tirto.id - Salah satu momen yang tak bisa saya lupakan adalah ketika satu keluarga kerabat datang berkunjung ke kampung halaman pada tahun 2004. Sebelumnya, kami sempat bertetangga cukup lama di Jakarta. Ayah saya pernah bekerja di kantor yang sama dengan kepala keluarga kerabat tersebut. Namun, pada 2003 ayah saya pensiun, pulang ke kampung halaman dengan membawa serta kami sekeluarga, lalu meninggal dunia pada 2004.
Saat itu, meski tinggal di kampung halaman, segalanya terasa asing. Rumah yang kami tempati bukanlah rumah kakek yang dulu biasa saya singgahi kala liburan, melainkan rumah pilihan ayah yang menginginkan sebuah awal baru baginya. Sayangnya, kepergian ayah membuat situasi dengan cepat berubah. Ada bagian hidup kami yang hilang selama-lamanya dan kami harus menghadapi itu semua di suasana yang serba baru, serba asing, dan serba sendiri.
Maka, kunjungan dari keluarga kerabat itu terasa sangat spesial. Sepasang suami istri dengan tiga orang anak. Ibu dari tiga orang anak itu adalah sahabat kental ibu saya selama di Jakarta. Hampir setiap hari mereka bercengkerama dan bercanda ria. Kehadiran mereka di kampung halaman pun terasa seperti oase. Mereka adalah sosok familiar di tengah keterasingan yang kami hadapi sepeninggal ayah. Mereka membawa kembali kebahagiaan yang sebelumnya selalu menyelimuti keluarga kami.
Tak cuma soal familiaritas, kedatangan mereka juga terasa spesial karena ketika itu saya sedang gandrung-gandrungnya memainkan gim video Need for Speed Underground 2. Di saat yang bersamaan, waralaba Fast and Furious pun sedang masyhur-masyhurnya. Dan di tengah itu semua, keluarga kerabat ini datang dengan sebuah mobil yang sudah dimodifikasi layaknya mobil-mobil di Underground 2.
Saya tidak ingat persis modifikasi apa saja yang sudah dilakukan om saya itu. Yang jelas, suara knalpotnya terdengar gahar. Dan yang lebih penting lagi, sound system-nya telah dioprek sedemikian rupa, sehingga ketika musik diputar, getarannya begitu terasa. Apalagi, ketika itu, om saya entah mengapa selalu memutar lagu "Yeah!" milik Usher yang super nge-bass. Momen itu pun terekam kuat dalam core memory saya.
Mobil modifikasi yang dibawa oleh om saya itu adalah satu unit Honda Civic Genio.
Lahir di Tengah Krisis
Honda Civic pertama kali diluncurkan pada 1972. Waktu itu, dunia otomotif sedang berhadapan dengan gejolak krisis energi global. Banyak produsen mobil besar, yang sebelumnya fokus pada mobil berukuran besar dan boros bahan bakar, mulai menyadari bahwa pasar mulai berubah. Krisis energi yang dimulai pada akhir 1973, didorong oleh embargo minyak OPEC, membuat konsumen mulai beralih ke kendaraan yang lebih hemat bahan bakar. Inilah latar belakang yang menjadi panggung bagi lahirnya Honda Civic.
Sebelum Civic datang, Honda bukanlah pemain besar dalam dunia otomotif. Perusahaan yang didirikan oleh Soichiro Honda pada 1948 ini awalnya lebih dikenal dengan sepeda motor dan mesin-mesin kecil. Baru pada 1963, Honda mulai terjun ke industri mobil dengan meluncurkan Honda T360, sebuah truk mini yang lebih ditujukan untuk pasar Jepang.
Seiring waktu, Honda mulai merambah pasar global, namun mereka masih menghadapi tantangan besar: bagaimana bersaing dengan produsen mobil besar seperti Ford, General Motors, dan Toyota. Dalam kondisi seperti ini, divisi mobil Honda berada di ambang kehancuran.
Honda Civic hadir sebagai jawaban atas tantangan ini. Dengan desain kompak, efisien, dan ramah lingkungan, Civic segera menarik perhatian pasar yang tengah dilanda kesulitan ekonomi. Civic tidak hanya menjadi mobil yang hemat bahan bakar, tetapi juga praktis dan terjangkau, dua elemen yang sangat dibutuhkan pada saat itu. Harganya yang relatif terjangkau dan efisiensinya dalam konsumsi bahan bakar membuatnya sangat menarik bagi konsumen yang ingin meminimalkan pengeluaran di tengah ketidakpastian ekonomi.
Dengan peluncuran Civic, Honda tidak hanya berhasil memasuki pasar mobil kecil yang berkembang pesat, tetapi juga berhasil menyelamatkan divisi mobil mereka yang hampir bangkrut. Civic menjadi tulang punggung yang menyokong pertumbuhan Honda di pasar mobil internasional.
Tak lama setelah peluncurannya, Civic menjadi salah satu model paling laris di Jepang, dan kemudian menyebar ke pasar global. Honda mampu menembus pasar Amerika Serikat, yang kala itu didominasi oleh mobil-mobil buatan domestik dan Eropa, berkat reputasi Civic yang mengutamakan efisiensi dan kualitas.
Perjalanan Honda Civic tidak berhenti di situ. Seiring waktu, Civic terus berevolusi, menyesuaikan diri dengan kebutuhan konsumen dan perubahan tren otomotif. Pada 1980-an, Civic mengalami pembaruan besar, dengan peningkatan dalam hal desain, performa, dan fitur-fitur keselamatan. Tak lama kemudian, Civic menjadi simbol mobil kompak yang praktis dan menyenangkan untuk dikendarai.
Masuk era 1990-an, Honda Civic semakin memperkuat posisinya di pasar global. Civic menjadi kendaraan pilihan bagi banyak keluarga muda dan pelajar, berkat harganya yang terjangkau, daya tahan yang baik, dan efisiensi bahan bakar yang tak tertandingi. Tidak hanya itu, Civic juga mulai dikenal sebagai kendaraan yang seru untuk dimodifikasi.
Honda Civic terus berkembang dan berinovasi. Pada awal 2000-an, Civic mengadopsi desain yang lebih modern dan fitur-fitur canggih, termasuk sistem hiburan dan teknologi keselamatan yang lebih baik. Civic juga menjadi salah satu kendaraan pertama yang menawarkan versi hybrid, memanfaatkan teknologi ramah lingkungan untuk menarik konsumen yang semakin sadar akan pentingnya keberlanjutan. Civic Hybrid yang diluncurkan pada 2001 menjadi salah satu pilihan mobil ramah lingkungan yang sangat diminati.
Dalam perjalanan panjangnya, Civic tidak hanya bertahan tetapi juga mendominasi pasar mobil global. Hingga saat ini, Civic telah terjual lebih dari 27 juta unit di seluruh dunia, menjadikannya salah satu mobil terlaris. Model ini terus berkembang dengan desain yang lebih elegan, performa yang lebih tinggi, dan teknologi yang lebih canggih.
Solusi Mobilitas Sehari-hari
Di Indonesia, Honda Civic pertama kali dijual pada 1976. Saat itu, Honda masih belum memiliki posisi yang kokoh di pasar otomotif Indonesia, yang didominasi oleh merek-merek Eropa dan Amerika. Namun, seperti halnya di belahan dunia lain, Civic datang sebagai penantang baru yang membawa konsep mobil kompak dengan efisiensi bahan bakar yang tinggi. Ini cocok dengan selera pasar Indonesia yang mendambakan mobil irit bahan bakar.
Dengan demikian, Civic kala itu hadir bukan hanya sebagai sebuah kendaraan, melainkan solusi atas persoalan mobilitas sehari-hari. Selain soal keiritan dalam konsumsi bahan bakar, desain Civic yang kompak juga membuatnya mudah dikendarai, terutama di perkotaan. Pemasaran yang tepat, didukung dengan strategi distribusi dan layanan purna jual yang baik lewat Astra International yang didirikan pada 1971, membuat Civic diterima baik oleh konsumen Indonesia.
Seiring waktu, Civic tidak hanya menjadi kendaraan yang efisien, tetapi juga simbol status di kalangan konsumen yang lebih muda. Pada 1990-an, Civic berhasil mengukuhkan posisinya di pasar Indonesia berkat desain yang lebih sporty dan fitur-fitur canggih yang ditawarkan.
Civic pun menjadi mobil yang banyak dipilih oleh anak muda, terutama di kota-kota besar, yang mencari kendaraan dengan gaya modern namun tetap praktis. Varian-varian seperti Civic Genio, Nouva, dan Estilo turut memperkaya pilihan konsumen dengan desain-desain yang lebih segar dan teknologi yang lebih mutakhir. Civic semakin diterima sebagai mobil yang tidak hanya fungsional, tetapi juga memiliki daya tarik estetika.
Selain itu, komunitas pengguna Honda Civic di Indonesia juga berperan besar dalam menjaga popularitas mobil ini. Lahirnya berbagai klub dan komunitas menciptakan jaringan penggemar yang solid. Mereka tidak hanya aktif dalam berbagi pengalaman dan melakukan modifikasi, tetapi juga dalam memperkenalkan Civic ke generasi berikutnya.
Komunitas-komunitas ini juga menyelenggarakan berbagai acara dan pertemuan yang semakin mempererat hubungan antar pemilik Civic. Tak jarang, pihak Honda mengajak serta komunitas-komunitas ini, khususnya mereka yang berafiliasi langsung, seperti HNCI (Honda Nouva Club Indonesia) dan Civic Turbonesia, untuk ikut serta dalam berbagai aktivitas, termasuk test drive Civic keluaran terbaru.
Keandalan, efisiensi bahan bakar, dan performa tetap menjadi daya tarik utama Civic di Indonesia. Meskipun harga mobil terus meningkat, Civic tetap menjadi pilihan utama karena ketangguhannya di jalanan dan konsumsi bahan bakarnya yang tetap efisien.
Honda juga tidak berhenti berinovasi, terus menghadirkan desain dan fitur-fitur baru yang mengikuti tren zaman, seperti teknologi hiburan terbaru dan fitur keselamatan yang lebih canggih. Dengan begitu, Civic tetap menjadi mobil yang relevan di kalangan konsumen Indonesia, bahkan di tengah pergeseran preferensi mobil yang semakin canggih.
Relevansi Civic ini terbukti dari tingginya animo terhadap peluncuran All New Civic Type R pada 2023. Ketika itu, pihak distributor baru menyiapkan 15 unit sebagai pembuka jalan. Akan tetapi, dengan segera, pesanan mencapai 95 unit. Padahal, harga Civic Type R sendiri sudah menembus Rp1 miliar lebih. Lagi-lagi, ini menunjukkan ikatan kuat antara publik Indonesia dengan Honda Civic.
Kanvas untuk Menjaga Ingatan
Apabila Honda Civic Type R laris manis meski harganya selangit, itu hal yang wajar karena mobil tersebut memang punya segalanya. Desainnya sporty, mesin 2.000 cc-nya begitu bertenaga dan mampu menghasilkan 315 tenaga kuda. Selain itu, mobil tersebut juga masih nyaman dikendarai seperti Civic-Civic sebelumnya. Tak heran jika selebritas sekelas John Cena menjadikan mobil ini sebagai tunggangan sehari-hari.
Namun, yang tak kalah spesial adalah bagaimana Civic keluaran lama masih abadi hingga sekarang. Di sini kita secara spesifik bicara Civic keluaran akhir 1980-an sampai pertengahan 1990-an, yaitu Civic Nouva, Civic Estilo, Civic Genio, dan Civic Ferio. Usia boleh tua, tetapi penggemarnya masih tersebar di mana-mana.
Alasan mengapa Civic tua masih digemari sebenarnya sama dengan alasan kenapa John Cena menyukai Civic Type R. Yakni, karena desainnya keren dan mesinnya bertenaga. Tak heran jika mobil-mobil ini pun kerap jadi kanvas modifikasi, baik dari segi tampilan, dapur pacu, maupun sound system. Kultur ini, tentu saja, diperkuat dengan kuatnya jejaring komunitas Civic di berbagai kota tadi.
Harga Civic tua saat ini relatif stabil dan terjangkau, rentang harganya untuk kondisi standar ada di kisaran Rp50-80 juta per unit. Akan tetapi, untuk mobil yang sudah dimodifikasi habis-habisan, harganya bisa menembus Rp300 juta. Ini menjadi testamen lain bagi status Civic sebagai kanvas modifikasi idaman. Istilahnya, ini mobil mau diapain juga bakal selalu keren.
Perpaduan antara desain yang keren dan timeless, dapur pacu yang bertenaga, kultur modifikasi yang kuat, serta mudahnya mendapatkan onderdil (baik yang orisinal maupun aftermarket) membuat Civic tua masih abadi hingga kini. Sebab, pada akhirnya, memiliki Honda Civic bukan cuma soal memiliki mobil, melainkan soal merawat ingatan, menjaga kobar semangat muda, dan berkreasi sesuka hati.
Penulis: Yoga Cholandha
Editor: Irfan Teguh Pribadi