Menuju konten utama

Sejarah Peradaban Mesir Kuno: Periodesasi Kerajaan & Peninggalannya

Sejarah peradaban Mesir Kuno setidaknya bisa dibagi dalam 5 periode. Berikut periodesasi peradaban Mesir Kuno dan sejumlah peninggalannya.

Sejarah Peradaban Mesir Kuno: Periodesasi Kerajaan & Peninggalannya
Ilustrasi Mural Mesir kuno. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sejarah peradaban Mesir Kuno termasuk salah satu yang tertua di dunia. Mesir Kuno telah memiliki kebudayaan maju jauh sebelum eksisnya peradaban Yunani dan Romawi.

Masyarakat Mesir Kuno diperkirakan menyatu menjadi peradaban besar sejak 3100 SM. Pada masa itu, peradaban lain di dunia yang melek huruf selain Mesir Kuno adalah Mesopotamia, yang terletak jauh di sekitar Teluk Persia.

Secara kronologis, sejarah peradaban Mesir Kuno terbagi menjadi beberapa periode berdasarkan masa kepemimpinan para wangsa. Berikut perjalanan sejarah Mesir Kuno yang terbagi menjadi 5 periode.

1. Periode Pradinasti Mesir Kuno (3100-3050 SM)

Pada zaman Prawangsa atau Pradinasti, Mesir masih masih terdiri dari permukiman-permukiman kecil yang tumbuh subur di sepanjang tepian Sungai Nil. Kemajuan bangsa Mesir kala itu ditopang oleh hasil bumi. Hal itu tidak lepas dari kemampuan masyarakatnya dalam pembuatan kanal dan irigasi.

Menurut Emory S. Bogardus dalam bukunya, The Development of Social Thought (1995), sebelum dinasti pertama Mesir Kuno berkuasa, wilayah Mesir terbagi ke dalam dua kerajaan besar.

Mesir Hulu--dikenal juga dengan sebutan Ta Syemau--menempati wilayah Mesir di bagian selatan. Sementara di bagian utara disebut Mesir Hilir atau Ta Mehu. Garis perbatasan 2 kerajaan tersebut diperkirakan terletak di wilayah yang sekarang disebut Kairo.

Penguasa kerajaan Mesir Kuno yang pertama masih menjadi perdebatan. Manetho, sejarawan cum pemuka agama Mesir yang hidup sekitar abad ke-3 SM, menyebut bahwa raja Mesir Kuno pertama adalah Menes.

Namun, temuan-temuan arkeolog justru menyimpulkan lain. Para arkeolog berpandangan bahwa firaun pertama adalah Narmer.

Terlepas dari hal itu, penguasa pertama pada masa-masa awal peradaban Mesir Kuno dipercaya merupakan orang yang berhasil menyatukan Mesir Hilir dan Mesir Hulu.

Secara definitif, firaun adalah sebutan untuk kepala negara sekaligus pemimpin agama masyarakat Mesir Kuno. Kata firaun berarti 'Rumah Besar' yang merujuk pada istana tempat tinggalnya.

Firaun biasanya laki-laki, meskipun seiring berjalannya waktu terdapat beberapa pemimpin wanita, seperti Hatshepsut dan Cleopatra. Masyarakat Mesir Kuno menganggap para pemimpin mereka itu punya kemampuan menjadi perantara antara para dewa dengan manusia.

2. Periode Kerajaan Lama Mesir Kuno (2686-2181 SM)

Memasuki periode Kerajaan Lama, peradaban Mesir Kuno sudah mengalami kemajuan. Masyarakat di kawasan itu telah memakai benda-benda rumah tangga yang terbuat dari logam dan melakukan perdagangan maupun pelayaran.

Industri sudah mulai digalakkan pada masa ini. Di antaranya seperti industri kaca, permata, serta perabot rumah yang terbuat dari kayu.

Pada periode Kerajaan Lama ini juga, masyarakat Mesir punya tokoh-tokoh tersohor. Dalam artikel "Key Figures of Ancient Egypt" yang diterbitkan oleh National Geographic, Mesir Kuno pada masa itu punya tiga tokoh kunci yang punya andil besar dalam perkembangan peradaban mereka.

Yang pertama justru bukan merupakan firaun. Dia adalah arsitek pembangunan piramida pertama pada zaman Raja Djoser (sekitar 2650-2575 SM). Namanya Imhotep.

Pembangunan piramida rancangan Imhotep dianggap sebagai awal dari kemajuan peradaban Mesir Kuno. Sebab, bangunan itu adalah piramida pertama sepanjang sejarah Mesir Kuno.

Selanjutnya, rakyat Mesir Kuno punya Raja Snefru yang mulai memimpin sekitar tahun 2600 SM. Snefru punya peran besar dalam pembangunan piramida yang lebih kokoh dibandingkan bangunan buatan Imhotep. Maka itu, Snefru dianggap sebagai pelopor Piramida Sejati pertama.

Tokoh kunci peradaban Mesir Kuno yang ketiga pada era ini adalah putra Raja Snefru yakni Khufu (memerintah sekitar tahun 2580-2565 SM). Dalam masa kepemimpinannya yang singkat, Khufu melakukan perubahan besar dalam hal pembangunan Piramida.

Khufu adalah raja Mesir Kuno yang memerintahkan pembangunan Piramida Agung Giza. Struktur bangunan ini memiliki ketinggian 147 meter. Piramida tersebut diyakini sebagai bangunan tertinggi di dunia pada masa itu.

3. Periode Menengah Pertama Mesir Kuno hingga Kerajaan Pertengahan (2181-1690 SM)

Secara umum periode Menengah Pertama ini terdiri dari dua tahap. Yang pertama adalah ketika Wangsa Kesebelas menjadi penguasa. Tahap kedua terjadi saat kekuasaan beralih kepada Wangsa Kedua Belas.

Selama kekuasaan dua wangsa tersebut, kerajaan Mesir mengalami pertumbuhan besar menuju fase baru dengan kekuasaan feodalistik yang kuat.

Namun, hal itu justru berbuah petaka. Sentralisasi yang kuat memunculkan ide independensi di wilayah provinsi, yang dipimpin oleh nomark. Akibatnya banyak terjadi perang sipil, terutama pada rentang tahun 2181-1991 SM.

Adalah Amenemhet I yang diduga kuat sebagai penengah dalam kekacauan kekuasaan Mesir Kuno di penghujung era itu. Amenemhet I secara tegas mengeluarkan kebijakan yang membatasi hak-hak nomark, sebagai upaya mencegah terjadinya caplok-mencaplok wilayah.

Kerajaan Mesir Kuno kembali berada di jalur perbaikan di era penerus Amenemhet I. Yang paling menonjol adalah ketika Sesostris II dan Amenemhet III memimpin.

Kedua pemimpin tersebut punya kendali bagus untuk membuat pemerintahan monarki yang lebih kuat secara hukum serta makmur dalam hal ekonomi. Jika Kerajaan Lama punya piramida, periode ini lebih menonjol dalam bidang literatur dan kesenian.

4. Periode Menengah Kedua Mesir Kuno & Bangsa Hyksos (1674-1549 SM)

Kemajuan dan kemakmuran di masa pemerintahan Amenemhet III membuat peningkatan populasi yang cukup pesat. Masyarakat Mesir merasa tidak perlu khawatir meninggalkan anak-cucu untuk hidup pada masa itu. Namun, membludaknya populasi ini justru berakibat fatal.

Menjelang akhir kepemimpinan Amenemhet III, banjir tahunan Sungai Nil, yang merupakan salah satu sumber penghidupan masyarakat Mesir, berhenti. Hal itu berdampak minor pada penyusutan sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah.

Pada masa Wangsa Ketiga Belas dan Wangsa Keempat Belas, Kerajaan Mesir perlahan mengalami kemerosotan. Hingga akhirnya sekitar tahun 1650 SM, di tengah kondisi tercerai berai, bangsa dari Asia yang dikenal sebagai Hyksos, datang menduduki wilayah Mesir Kuno.

5. Periode kekuasaan Romawi (Sejak sekitar 332 SM)

Sejak periode kedatangan bangsa Hyksos, Mesir terus berganti kekuasaan asing hingga beberapa abad berikutnya. Mesir Kuno sempat dikuasai oleh bangsa Persia sejak tahun 526 SM. Pada masa itu, Persia merupakan salah satu kekuatan besar yang ditakuti di wilayah sekitar Mesir.

Kekuasaan Persia di wilayah sekitar Sungai Nil ini berlangsung hingga 332 SM. Di akhir periode itu, Persia ditaklukkan oleh Aleksander III atau lebih dikenal sebagai Alexander Agung, yang berasal dari Makedonia.

Pada awal-awal kedatangannya, Alexander Agung disambut rakyat Mesir sebagai tokoh pembebas. Sayangnya, kekuasaan Alexander Agung tidak lama. Dia meninggal pada 323 SM di Babel.

Sejak itu, pemerintahan Mesir kembali terus bergonta-ganti. Sejak tahun 30 SM ketika bangsa Romawi datang, wilayah Mesir tidak lagi berada di bawah kekuasaan raja lokal. Mereka dianeksasi oleh Romawi, hingga sekitar tahun 300-an Masehi.

Peninggalan Mesir Kuno

Banyak benda-benda kuno yang ditemukan sebagai bagian dari sejarah peradaban Mesir Kuno. Beberapa benda peninggalan Mesir Kuno yang ditemukan adalah sebagai berikut:

a. Fosil manusia purba

Austrolopithecan merupakan jenis manusia purba Mesir yang hidup sekitar 1.500.000 tahun lalu. Tingginya sekitar 115 sentimeter. Ia telah menggunakan alat-alat dari batu dan tulang. Dan hidup sebagai pengembara dan berpindah-pindah tempat.

b. Tulisan Hieroglif

Mesir Kuno diyakini sebagai salah satu peradaban yang pertama mengenal tulisan. Sebutan untuk tulisan Mesir Kuno ini adalah hieroglif. Tulisan-tulisan ini bertebaran di dinding-dinding piramida.

c. Piramida Mesir

Piramida merupakan bangunan berbentuk kerucut yang bertingkat. Dibangun pertama kali oleh Raja Djoser (sekitar 2650-2575 SM).

Tujuan awal dibangunnya Piramida adalah untuk menyimpan mayat dari para firaun. Para raja dan permaisuri yang meninggal diawetkan, diletakkan dalam patung batu berbentuk singa berkepala manusia.

d. Spinx

Spinx merupakan bagian dari Piramida. Bangunan tersebut berbentuk singa kepala manusia, yang diletakkan di depan Piramida. Spinx dipercaya sebagai penjaga para raja yang telah meninggal dari gangguan roh jahat.

e. Kuil dan Obelisk

Masyarakat Mesir Kuno mempunyai bangunan khusus sebagai tempat pemujaan Dewa Matahari. Mereka melakukan ritual di sebuah kuil, yang di depannya terdapat jajaran tugu-tugu (Obelisk).

Penyembahan Dewa Matahari dipelopori oleh Raja Amenhotep IV, yang memimpin sekitar tahun 1353-1336 SM. Ketika itu, ia secara tidak langsung menggantikan dewa utama yang disembah masyarakat Mesir sebelumnya, yakni Dewa Amun.

Baca juga artikel terkait SEJARAH DUNIA atau tulisan lainnya dari Fadli Nasrudin

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Fadli Nasrudin
Penulis: Fadli Nasrudin
Editor: Addi M Idhom