am ayat 83 sebagai berikut:

Itulah keterangan yang Kami anugerahkan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan orang yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui,” (QS. Al-An’am [6]: 83).

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Muhammad Fadli Nasrudin Alkof