tirto.id - Doa Nabi Adam As. salah satunya termuat dalam Surah Al-A’raf ayat 23, “Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamna... (Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami...).”
Berikut ini lafal Arab, Latin, dan terjemahan doa Nabi Adam As. yang dapat diamalkan umat Islam.
Manusia tidak luput dari perilaku salah dan dosa. Bahkan, manusia pertama yang diciptakan Allah SWT, yakni Nabi Adam As. pernah membuat kesalahan dengan memakan buah khuldi.
Akibat perbuatan tersebut, Adam dan Hawa, istrinya diturunkan Allah SWT dari surga ke bumi.
Meskipun demikian, turunnya Adam dan Hawa ke dunia sebenarnya telah menjadi garis takdir.
Pasalnya, manusia diciptakan Allah Swt. untuk menjadi khalifah atau pihak yang mengatur bumi sebagaimana bunyi Surah Al-Baqarah ayat 30 berikut:
“[Ingatlah] ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.’ Mereka berkata, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?’ Dia berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,’” (QS. Al-Baqarah [2]: 30).
Terlepas dari ketetapan Allah SWT, Adam dan Hawa telah melakukan kesalahan karena mendekati pohon khuldi dan memakan buahnya.
Padahal Allah SWT telah memberikan peringatan kepada Adam, kendati sekalipun iblis yang menggodanya.
Doa Nabi Adam AS: Arab, Latin dan Terjemahannya
Selepas Adam dan Hawa memakan buah khuldi, terbukalah aurat mereka berdua. Adam dan Hawa kemudian berdoa meminta ampun kepada Allah SWT sebagaimana termuat dalam Surah Al-A’raf ayat 23 berikut:
رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ ٢٣
Arab Latinnya: Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamna lanakuunanna minal khosirin.
Artinya: “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi,” (QS. Al-A’raf [7]: 23).
Dilansir laman NU Online, Jalaluddin as-Suyuthi: seorang ulama sekaligus cendekiawan muslim abad ke-15 asal Mesir dalam kitab ad-Durul Mantsur fit Tafsiril Ma’tsur menjelaskan bahwa Nabi Adam mendatangi Ka’bah dan mendirikan salat dua rakaat setelah diusir dari surga.
Nabi Adam juga berdoa dengan untaian yang indah sebagai berikut:
اللّهُمّ إِنّكَ تَعْلَمُ سِرِّيْ وَعَلَانِيَتِيْ فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِيْ وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَأَعْطِنِيْ سُؤَلِيْ وَتَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ وَيَقِيْنًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيْبُنِيْ إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِي وَأَرْضِنِيْ بِمَا قَسَّمْتَ لِي
Artinya: “Ya Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, karena itu terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku. Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku. Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku.”
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno