Menuju konten utama

BPS Beri Masukan soal Upaya Bali Turunkan Kemiskinan

Usai disorot BPS, Koster sebut segera mengambil langkah mengatasi persoalan kemiskinan yang ada di Provinsi Bali.

BPS Beri Masukan soal Upaya Bali Turunkan Kemiskinan
Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti, dan Gubernur Bali, Wayan Koster, ketika diwawancarai wartawan usai Pengukuhan Kepala BPS Bali di Denpasar, Kamis (17/04/2025). tirto.id/Sandra Gisela

tirto.id - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Amalia Adininggar Widyasanti, menyorot jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali yang berjumlah 184,43 ribu jiwa per Maret 2024 atau berkontribusi sekitar 0,7 persen terhadap jumlah penduduk miskin secara nasional. Sebanyak 16,50 ribu jiwa di antaranya termasuk ke dalam penduduk miskin ekstrem.

Dari angka tersebut, Amalia secara spesifik menyorot Kota Denpasar, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng yang merupakan tiga wilayah dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Provinsi Bali. Pada Maret 2024, terdapat 36,55 ribu jiwa penduduk miskin di Kabupaten Buleleng, 27,76 ribu jiwa di Kabupaten Karangasem, sementara Kota Denpasar memiliki 27,27 ribu jiwa.

“Kalau kita lihat hanya 3 kabupaten ini, proporsinya terhadap jumlah penduduk miskin di Bali itu 49,66 persen dari total penduduk miskin Bali. Ini mumpung Kabupaten Buleleng daerah asal Bapak (Wayan Koster), jadi Bapak bisa beri intervensi lebih kencang lagi,” kata Amalia sewaktu menghadiri Pengukuhan Kepala BPS Bali di Denpasar, Kamis (17/4/2025).

BPS menyimulasikan seandainya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mampu mengurangi sekiranya 50 persen dari total jumlah penduduk miskin yang ada di tiga wilayah tersebut, maka jumlah penduduk miskin di Bali dapat berkurang seperempatnya dan persentase kemiskinan dapat turun menjadi 3 persen.

“Kalau Bapak Gubernur nanti punya resource terbatas, kalau mau cepat menurunkan tingkat kemiskinan, bisa fokus kepada kabupaten dan kota yang jumlah orang miskinnya banyak supaya lebih tepat sasaran dan lebih cepat daya ungkitnya terhadap penurunan kemiskinan,” jelas Amalia.

Amalia juga menyorot indeks kedalaman kemiskinan yang ada di Provinsi Bali. Pengukuran indeks kedalaman kemiskinan sendiri melihat perbandingan antara rata-rata pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Apabila indeks kemiskinan makin besar, maka diperlukan upaya lebih keras untuk mengeluarkan penduduk di wilayah tersebut dari kemiskinan.

Dari kedalaman kemiskinan, tampak Kabupaten Buleleng termasuk ke dalam kabupaten yang memiliki indeks kedalaman kemiskinan nomor tiga terbesar, yakni 0,71. Kabupaten yang memiliki indeks kedalaman kemiskinan terbesar adalah Kabupaten Bangli dengan skor 0,89 dan Kabupaten Tabanan dengan skor 0,74.

“Buleleng, selain dia adalah jumlah orang miskinnya paling banyak dan tingkat kedalaman kemiskinannya ketiga terbesar, artinya kalau ingin intervensi di Buleleng, sekalian harus dua. Satu adalah mengurangi jumlah orang miskin, tetapi memastikan intervensinya itu adalah betul-betul untuk menaikkan gap. Intervensinya harus lebih berat dibandingkan kabupaten atau kota lainnya,” terangnya.

Usai disorot oleh BPS, Gubernur Bali, Wayan Koster, menyatakan, akan segera mengambil langkah untuk mengatasi persoalan kemiskinan yang ada di Provinsi Bali, khususnya di Buleleng yang menjadi provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak.

“Saya akan koordinasi dengan Bupati Buleleng (I Nyoman Sutjidra) supaya bersinergi dalam mengurangi kemiskinan secara lebih progresif,” tegas Koster.

=====

Adendum:

Judul naskah ini telah diubah dari "BPS Sindir Wayan Koster soal Angka Kemiskinan di Provinsi Bali" menjadi "BPS Beri Masukan soal Upaya Bali Turunkan Kemiskinan" pada Jumat (18/4/2025) pukul 15.50 WIB.

Baca juga artikel terkait ANGKA KEMISKINAN atau tulisan lainnya dari Sandra Gisela

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Sandra Gisela
Penulis: Sandra Gisela
Editor: Abdul Aziz