Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Kisah Teladan Nabi Musa As: Bayi yang Diselamatkan oleh Allah SWT

Nabi Musa As, kisah Nabi Musa, mukjizat Nabi Musa, kisah nabi Musa singkat.

Kisah Teladan Nabi Musa As: Bayi yang Diselamatkan oleh Allah SWT
Ilustrasi Nabi. tirto.id/Fuad

tirto.id - Nabi Musa As hidup pada zaman kekuasaan Raja Fir'aun di Mesir.

Sang raja terkenal dengan kekejamannya hingga membunuh seluruh bayi laki-laki yang baru dilahirkan lantaran khawatir bisa menghancurkan kekuasaanya. Namun, bayi Musa kala itu berhasil diselamatkan oleh Allah SWT.

Perilaku buruk Raja Fir'aun dapat kita ketahui melalui firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 49. Bunyinya adalah sebagai berikut:

وَإِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ ۚ وَفِي ذَٰلِكُمْ بَلَاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu".

Pada saat bayi Musa lahir, ibunya sebenarnya sempat mengalami ketakutan karena sang putra bisa saja menjadi korban dari Raja Fir'aun.

Akan tetapi, ia akhirnya mendapatkan ilham dari Allah SWT agar menghanyutkan putranya ke aliran sungai nil dengan cara diletakkan di dalam sebuah peti.

Petikan surah Thaha ayat 39 menjelaskan:

"Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir’aun) musuh-Ku dan musuhnya.....".

Yang cukup mengejutkan, bayi Musa yang telah "dihanyutkan" sang ibu justru ditemukan oleh Raja Fir'aun sendiri beserta istrinya, Siti Asiyah, di pinggiran sungai nil.

Seperti dikutip lamanNU Online melalui artikel dengan judul "Indahnya Skenario Allah Selamatkan Bayi Musa dari Kekejaman Fir'aun" oleh M. Tatam Wijaya, sebenarnya sempat terjadi perdebatan antara pihak istana dengan istri Fir'aun kala itu, karena bayi tersebut berjenis kelamin laki-laki yang artinya wajib "dibunuh".

Akan tetapi, berkat lobi yang sukses dilakukan oleh Siti Asiyah kepada suaminya, ia pun akhirnya dipersilakan untuk mengangkatnya sebagai anak.

"(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak," demikian ucap Siti Asiyah terhadap Raja Fir'aun, seperti diterangkan dalam surah Al-Qasas ayat 9.

Alhasil, bayi Musa berhasil lolos dari kekejaman Raja Fir'aun. Dirinya yang dilahirkan sebagai seorang laki-laki, atas kehendak Allah SWT justru malah tinggal di istana bersama sang raja dan menjadi anak angkatnya.

Dilansir laman Suara Muhammadiyah, Siti Asiyah sudah mulai kebingungan untuk bisa menyusui bayi Musa lantaran beberapa ibu susuan yang didatangkan tidak ada satu pun yang cocok.

Lagi-lagi, Allah SWT menunjukkan kebesarannya. Datanglah ibu kandung Musa ke istana untuk menawarkan jasa menyusui.

Setelah dirasa cocok dan bayi Musa mulai mau menerima, sang ibu akhirnya menyusui anak kandungnya sendiri.

Artinya, selain dapat menyusui bayi Musa yang merupakan anak kandungnya, ibunya juga mendapatkan keuntungan lain dari hal tersebut.

Yakni adanya upah dari istana karena ia dipekerjakan sebagai ibu susuan dari "putra angkat" Raja Fir'aun dan Siti Asiyah tersebut.

Baca juga artikel terkait KISAH NABI MUSA atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dhita Koesno