Menuju konten utama

Siapa Firaun, Qarun & Haman dan Kisahnya dengan Nabi Musa?

Siapakah Firaun, Qarun dan Haman? Bagaimana kisah mereka pada era Nabi Musa As?

Siapa Firaun, Qarun & Haman dan Kisahnya dengan Nabi Musa?
Ilustrasi Firaun. foto/Istockphoto

tirto.id - Firaun dan Qarun merupakan raja dan pembesarnya yang menentang Nabi Musa As. Sementara Qarun adalah kaum Nabi Musa As. yang membelot dan membantu Firaun setelah memiliki banyak harta kekayaan.

Kisah ketiga orang tersebut dengan Nabi Musa As. berakhir dengan diturunkannya azab dari Allah SWT.

Allah SWT mengutus para nabi dan rasul untuk menyebarkan syariat kepada umatnya.

Misi tersebut bukanlah perihal mudah bagi para nabi dan rasul. Pasalnya, kerap kali muncul orang-orang yang memiliki kekuasaan melawan dengan kekejaman.

Nabi Musa As. menjadi salah satu nabi yang berhadapan dengan orang-orang yang memiliki kekuasaan seperti Firaun, Haman, dan Qarun.

Ketiga orang ini diceritakan dalam Al-Qur’an berusaha menghancurkan Nabi Musa As. beserta para pengikutnya.

Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Musa dengan [membawa] ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata kepada Firaun, Haman, dan Qarun. Lalu, mereka berkata, ‘[Musa] itu seorang penyihir lagi pendusta,’” (QS. Al-Gafir [40]: 23-24).

Siapa Firaun & Haman dan Kisahnya dengan Nabi Musa?

Ilustrasi Mesir kuno

Ilustrasi Mural Mesir kuno. FOTO/iStockphoto

Firaun merupakan gelar kehormatan yang digunakan sebagai sinonim raja di Kerajaan Mesir Kuno sejak dinasti ke-18 (1539-1292 SM).

Afareez Abd Razak al-Hafiz dalam buku Undercover Sejarah Lengkap Musuh Para Nabi (2012), menjelaskan bahwa Firaun yang hidup masa Nabi Musa As. adalah Ramesses II (1279-1212 SM) dan Marenptah (1212-1202 SM).

Terlepas dari Ramesses II atau Marenptah, Firaun yang hidup masa Nabi Musa As. dikisahkan sebagai seorang kafir nan zalim.

Firaun dalam pemerintahannya didampingi Haman, pelayan atau pembesar yang menempati beberapa jabatan penting seperti menteri, penasihat, hingga pelaksana proyek pembangunan menara.

Di sisi lain, Haman terus menasehati Firaun untuk menolak dakwah Nabi Musa As.

Kisah Firaun dan Haman telah dimulai bahkan sebelum Nabi Musa As. dilahirkan ke dunia.

Pada suatu ketika, ahli nujum kerajaan melaporkan kepada Firaun bahwa akan lahir seorang bayi laki-laki dari Bani Israil yang kelak menghancurkannya.

Firaun kemudian mengeluarkan perintah untuk membunuh semua anak laki-laki di Kerajaan Mesir tanpa terkecuali. Hal ini termaktub dalam Surah Al-Baqarah ayat 49, bahwa Allah SWT berfirman sebagai berikut:

[Ingatlah] ketika Kami menyelamatkan kamu dari [Firaun dan] pengikut-pengikut Firaun. Mereka menimpakan siksaan yang sangat berat kepadamu. Mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. Pada yang demikian terdapat cobaan yang sangat besar dari Tuhanmu,” (QS. Al-Baqarah [2]: 49).

Allah SWT kemudian mengilhamkan kepada Ibu Nabi Musa untuk menghanyutkan bayinya ke sungai Nil.

Bayi Musa justru kemudian ditemukan istri Firaun, Asiyah bin Muzahim. Keadaan inilah yang menyelamatkan Musa dari perintah pembunuhan bayi laki-laki di Kerajaan Mesir.

Kisah di atas baru salah satu dari perjalanan Nabi Musa As. menghadapi Firaun dan Haman. Pada akhir riwayatnya, Firaun dan Haman tenggelam di Laut Merah ketika mengejar Nabi Musa As. beserta para pengikutnya.

Tenggelamnya Firaun dan pasukannya dikisahkan dalam Surah Al-A’raf ayat 136 sebagai berikut:

Maka, Kami membalas mereka [dengan siksa yang lebih berat]. Kami tenggelamkan mereka di laut karena mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang lengah terhadapnya,” (QS. Al-A’raf [7]: 136).

Siapa Qarun dan Kisahnya dengan Nabi Musa?

Ilustrasi Harta Karun

Ilustrasi Harta Qarun. foto/IStockphoto

Qarun merupakan kaum Nabi Musa As. yang kemudian menjadi seorang pembangkang karena harta kekayaan.

M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an (2002) menjelaskan dengan mengutip pandangan Ibn ‘Asyur bahwa firman Allah Surah Al-Qasas ayat 76 menyebut min qaumi Musa (termasuk kaum Musa), bukan min Bani Israil (termasuk kelompok Israil).

Konteks lafal Al-Qur’an di atas menunjukan adanya kedekatan hubungan khusus antara Nabi Musa As. dan Qarun seperti saudara.

Kekayaan Qarun begitu banyak sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Qasas ayat 76 berikut:

Sesungguhnya Qarun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku aniaya terhadap mereka. Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. [Ingatlah] ketika kaumnya berkata kepadanya, ‘Janganlah engkau terlalu bangga. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri,’” (QS. Qasas [28]: 76).

Mengenai asal usul harta Qarun terdapat beberapa riwayat di antaranya berkah bekerja menjadi kepada Firaun, menemukan harta terpendam Nabi Yusuf As. hingga setelah memohon didoakan Nabi Musa As. supaya menjadi kaya.

Akan tetapi setelah menjadi kaya, Qarun justru menjadi congkak dan sombong. Tidak hanya itu, Qarun juga berbuat aniaya kepada kaum Nabi Musa As. Salah satu bukti kesombongan Qarun termuat dalam Surah Al-Qasas ayat 78 berikut:

Dia [Qarun] berkata, ‘Sesungguhnya aku diberi (harta) itu semata-mata karena ilmu yang ada padaku.’ Tidakkah dia tahu bahwa sesungguhnya Allah telah membinasakan generasi sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta? Orang-orang yang durhaka itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka,” (QS. Al-Qasas [28]: 78).

Pada akhir hidupnya, Qarun bersama seluruh hartanya ditenggelamkan Allah SWT ke dalam tanah.

Imam Al-Qurthubi dalam Tafsir al-Qurthubi menyampaikan riwayat pendapat Muqatil bahwa, “Ketika Nabi Musa As. menyuruh bumi untuk menelannya (Qarun), maka bumi lalu menenggelamkannya beserta seluruh harta bendanya.”

Baca juga artikel terkait FIRAUN atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno