tirto.id - Pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup menjadi tujuan peringatan Hari Gerakan Satu Juta Pohon. Dalam ajaran agama Islam, diajarkan pula mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.
Selain menjaga lingkungan, pelestarian pun perlu dilakukan. Hal ini bertujuan agar masa depan bumi, manusia, dan semua hal yang ada di permukaannya dapat berlangsung dengan baik.
Lantas, bagaimana pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup menurut Islam?
Lingkungan Hidup Sebagai Ciptaan Allah
Dalam Agama Islam, diajarkan bahwa semua yang ada di alam semesta ini merupakan ciptaan Allah SWT.
Oleh sebab itu, lingkungan hidup yang dihuni oleh manusia sebagai tempat tinggal merupakan ciptaan-Nya pula.
Dikutip catatan situs Nahdlatul Ulama Online, semua manusia yang ada di bumi ini punya kewajiban untuk menjaga serta melestarikan lingkungan.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan menjalankan beragam kegiatan yang sekiranya bermanfaat bagi lingkungan.
Ini dipraktikkan demi kebersamaan manusia dan kemaslahatannya yang bisa tercukupi berkat manfaat positif lingkungan hidup.
Selain itu, situs SMKN 1 Purworejo menyebut lingkungan perlu dijaga dan tidak dirusak. Semua hal yang diciptakan Allah SWT di permukaan bumi ada baiknya dijaga demi kehidupan manusia juga.
Dalil Menjaga dan Melestarikan Lingkungan Hidup Menurut Islam
Sudah disebutkan bahwa lingkungan itu perlu dijaga dan dilestarikan. Oleh sebab itu, manusia tidak boleh semena-mena dan melakukan perusakan terhadapnya.
Berikut ini dua dalil tentang menjaga dan melestarikan lingkungan lengkap dengan artinya.
QS. Al-Araf Ayat 56:
وَلَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَٰحِهَا وَٱدۡعُوهُ خَوۡفٗا وَطَمَعًاۚ إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ مِّنَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
Arti: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”
QS. Al-Baqarah Ayat 205:
وَاِذَا تَوَلّٰى سَعٰى فِى الْاَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيْهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ ۗ وَ اللّٰهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ
Artinya: "Apabila berpaling (dari engkau atau berkuasa), dia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi serta merusak tanam-tanaman dan ternak. Allah tidak menyukai kerusakan."
Berdasarkan Surat Al-Araf Ayat 56, disebutkan bahwa manusia tidak boleh melakukan sesuatu yang sifatnya merusak bumi.
Dengan begitu, hal ini juga menggambarkan bahwa lingkungan hidup yang termasuk sebagai bagiannya tak boleh dirusak.
Sementara itu, Surat Al-Baqarah Ayat 205 menyebut manusia yang berpaling. Mereka adalah manusia yang memperlakukan lingkungan hidup dengan semena-mena dan merusaknya.
Misalnya, merusak apa yang disebut “tanam-tanaman” dan “ternak”. Seandainya ada yang melakukan hal tersebut, akan dikategorikan sebagai orang yang “tidak disukai” Allah SWT.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno