tirto.id - Ideologi komunis adalah salah satu ideologi besar yang ada di dunia kendati pada masa-masa ini sudah tidak popular lagi. Lantas, apa itu ideologi komunisme? Siapa pencetus komunisme? Kenapa ideologi komunis dilarang di Indonesia?
Istilah "ideologi" berasal dari bahasa Yunani, yaitu idea yang berarti "ide" atau "gagasan" dan logos yang berarti "ilmu" atau "pengetahuan". Sedangkan kata isme dalam "idealisme" berasal dari kata ismos yang berarti "paham", "ajaran", atau "kepercayaan".
Secara istilah, ideologi merupakan ilmu tentang ide atau gagasan. Ada beberapa ideologi besar yang berkembang di dunia dan dianut oleh negara-negara tertentu, seperti liberalisme, komunisme, nasionalisme, pan-islamisme, dan lainnya.
Pengertian Ideologi Komunisme dan Ciri-Cirinya
Apa yang dimaksud dengan komunisme? Nur Sayyid Santoso Kristeva dalam Sejarah Ideologi Dunia: Sosialisme, Kapitalisme, Komunisme, Fasisme, Anarkisme, dan Marxisme, Konsevarvatisme (2010:40) menyebutkan bahwa istilah komunis mengandung dua pengertian.
Istilah pertama komunis berhubungan dengan komune (commune) suatu satuan dasar bagi wilayah negara yang berpemerintahan sendiri dengan negara itu sendiri sebagai federasi komune itu. Sedangkan yang kedua berkaitan dengan menunjukkan milik atau kepunyaan bersama.
Secara umum, pengertian komunisme adalah salah satu ideologi (pemahaman) politik yang dianut oleh suatu negara. Selain itu, komunisme diartikan sebagai suatu ideologi (pemahaman) politik yang berorientasi kepada masyarakat tanpa kelas.
Makna masyarakat tanpa kelas menunjukkan bahwa komunisme menginginkan terciptanya masyarakat yang taat terhadap aturan ekonomi berdasarkan kepemilikan bersama dan tidak adanya kelas sosial, negara, uang, maupun alat produksi.
Berikut ini beberapa ciri-ciri ideologi komunisme:
- Tidak ada kepemilikan pribadi seperti aset dan warisan, karena negara menguasai alat-alat produksi, modal, dan sumber daya alam.
- Perencanaan dan kontrol distribusi barang dan jasa berada di tangan negara.
- Tidak ada perbedaan kelas sosial.
- Kepentingan negara atau kelompok adalah prioritas dibandingkan individu.
- Tidak ada pengakuan keberadaan Tuhan karena agama dianggap sebagai candu yang tidak diperlukan.
Meskipun tidak sama persis dengan sosialisme, komunisme terkadang disebut sebagai sosialisme revolusioner dan didefinisikan oleh teori-teori ekstrim Karl Marx.
Sejarah & Tokoh Pencetus Komunisme
Komunisme pertama kali dicetuskan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels dengan mengeluarkan sebuah karya berjudul Manifesto Politik yang diterbitkan pada 21 Februari 1848.
Ide atau gagasan komunisme merupakan reaksi terhadap maraknya praktik kapitalisme pada abad ke-19 Masehi. Saat itu, kapitalisme yang berorientasi terhadap modal dan kepemilikan individu sangat antipati terhadap para buruh. Hal tersebut menyebabkan terciptanya kelas ekonomi atas yang dikuasai pemilik modal dan kelas ekonomi bawah yang dihuni para buruh.
Tahun 1867, Marx bersama Engels menghasilkan sebuah karya fenomenal, yaitu Das Kapital. Dijelaskan mengenai kesenjangan ekonomi yang terjadi di berbagai negara Eropa pada segi industri yang selanjutnya menjadi alasan dari munculnya ideologi komunis.
Pandangan-pandangan Karl Marx yang menjadi dasar teori komunsime modern kemudian disebut sebagai Marxisme yang umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia.
Paham komunisme berusaha untuk membentuk masyarakat atau orang-orang yang lebih adil, dan tidak memandang kelas, strata, dan golongan. Kemudian, perkembangan dan kemajuan ekonomi perlahan-lahan mempengaruhi tradisi, adat, perpolitikan, sosial, moral, dan agama.
Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu, komunisme menjadi ideologi dan disebarluaskan ke negara lain.
Tokoh utama dari penerapan ideologi komunisme di Rusia ialah Vladimir Lenin yang merupakan pimpinan Partai Bolshevik. Di tangan Lenin, gagasan komunisme Marx dan Engels menjadi pedoman resmi praktik-praktik bernegara.
Contoh Negara Penganut Komunisme
Komunisme sempat menjadi salah satu ideologi terbesar dan berpengaruh di dunia, terlebih pada masa Perang Dunia II (1939-1945) dan Perang Dingin (1947-1991).
Ideologi komunisme yang kala itu dimotori oleh Uni Soviet (Rusia) menjadi representasi dari Blok Timur untuk menghadapi Blok Barat dengan ideologi liberalisme yang digawangi oleh Amerika Serikat.
Seiring berjalannya waktu, negara-negara penganut komunisme mulai berjatuhan, dan sebaliknya negara-negara penganut liberalisme justru semakin berjaya.
Kendati begitu, masih ada negara-negara yang bertahan dengan ideologi komunismenya hingga saat ini, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Rusia
- Republik Rakyat Tiongkok
- Korea Utara
- Vietnam
- Laos
- Kuba
- Uni Soviet atau USSR (1922-1991)
- Jerman Timur (1949-1990)
- Republik Rakyat Hongaria (1949-1989)
- Republik Rakyat Bulgaria (1946-1990)
- Republik Rakyat Polandia (1944-1989)
- Republik Sosialis Rumania (1947-1989)
- Republik Sosialis Rakyat Albania (1944-1992)
- Republik Federal Sosialis Yugoslavia (1943-1992)
- Republik Sosialis Cekoslowakia (1948-1989)
- Republik Rakyat Angola (1975–1992)
- Republik Rakyat Benin (1972–1990)
- Republik Rakyat Kongo (1970–1992)
- Republik Demokratis Rakyat Ethiopia (1987-1991) dan Derg (1974-1987)
- Republik Rakyat Mozambik (1975–1990)
- Yaman Selatan (1969–1990)
- Republik Demokratis Afganistan (1978–1992)
- Republik Rakyat Kamboja (1979-1989)
- Republik Demokratis Kamboja (1975-1979)
Kenapa Ideologi Komunis Dilarang di Indonesia?
Paham komunis adalah ideologi yang dilarang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Alasan pelarangan paham komunis tidak dapat dilepaskan dari peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S). Dalam peristiwa politik dan militer itu, enam jenderal dan satu perwira Angkatan Darat (AD) menjadi korban.
- Letjen Ahmad Yani (Men/Pangad)
- Mayjen R. Soeprapto (Deputi II Men/Pangad)
- Mayjen Harjono Mas Tirtodarmo (Deputi IIIMen/Pangad)
- Mayjen S.Parman (Asisten I Men/Pangad)
- Brigjen D.I. Panjaitan (Asisten VI Men/Pangad)
- Brigjen Soetojo Siswomihardjo (Inspektur Kehakiman AD)
- Lettu Pierre Andreas Tendean.
Penulis: Alhidayath Parinduri
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif