Menuju konten utama

Lafadz Bacaan Adzan Subuh: Arab, Latin, dan Terjemahannya

Bacaan adzan Subuh berbeda dari lafal biasanya. Ada lafal tambahan untuk menyeru umat Islam agar bangun tidur guna mendirikan shalat. Selengkapnya di sini.

Lafadz Bacaan Adzan Subuh: Arab, Latin, dan Terjemahannya
Ilustrasi seorang muslim yang tengah mengumandangkan adzan. Untuk bacaan adzan Subuh, berbeda dari lafal biasanya. Ada lafal tambahan untuk menyeru umat Islam agar bangun tidur guna mendirikan shalat. FOTO/Istimewa

tirto.id - Bacaan adzan Subuh berbeda dari lafal biasanya. Pada adzan Subuh, ada lafal tambahan untuk menyeru orang-orang Islam agar bangun tidur guna mendirikan shalat.

Lafal adzan merupakan seruan mulia yang berasal dari wahyu Allah SWT. Hal itu tergambar dalam firman-Nya pada surah At-Taubah ayat 3:

"Dan ini (adzan) adalah seruan dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia," (QS. At-Taubah [9]: 3).

Sederhananya, azan merupakan panggilan untuk mendirikan salat. Dalam bahasa Arab, adzan (أَذَان) artinya pemberitahuan.

Kemudian, secara istilah, ia adalah rangkaian zikir atau lafal tertentu yang disyariatkan untuk menyeru dan memberitahukan bahwa sudah masuk waktu salat wajib lima waktu.

Bacaan Adzan Subuh: Arab, Latin, dan Terjemahan

Berikut ini bacaan lirik adzan Subuh dalam tulisan Arab, latin, dan terjemahannya:

للهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر

Bacaan Latinnya: .Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.

Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar."

أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُ ، أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُ

Bacaan Latinnya: Asyhadu allaa illaaha illallaah, Asyhadu allaa illaaha illallaah.

Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah."

اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Bacaan Latinnya: Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah, Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah.

Artinya: "Aku bersaksi Muhammad adalah utusan Allah, aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah"

حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ ، حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ

Bacaan Latinnya: Hayya 'alashshalaah, Hayya 'alashshalaah.

Artinya: "Marilah mendirikan salat, marilah mendirikan salat"

حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ ، حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ

Bacaan latinnya: Hayya 'alalfalaah, Hayya 'alalfalaah.

Artinya: Marilah menuju kemenangan, marilah menuju kemenangan

ااَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ ، اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ

Bacaan latinnya: Asholatu khoirum minan naum, Asholatu khoirum minan naum.

Artinya: "Salat itu lebih baik daripada tidur, salat itu lebih baik daripada tidur"

اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر لاَ إِلَهَ إِلاَّالله

Bacaan latinnya: Allahu Akbar, Allahu Akbar la ilaha illallah.

Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada Tuhan selain Allah".

Asal-usul dan Makna Tambahan Adzan Subuh

Berdasarkan sejarahnya, adzan disyariatkan pada 2 hijriah. Saat itu, Nabi Muhammad SAW memusyawarahkan kepada para sahabatnya bagaimana cara memanggil umat Islam untuk berkumpul menunaikan salat.

Usulan azan disampaikan oleh Umar bin Khattab yang disetujui oleh sahabat-sahabat lainnya. Sementara itu, lafal azan berasal dari Abdullah bin Zaid yang diperoleh dari mimpinya.

Ketika diceritakan kepada Rasulullah SAW, beliau menyatakan bahwa mimpi tersebut adalah wahyu dari Allah SWT: "Itu mimpi yang sebetulnya nyata ... " (HR. Abu Daud).

Meskipun bacaan adzan sudah disepakati, ada tambahan lafal untuk menyerukan waktu shalat Subuh.

Lafal tambahan adzan Subuh ini dikenal dengan istilah at-Tatswiib (التثويب). Berikut ini bacaan lafal at-Tatswiib:

الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ ُ

Arab Latinnya:

Ash-shalâtu khairun minan naum.

Artinya:

"Salat lebih baik daripada tidur."

Lafal at-Tatswiib disyariatkan berdasarkan hadis Abul Mahdzurah sebagai berikut:

عَنْ أَبِي مَحْذُورَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَّمَهُ الْأَذَانَ فَقَالَ: إِذَا كَانَ صَلَاةُ الصُّبْحِ فَقُلْ: الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ، اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ.

Artinya:

"Dari Abu Mahdzurah, bahwa Nabi ﷺ mengajarkannya adzan dengan bersabda: 'Jika adzan Subuh, maka ucapkanlah: Ash-Shalātu Khairun Minan Naum (2x), Allāhu Akbar Allāhu Akbar, Lā Ilāha Illallāh,'" (HR. Abu Daud no. 501, An-Nasai 2/7-8, Ahmad 3/408, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Takhrījul Misykāh no. 645).

Jawaban Adzan Subuh

Saat mendengarkan adzan, umat Islam disunahkan untuk menjawabnya. Anjuran menjawab adzan sebagaimana dijelaskan dari riwayat Umar bin Al-Khaththab Ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda sebagai berikut:

إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ: اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ أَحَدُكُمْ: اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، قَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ.

Artinya:

"Jika muadzin mengucapkan 'Allāhu Akbar, Allāhu Akbar', lalu salah seorang di antara kalian mengucapkan 'Allāhu Akbar, Allāhu Akbar'; kemudian muadzin mengucapkan 'Asyhadu Allā Ilāha Illallāh', lalu ia mengucapkan 'Asyhadu Allā Ilāha Illallāh'; kemudian muadzin mengucapkan 'Asyhadu Anna Muhammadan Rasūlullāh', lalu ia mengucapkan 'Asyhadu Anna Muhammadan Rasūlullāh'; kemudian muadzin mengucapkan 'Hayya 'alash-Shalāh', lalu ia mengucapkan 'Lā Hawla wa Lā Quwwata illā billāh'; kemudian muadzin mengucapkan 'Hayya 'alal-Falāh', lalu ia mengucapkan 'Lā Hawla wa Lā Quwwata illā billāh'; kemudian muadzin mengucapkan 'Allāhu Akbar, Allāhu Akbar', lalu ia mengucapkan 'Allāhu Akbar, Allāhu Akbar'; kemudian muadzin mengucapkan 'Lā Ilāha Illallāh', lalu ia mengucapkan 'Lā Ilāha Illallāh' dari hatinya, maka ia masuk surga," (HR. Muslim no. 385, Abu Daud no. 528, Tirmidzi no. 211, dll.)

Akan tetapi, khusus jawaban adzan Subuh, ada tambahan lagi untuk menanggapi lafal at-Tatswiib dengan "Shadaqta wa bararta wa ana 'ala dzalika minasy syahidin”.

Dalam kitab Risalah al-Muawanah wa al-Muzhaharah wa al-Muwazarah li al-Raghibin min al-Mukminin fi Suluk Thariq al-Akhirah (1994), Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad menjelaskan sebagai berikut:

“Dan apabila Anda mendengar suara adzan, ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin kecuali ketika ia mengucapkan: 'Hayya alashshalaah' dan 'Hayya 'alalfalaah'. Sebagai jawabannya, ucapkanlah, 'Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi.' Demikian pula ketika mendengar seruan: 'Ash-shalatu khairun minan naum.' pada azan subuh, ucapkanlah: 'Shadaqta wa bararta.'"

Baca juga artikel terkait ADZAN atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Edusains
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif