Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Pengertian Mujahadah An Nafs dalam Islam & Hikmah Bermujahadah

Mujahadah an nafs adalah perjuangan atau usaha sungguh-sungguh seseorang dalam berjuang melawan hawa nafsu diri sendiri.

Pengertian Mujahadah An Nafs dalam Islam & Hikmah Bermujahadah
Ilustrasi. tirto.id/Rangga

tirto.id - Mujahadah an nafs adalah usaha yang dilakukan secara sungguh-sungguh dalam berjuang melawan hawa nafsu diri sendiri.

Mujahadah berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti atau makna berjuang, sedangkan an nafs artinya diri sendiri.

Dalam hal memperoleh hidayah rohani, manusia harus sanggup bermujahadah untuk memperoleh rida Allah SWT.

Sementara hidayah adalah awal dari ketakwaaan, sehingga dengan mujahadah akan mengantarkan seseorang kepada hidayah.

Namun, itu semua tidak tidak bisa diperoleh tanpa taufik dan pertolongan Allah.

Seperti firman Allah SWT:

وَالَّذِيۡنَ جَاهَدُوۡا فِيۡنَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَا ‌ؕ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الۡمُحۡسِنِيۡنَ

Wallaziina jaahaduu fiinaa lanahdiyannahum subulana; wa innal laaha lama'al muhsiniin

Artinya: "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik". (QS. Al-Ankabut: 69)

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah memberi janji kepada orang-orang mukmin yang berjihad dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan membela agama-Nya semata untuk mencari keridaan Allah, maka akan ditunjukkan kepada mereka jalan-jalan yang mengantarkan mereka menuju kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.

Sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik. Dia memberi balasan yang lebih baik kepada siapa saja yang mengembangkan sikap kebajikan dalam hal apa pun dan kepada siapa pun, tentu setelah semua kewajiban terpenuhi dengan sempurna.

Dalam Al-Qur'an, ada banyak ayat yang menyebutkan tentang perlunya mujahadah dalam mengendalikan hawa nafsu, seperti tertera dalam surah yusuf ayat 53:

مَاۤ اُبَرِّئُ نَفۡسِىۡ‌ۚ اِنَّ النَّفۡسَ لَاَمَّارَةٌۢ بِالسُّوۡٓءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىۡ ؕاِنَّ رَبِّىۡ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ

Wa maa ubarri'u nafsii; innan nafsa la ammaaratum bissuuu'i illaa maa rahima Rabbii; inna Rabbii Ghafuurur Rahiim

Artinya: "Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang". (QS. Yusuf: 53)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Nabi Yusuf sebagai manusia mengakui bahwa setiap nafsu cenderung dan mudah disuruh untuk berbuat jahat kecuali jika diberi rahmat dan mendapat perlindungan dari Allah.

Yusuf selamat dari godaan istri al-Aziz (majikannya) karena limpahan rahmat Allah dan perlindungan-Nya, meskipun sebagai manusia Yusuf juga tertarik pada istri al-Aziz sebagaimana perempuan itu tertarik kepadanya.

Hikmah Mujahadah An Nafs

Untuk mencapai tujuan bermujahadah an nafs, hal ini juga tergantung pada kuatnya iman, kokohnya akidah, dan tegaknya amal ibadah dalam diri setiap muslim.

Karenanya, hal utama yang perlu dilakukan untuk bersungguh-sunggug melawan hawa nafsu adalah memelihara iman, memurnikan akidah, dan menegakkan amal ibadah.

Dalam e-modul "Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X", berikut ini hikmah yang bisa diperoleh ketika bermujahadah an nafs:

  1. Meningkatnya sifat sabar, dengan tidak cepat memberikan reaksi berlebihan terhadap permasalahan yang timbul
  2. Dapat mencegah perilaku buruk atau negatif seseorang
  3. Mendapatkan penilaian yang positif dari lingkungan
  4. Terbinanya hubungan baik dalam berinteraksi sosial dengan sesama.

Baca juga artikel terkait MUJAHADAH AN NAFS atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom