tirto.id - Salah satu sikap terpuji yang hendaknya dimiliki oleh setiap umat Islam adalah syaja'ah.
Secara bahasa, syaja'ah diartikan sebagai "kekuatan nyata, keberanian, tekun, kegagahan, kekuatan hati menghadapi keputusasaan, tenang, sabar, menguasai diri".
Jika dilihat secara istilah, syaja'ah memiliki makna sebagai kemampuan menundukkan hati agar mampu tegar, teguh, dan terus maju menghadapi beragam masalah hidup, musuh, sampai musibah.
Makna lain syaja'ah adalah berani karena benar dan tidak ada ketakutan menyampaikan kebenaran demi meraih ridho Allah.
Inilah yang membuat seorang muslim menjadi pribadi yang tidak mudah memperturutkan hawa nafsu, sekaligus berani membela kebenaran. Dia pun berbuat dengan mempertimbangkan akal sehat.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam juga telah memperingatkan mengenai pentingnya mengatakan kebenaran. Kendati kebenaran itu akan menjadikannya dalam masalah baru, tetap harus disampaikan. Beliau bersabda:
“Katakanlah yang benar walaupun itu pahit,” (H.R. Ahmad).
Syaja'ah terbagi atas syaja'ah harbiyah dan syaja'ah nafsiyah. Syaja'ah harbiyah yaitu keberanian yang berkaitan dengan peperangan seperti di medan pertempuran.
Lalu, syaja'ah nafsiyah berkaitan dengan keberanian jiwa seperti menegakkan kebenaran, berani menghadapi bahaya, sampai berani melawan penderitaan.
Sifat syaja'ah menjadikan seorang muslim tidak akan kehilangan wibawa dan kehormatannya (izzah).
Dia menjadi pribadi yang konsisten membela agama, teguh pendirian, dan bukan pengecut.
Dikutip dari Buku "Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI", sifat pengecut adalah lawan dari syaja'ah yang dapat memperlemah dan meruntuhkan kemulian Islam dan kaum muslimin.
Dalil Naqli Syaja'ah
Sifat syaja'ah dianjurkan untuk dimiliki oleh hati setiap muslim. Allah sendiri telah mengingatkan hambanya untuk senantiasa memegang teguh agamanya dan istiqamah di dalam ajaran-Nya. Allah SWT berfirman:
"Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS Hūd: 112)
"Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman," (QS Ali Imrān: 139)
Dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (2017) disebutkan, syaja'ah menjadi jalan mewujudkan kemenangan dalam keimanan.
Bila ingin meraih kegemilangan, maka tidak boleh ada rasa gentar. Semangat keimanan yang mengantarkan mereka ke dalam kemenangan.
Hikmah Syaja'ah
Mengamalkan sifat syaja'ah mendatangkan beragam kebaikan bagi pelakunya. Beberapa hikmah yang dapat dipetik sebagai berikut:
1. Memiliki kemampuan bertahan lebih kuat dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup. Orang yang menerapkan syaja'ah cenderung tahan banting ketika dirinya dalam penderitaan hingga bahaya sewaktu meraih rida Allah.
2. Berani menyampaikan kebenaran. Seseorang akan cenderung berterus terang dan konsisten untuk menyuarakan kebenaran sekali pun dirinya mungkin akan berada dalam kesulitan akibat perbuatan orang-orang zalim.
3. Teguh memegang rahasia. Orang-orang yang memiliki sifat syaja'ah tidak akan menjadi pengkhianat. Dia memegang rahasia yang diamanahkan kepadanya sekali pun bertaruh dengan jiwanya saat dipaksa mengatakan.
4. Mengakui kesalahan. Pelaku syaja'ah adalah orang yang berbesar hati menerima kesalahan jika yang dilakukannya menyimpang dari kebenaran sembari memperbaiki kesalahan itu.
5. Dapat mengendalikan diri saat marah. Orang pemberani yang menerapkan syaja'ah tidak membiarkan amarahnya menguasai pikirannya. Dirinya mampu berpikir dengan jernih sekali pun ada hal yang membuatnya marah.
6. Objektif. Pelaku syaja'ah melihat dirinya sendiri secara objektif dan mengakui bahwa ada kekurangan atau kelebihan sehingga tidak menjadikannya sombong.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno