tirto.id - Ghadab artinya adalah pemarah atau sifat seseorang yang mudah sekali marah karena tidak menyukai perlakuan atau perbuatan orang lain.
Ghadab merupakan istilah dari bahasa Arab yang dasar katanya adalah ghadhiba-yaghdhibu-ghadhaban, yang berarti temperamental atau sifat mudah marah.
Marah, menurut Sayyid Muhammad Nuh dalam kitab ‘Afatun ‘ala at-Thariq, merupakan sebuah perubahan emosional seseorang yang dapat menimbulkan penyerangan dan penyiksaan kepada orang lain guna melampiaskan dan mengobati apa yang ada di dalam hati.
Sementara dalam perspektif ilmu tasawuf, Imam An-Nawawi menyebutkan bahwa marah adalah tekanan nafsu dari hati yang mengalirkan darah pada bagian wajah yang mengakibatkan kebencian kepada seseorang.
Dikutip dari Modul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas X terbitan Kemdikbud 2021, ghadhab sering dikiaskan seperti nyala api yang terpendam di dalam hati, sehingga orang yang sedang dalam keadaan marah, wajahnya akan memerah seperti api yang menyala.
Oleh karena itu, sifat ghadhab harus dihindari, karena marah biasanya tidak akan pernah menyelesaikan masalah, yang terjadi justru sebaliknya, dengan marah malah akan timbul permasalahan baru.
Seperti dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Orang yang kuat, bukanlah orang yang menang berkelahi, namun orang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika ia sedang marah”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Penyebab Ghadab
Lalu apa saja yang bisa membuat seseorang menjadi mudah marah atau memiliki sifat ghadab? Secara umum penyebab seseorang menjadi temperamental dan mudah marah karena 2 hal, yakni faktor fisik dan faktor psikis. Berikut penjelasannya:
Faktor Fisik (Jasmaniah)
Terkait faktor fisik, seseorang perlu memperhatikan jasmaninya dengan baik agar dapat mengelola emosi yang ada pada dirinya ketika berada dalam kondisi yang membuatnya terpancing untuk marah, penyebab kemarahan karena fisik, yakni:
1. Sedang Merasa Lelah yang Berlebihan
Ketika fisik seseorang terlalu lelah dalam bekerja, umumnya hati akan menjadi lebih sensitif dan mudah tersinggung, sehingga ini yang membuatnya mudah marah.
2. Kekurangan Zat-zat Penting Tertentu dalam Tubuh
Kurangnya zat-zat tertentu pada tubuh, terutama zat yang dibutuhkan otak, misalnya kekurangan zat asam maka otot-otot juga akan menjadi tegang, sistem pencernaan terganggu bahkan terjadi reaksi kimia pada otak sehingga mudah terbawa perasaan dan cepat tersinggung dengan sesuatu yang membuat tidak nyaman.
3. Reaksi Hormon
Hormon juga dapat menjadi penyebab seseorang mudah marah dan sensitif. Perempuan biasanya lebih sering mengalami ini. Misalnya, ketika akan datang masa menstruasi atau disebut dengan pre menstrual syndrome (PMS). Beberapa tanda PMS yang muncul adalah perubahan suasana hati, kelelahan, mudah marah, depresi dan lain sebagainya.
Faktor Psikis (Rohaniah)
Selain fisik, faktor psikis juga dapat menyebabkan seseorang memiliki sifat temperamental yang erat kaitannya dengan karakter dan kepribadian seseorang. Beberapa di antaranya adalah:
1. Sifat Ujub (Bangga terhadap Diri Sendiri)
Memiliki rasa bangga terhadap diri sendiri yang berlebihan, baik dalam hal pemikiran, pendapat, status sosial, keturunan, atau kekayaan, bisa membuat seseorang menjadi mudah marah apabila tidak dikendalikan dengan nilai- nilai ajaran agama Islam.
Sifat ujub sangat dekat dengan kesombongan jika ia tidak mendapatkan pengakuan dari orang lain seperti yang diharapkan, hal ini ini yang berpotensi munculnya sifat ghadab.
2. Perdebatan atau Perselisihan
Debat adalah adu argumen antara satu pihak dengan pihak lain untuk memutuskan atau mendiskusikan tentang sebuah perbedaan.
Berdebat tidaklah dilarang, tetapi tetap harus menjaga adab, karena jika tidak bisa berakibat buruk dan banyak contoh akibat berdebat yang membuat seseorang menjadi gampang marah dan emosinya tidak terbendung.
Meskipun yang diperdebatkan adalah sesuatu yang, jika tidak didasari dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang benar, perdebatan tersebut dapat menimbulkan kemarahan dan mendatangkan perselisihan.
3. Bercanda yang Berlebihan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai dan mengalami sekumpulan orang yang gemar bercanda, bersenda gurau yang terkadang melampaui batas.
Akibatnya, candaan dan senda gurau tersebut malah bisa menyakiti hati orang lain. Hal inilah yang bisa membuat seseorang jadi sensitif dan berpotensi mengundang kemarahan orang lain.
4. Ucapan Kasar dan Tidak Sopan
Sering mengucapkan kata-kata kasar berupa celaan, hinaan, umpatan hingga perkataan yang menyakiti hati orang lain, merupakan salah satu pemicu munculnya kemarahan seseorang.
Sebab perkataan yang di luar batas kepada orang lain bisa saja menjadikan ia tersinggung, kemudian memicu terjadinya kemarahan dan pertengkaran yang akan merugikan.
5. Sikap Permusuhan kepada Orang Lain
Seseorang yang memiliki bibit kebencian dan tidak suka kepada orang lain, cenderung akan memusuhi orang lain dengan segala cara.
Ia akan berusaha mengolok-olok, mencari-cari kesalahan, mengadu domba, mencaci dan mengejek orang lain dengan berbagai cara.
Sehingga apabila orang yang diperlakukan buruk tersebut tidak dapat menerima, ini tentu saja berpotensi memicu kemarahan dan permusuhan.
Cara Menghindari Diri dari Sifat Ghadab
Dalam Islam, ada hal-hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari diri dari sifat ghadab atau temperamental sesuai yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, antara lain:
1. Membaca ta'awudz
Bagi seseorang yang sudah dihinggapi perasaan marah dan emosi dianjurkan untuk segera membaca ta’awudz agar terhindar dari godaan setan, bacaannya adalah
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Audzubillahiminasyaitonirrojim yang artinya "Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk."
2. Merubah Posisi
Saat sedang marah, dianjurkan untuk merubaha posisi, misalnya ketika sedang berdiri, hendaklah bersegera untuk duduk.
Jika kemarahan belum juga reda, maka segera berbaring. Hal ini karena, orang yang sedang marah cenderung ingin lebih tinggi dari orang lain. Rasulullah SAW mengajarkan, agar orang yang sedang marah mengambil posisi yang lebih rendah untuk meredam kemarahannya.
3. Diam atau tidak berbicara
Ketika marah, maka emosi seseorang akan meningkat, sehingga bisa menyebabkannya melakukan sesuatu yang berbahaya dan lepas kendali.
Untuk itu, sebaiknya seseorang yang sedang marah sedapat mungkin berusaha untuk diam, tenang, rileks agar bisa meredakan emosinya.
4. Berwudu
Air wudu dapat memberikan efek tenang bagi orang yang sedang marah serta meredakan api kemarahan di dalam hati agar tidak meledak dan menyakiti orang lain.
5. Mengingat wasiat Rasul dan janji Allah SWT
Rasulullah SAW pernah berulang kali memberikan nasihat ketika seseorang memintanya, yaitu “janganlah engkau marah”.
Rasul juga menyebut balasan yang luar bisa apabila seseorang mampu menahan amarahnya, sebagaimana sabdanya:
“Barang siapa yang mampu menahan amarahnya, sedangkan bisa saja ia meluapkannya, Allah SWT akan memanggilnya di hadapan para makhluk (yang lain) pada hari Kiamat untuk memberikan pilihan baginya bidadari yang ia inginkan," (HR. Abu Dawud).
Editor: Addi M Idhom