Menuju konten utama

Warga RW 1 Bausasran Menolak Rumahnya Diukur PT KAI

Pengukuran tersebut merupakan bagian dari rencana beautifikasi Stasiun Lempuyangan oleh PT KAI.

Warga RW 1 Bausasran Menolak Rumahnya Diukur PT KAI
Petugas PT KAI ditolak warga RT 02 RW 1 Kelurahan Bausasran, Kemantren Danurejan, Kota Yogyakarta, DIY saat akan melakukan pengukuran lahan sebagai rencana beautifikasi Stasiun Lempuyangan, pada Rabu (16/4/2025). Tirto/Siti Fatimah

tirto.id - Warga terdampak beautifikasi Stasiun Lempuyangan menolak petugas PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang hendak melakukan pengukuran terhadap 14 rumah di depan Stasiun Lempuyangan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Rabu (16/4/2025).

Kehadiran petugas PT KAI diterima oleh Ketua RW 1, Kelurahan Bausasran, Kemantren Danurejan, Kota Yogyakarta, sekitar pukul 09.20 WIB. Petugas PT KAI tersebut kemudian diarahkan ke Posko Warga RT 2 RW 1.

Petugas PT KAI dengan didampingi oleh polisi kemudian bertemu juru bicara warga di posko tersebut. Usai berbincang sekitar lima menit, petugas kemudian keluar dan meninggalkan posko.

Antonius Fokki Ardiyanto, juru bicara warga, menekankan bahwa mereka menolak pengukuran terkait rencana beautifikasi Stasiun Lempuyangan yang dilakukan PT KAI.

"Yang menjadi sebuah pointers adalah bahwa kami menyampaikan ketegasan menolak pengukuran," ujar Fokki.

Fokkiyang juga pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kota Yogyakarta itu pun membeberkan bahwa petugas PT KAI yang menemuinya meminta warga menulis surat penolakan.

"Ya, nanti akan konsultasi dengan warga. Intinya tetap menolak. Kalau ini nanti warga bisa segera kumpul, ya nanti sore sudah sampai [surat penolakan warga ke PT KAI]," sebut Fokki.

Sementara itu, Ketua RW 1 Kelurahan Bausasran sekaligus warga terdampak beautifikasi Stasiun Lempuyangan, Antonius Yosef Handriutomo, mengatakan bahwa dia mendapat dua surat pemberitahuan. Anton, sebagai Ketua RW, mengaku menerima surat pemberitahuan pengukuran.

"Jadi, surat yang saya terima sebagai pemangku wilayah," ujarnya.

Anton mengaku sudah bertemu dengan GKR Mangkubumi untuk membicarakan masalah sengketa lahan ini. Dalam audiensi tersebut, kata dia, warga meminta pengarahan agar SKT mereka dapat dijadikan rujukan menjadi Serat Kekancingan.

"Beliau mengatakan, ‘Oh syaratnya banyak dan juga mungkin perlu waktu'. Enggak apa-apa, syaratnya apa, kami akan penuhi semampu kami bisa," tegas Anton.

Dikonfirmasi terpisah, Manager Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih, mengatakan belum dapat memberikan keterangan lanjutan terkait beautifikasi Stasiun Lempuyangan.

"Belum ada statement lanjutan dari kami karena proses dialog dan sosialisasi masih berlangsung dan sangat dinamis," ujarnya saat dihubungi kontributor Tirto pada Rabu.

Sementara itu, terkait penolakan warga terhadap pengukuran 14 rumah yang masuk rencana beautifikasi, Feni menyebut belum melakukan konfirmasi.

"Terkait kegiatan pengukuran akan kami cek ke tim terkait. Terima kasih," tandasnya.

Baca juga artikel terkait SENGKETA LAHAN atau tulisan lainnya dari Siti Fatimah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Siti Fatimah
Penulis: Siti Fatimah
Editor: Fadrik Aziz Firdausi