Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Jenis-Jenis Akhlak Menurut Islam: Pengertian, Contoh dan Manfaatnya

Pengertian akhlak dalam Islam, contoh akhlak terpuji, dan contoh akhlak tercela.

Jenis-Jenis Akhlak Menurut Islam: Pengertian, Contoh dan Manfaatnya
ilustrasi anak berdoa. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Salah satu tujuan diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah untuk memperbaiki akhlak dan mengajarkan cara berperilaku yang mulia.

Setiap aspek ajaran Islam umumnya menekankan pada pembinaan akhlak umatnya.

Hal ini tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak,” (H.R. Baihaqi).

Pengertian Akhlak

Secara definitif, akhlak adalah sifat dan tabiat yang melekat pada diri individu.

Wujud dari akhlak adalah perbuatan yang dilakukan sehari-hari, tanpa banyak pertimbangan atau pemikiran panjang, sebagaimana dikutip dari buku Akidah Akhlak (2014) yang diterbitkan Kementerian Agama RI.

Jika melihat definisi di atas, maka perilaku yang dilakoni sesekali, bukan termasuk bagian dari akhlak.

Misalnya, seseorang yang penyabar dan penuh kasih, tiba-tiba karena kehilangan uang dalam jumlah besar, langsung marah-marah, maka ia tak bisa disebut sebagai seorang pemarah.

Karena itu, suatu perilaku bisa dikategorikan sebagai akhlak haruslah dilakukan berulang-ulang dan menjadi kebiasaan sehari-hari.

Jenis-jenis Akhlak

Secara umum, akhlak terbagi menjadi dua, yaitu akhlak yang diatur manusia atau akhlak wad'iyyah dan akhlak yang lahir dari tuntunan Allah SWT atau akhlak Islam.

Berikut penjelasan mengenai dua akhlak tersebut.

1. Akhlak Wad'iyyah

Akhlak wad'iyyah adalah norma yang diciptakan manusia untuk mengatur tindakan dan perilaku di masyarakat.

Akhlak wad'iyyah ini umumnya diatur untuk kemaslahatan bersama agar kehidupan bermasyarakat menjadi damai, tentram, dan terarah. Rujukan dari akhlak wad'iyyah adalah logika dan rasio manusia sendiri.

Bagi anggota masyarakat yang melanggar akhlak wad'iyyah ini lazimnya memperoleh sanksi dari lingkungan sekitar, kepolisian, ataupun dikucilkan oleh masyarakat.

2. Akhlak Islam

Islam mengatur akhlak-akhlak yang dianjurkan untuk dikerjakan umatnya, serta mengimbau perilaku-perilaku tercela agar dihindari.

Rujukan akhlak Islam ini adalah dari Allah SWT, baik itu tertuang dalam Alquran atau melalui hadis Nabi Muhammad SAW.

Berbeda dari akhlak wad'iyyah yang hanya beroleh sanksi dari manusia saja, pelanggar akhlak Islam juga diancam sanksi dari Allah SWT.

Kemudian, akhlak dalam Islam terbagi menjadi dua, yaitu akhlak mahmudah (terpuji) dan akhlak mazmumah (tercela). Berikut uraiannya sebagaimana dijelaskan di laman Kemenag:

A. Akhlak Mahmudah (Terpuji)

Akhlak mahmudah adalah sifat dan tabiat mulia yang dianjurkan pengerjaannya dalam Islam.

Saking pentingnya akhlak terpuji ini, sampai-sampai dijadikan sebagai tolok ukur keimanan seorang muslim, sebagaimana tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya,” (H.R. Tirmidzi).

Contoh-contoh akhlak mahmudah adalah ikhlas, sabar, syukur, khauf (takut kemurkaan Allah SWT), mengharapkan keridaan Allah SWT, jujur, adil, amanah, tawadhu (merendahkan diri sesama muslim), bersyukur, dan lain sebagainya.

B. Akhlak Mazmumah (Tercela)

Ahlak mazmumah adalah sifat dan tabiat tercela yang mesti dihindari seorang muslim. Saking buruknya akhlak mazmumah ini, sampai-sampai Rasulullah SAW menjadikannya doa sebagaimana hadis berikut ini:

عن قطبة بن مالك – رضي الله عنه – كان النبي – صلى الله عليه وسلم – يقول : اللهم إني أعوذ بك من منكرات الأخلاق والأعمال والأهواء . رواه الترمذي

Artinya: "Diriwayatkan dari Qutbah bin Malik RA yang mendengar Rasulullah SAW berdoa: 'Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari akhlak, perbuatan, dan hawa nafsu tercela'," (H.R. At-Tirmidzi).

Contoh-contoh akhlak mazmumah adalah riya, tergesa-gesa, dengki (hasad), sombong, narsistik (ujub), bakhil, buruk sangka, tamak, pemarah, dan lain sebagainya.

Baca juga artikel terkait PENGERTIAN AKHLAK atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno