Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Menghindari Akhlak Tercela: Hasad, Dendam, Ghibah, Fitnah & Namimah

Cara menghindari akhlak tercela dalam Islam: hasad, dendam, hingga namimah.

Menghindari Akhlak Tercela: Hasad, Dendam, Ghibah, Fitnah & Namimah
Ilustrasi bergibah. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Aklak tercela harus dicegah dari kesadaran diri untuk tidak melakukannya.

Selama manusia hidup di dunia akan terlibat dengan dua sisi perbuatan yang saling bertolak belakang, yaitu akhlak terpuji dan tercela.

Akhlak terpuji akan mengantarkan seseorang pada kebaikan dalam kehidupan. Bagi orang Islam, akhlak terpuji tidak hanya memengaruhi kebaikan dunia, namun juga untuk kehidupan di akhirat.

Sebaliknya, akhlak tercela justru mengantarkan seseorang untuk melakukan perbuatan buruk.

Macam-Macam Akhlak Tercela

Contoh dari akhlak ini seperti dengki (hasad), dendam, gibah, fitnah, hingga namimah. Semuanya mengantarkan kerugian bagi orang lain dan pelakunya.

1. Hasad

Hasad atau dengki bukan sekadar perasaan iri hati dari seseorang pada orang lain.

Namun ketika hati terikat hasad, maka pemilik hati hasad menginginkan nikmat yang orang lain juga hilang darinya.

Menurut Syaikh Musthada Al Adawi dalam At-Tashiil li Ta’wil At-Tanziil Juz ‘Amma fii Sual wa Jawab (hlm 720), hadad adalah menginginkan hilangnya nikmat yang ada di orang lain.

Sementara Ibnu Taimiyah mengatakan, hasad yaitu membenci dan tidak suka terhadap keadaan baik yang dialami orang yang dihasad. (Majmu’ah Al-Fatawa, 10:111).

Melansir laman Kemenag, hasad bisa mengakibatkan hangusnya kebaikan seseorang. Hati orang berhasad tidak pernah merasa tenang.

Cara untuk mengatasi hasad yaitu dengan selalu bersyukur atas nikmat Allah yang sudah diberikan.

Selain itu, seseorang juga mesti menyadari jika hasad merupakan perbuatan tercela yang bisa menghanguskan kebaikan.

2. Dendam

Dendam juga menjadi perbuatan tercela. Rasa dendam membuat hati seseorang dipenuhi rasa kemarahan.

Dia ingin membalas perlakuan orang lain atas pebuatan tidak menyenangkan yang dialaminya.

Cara untuk mengatasi dendam adalah dengan memaafkan orang yang menyebabkan sakit hati. Teladan utama dalam hal ini adalah Nabi Muhammad.

Nabi memaafkan orang-orang menyakiti beliau dalam Perang Uhud walau para sahabat memintanya untuk mendoakan agar mereka celaka.

3. Gibah

Gibah adalah perbuatan yang cukup sulit dihindari setiap orang. Ghibah adalah membicarakan diri orang lain.

Namun, umumnya gibah tidak hanya memperbincangkan orang lain dalam hal baik saja, melainkan juga kekurangannya.

Cara menghindari gibah adalah segera mendustakan bisikan setan saat hati ada dorongan membicarakan aib orang lain.

Dengan begitu, ghibah dapat dihindari. Gibah jika diperturutkan dapat menimbulkan fitnah untuk orang lain.

4. Fitnah

Fitnah merupakan perilaku untuk menjelekkan orang lain agar namanya tercoreng. Dikutip dari buku Akidah Akhlak Kelas VIII (Kemenag 2020), fitnah akan merugikan kehormatan orang lain.

Perbuatan tercela ini kadang dilakukan secara tersembunyi, dan tak jarang disampaikan secara terbuka.

Dampak fitnah lebih besar dari pembunuhan. Fitnah mampu menggoreskan luka hat sepanjang hidup bagi orang yang difitnah. Dan, pelaku fitnah umumnya pengecut dan memiliki hasad tinggi pada orang lain.

Perbuatan ini dapat dicegah dengan menyadari bahwa Allah memberikan semua nikmatnya secara adil. Hati perlu ditata agar tidak mudah muncul kebencian yang dapat memicu perilaku fitnah.

5. Namimah

Namimah adalah sikap mengadu domba.Hanya saja padanan kata kurang sempurna karena namimah lebih luas pengertiannya. Sebuah hadis dari Abdullah bin Mas’ud, sesungguhnya Nabi Muhammad berkata:

“Maukah kuberitahukan kepada kalian apa itu al’adhhu ? Itulah namimah, perbuatan menyebarkan berita untuk merusak hubungan di antara sesama manusia,” (HR Muslim no 6802).

Namimah memiliki efek yang dahsyat dalam merusak hubungan. Hanya dengan bekal sebuah informasi bohong, hubungan di antara orang lain bisa kacau balau. Bahkan, efek namimah diserupakan seperti sihir.

Cara menghindari namimah yaitu menahan diri untuk tidak menyebarkan setiap kabar yang diterima.

Selain itu, perlu pula untuk menjauhkan diri dari mengikuti perkataan orang yang suka bersumpah, mencela, mengumbar fitnah, menghalangi orang lain berbuat lain, dan yang melampaui batas lainnya.

Baca juga artikel terkait AKHLAK TERCELA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno