tirto.id - Kisah keteladanan Nabi Adam As sebagai nabi pertama sekaligus sebagai manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT penting untuk kita pahami.
Pada mulanya, penciptaan Nabi Adam sempat mendapatkan pertentangan dari Malaikat. Namun, Allah mempunyai kehendak lain.
Melalui surah Al-Baqarah ayat 30, Allah SWT berfirman:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Artinya:
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,".
Dalam surah yang sama dan ayat ke-35, kemudian Allah SWT berkata:
"Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim".
Demikian awal mulanya Allah menciptakan Nabi Adam sebagai manusia pertama. Disusul oleh Siti Hawa sebagai istri yang menemani beliau untuk hidup di surga.
Akan tetapi, akibat bujuk rayuan Iblis, Nabi Adam dan Siti Hawa justru mengingkari perintah Allah SWT dengan memakan buah kuldi yang sempat dilarang.
Akibatnya, mereka berdua diturunkan ke bumi dalam kondisi terpisah.
Melalui surah Surat Al-A'raf ayat 24, dapat diperoleh penjelasan mengenai perihal tersebut. Bunyinya adalah sebagai berikut:
قَالَ اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ
Artinya:"Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan".
Kisah Keteladanan Nabi Adam As.
Dikutip laman NU Online melalui artikel berjudul "Teladan Penghambaan Mulia dari Nabi Adam" yang ditulis oleh Fathoni (2019), hal yang perlu diteladani dari Nabi Adam adalah mengenai pengakuan dosa.
Saat melakukan kesalahan, Nabi Adam tidak ingin menyalahkan pihak lain. Akan tetapi, beliau menyadari bahwa dirinyalah yang telah melakukan kesalahan tersebut.
Dalam surah Al-Baqarah ayat 37, disebutkan bahwa,"Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang,".
Beberapa keteladanan lain yang bisa diambil dari kisah Nabi Adam di antaranya adalah manusia perlu untuk selalu memperhatikan perintah dan larangan yang berasal dari Allah SWT.
Ketika ada perintah, hendaknya dijalani dengan penuh ketaatan. Akan tetapi, saat adanya larangan, wajib pula untuk segera menghindarinya.
Selain itu, juga bisa dipetik hikmah lain bahwa manusia perlu untuk tetap waspada terhadap bujuk rayuan dari iblis.
Dari peristiwa diturunkannya Nabi Adam ke bumi beserta Siti Hawa, hal tersebut terjadi akibat adanya rayuan dari iblis hingga membuat beliau beserta sang istri dikeluarkan dari surga.
Keteladanan lainya, yaitu ketika manusia dihadapkan pada kesalahan, maka hendaknya kembali dan mengakui kesalahan tersebut. Yakni dengan cara bertobat dan memohon ampun kepada Allah SWT.
Hikmah Beriman Kepada Para Rasul Allah SWT
Allah SWT mewajibkan umat Islam untuk beriman kepada para RasulNya, tentu memiliki makna yang penting. Salah satu hal penting tersebut disampaikan oleh Allah SWT dalam kitabnya sebagai berikut:
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS Al-Ahzab {33}:21)
Dikutip dari bukuPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Kemendikbud (2017:114), beriman kepada para Rasul Allah SWT akan memberikan manfaat dan hikmah kepada umat Islam. Beberapa manfaat dan hikmah yang akan didapatkan sebagai berikut:
1. Menyempurnakan rukun iman yang keempat
2. Menjadikan kisah para Rasul sebagai suri teladan yang baik dalam hidup
3. Termotivasi untuk melakukan perilaku sosial yang baik dalam masyarakat
4. Tidak akan kehilangan arah dalam contoh manusia yang baik
5. Timbulnya rasa cinta (mahabah) kepada para Rasul dan mulai mencontoh perilaku-perilaku terpujinya
6. Mengetahui hakikat hidup seorang manusia, yaitu untuk taat beribadah kepada Allah SWT
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Az-Zariyat {51}:56).
Penulis: Beni Jo
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Yulaika Ramadhani