Menuju konten utama

Apakah Berkata Kasar dan Kotor Membatalkan Puasa Ramadhan?

Ucapan kasar dan kotor apakah membuat seseorang batal puasanya? Apa hukumnya orang yang berkata kasar saat puasa Ramadhan? Simak penjelasannya di sini.

Apakah Berkata Kasar dan Kotor Membatalkan Puasa Ramadhan?
Ilustrasi seorang pria sedang marah. foto/Istockphoto

tirto.id - Sering dijumpai, banyak orang-orang berbicara kasar, baik itu disengaja maupun tidak. Lantas, apakah berkata kasar membatalkan puasa Ramadhan?

Ada 10 hal yang membatalkan puasa dalam Fathul Qorib. Pertama, sesuatu masuk dengan sengaja ke dalam lubang badan yang terbuka atau tidak terbuka. Berikutnya, al huqnah (menyuntik) di salah satu dari qubul dan dubur.

Selanjutnya, muntah dengan sengaja. Kelima, adalah wathi’ dengan sengaja di bagian farji. Keenam, inzal, keluar sperma sebab bersentuhan kulit dengan tanpa melakukan jima’. Hal-hal lain yang membatalkan ialah haid, nifas, gila, dan murtad.

Berkata kasar apakah membatalkan puasa? Berkata kotor dan berucap kasar tidak termasuk perkara yang membatalkan puasa. Apakah ini berarti seseorang yang sedang berpuasa tetap diperbolehkan melontarkan kata kasar dan berbicara kotor?

Apa Hukumnya Orang yang Berkata Kasar?

Berkata kasar dan berbicara kotor merupakan perbuatan tercela dan sia-sia sehingga harus dihindari. Allah melarang umat-Nya menyakiti hati orang lain dengan kata-kata kasar yang dapat memicu pertengkaran dan permusuhan.

Diriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, “sesungguhnya tidak ada sesuatu yang paling berat di timbangan kebaikan seorang mukmin pada hari kiamat seperti akhlak yang mulia, dan sungguh, Allah benci terhadap orang yang lisannya kotor dan kasar.” (H.R. At Tirmidzi).

Hadis tersebut menerangkan secara jelas bahwa Allah membenci seorang yang lisannya kotor dan kasar.

Terdapat pula hadis lain yang mengingatkan umat Islam untuk baik dalam bertutur kata. Pilihan seorang muslim dalam hal perkataan hanyalah dua, yakni berkata baik atau diam.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah,” (HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47).

Apakah Berkata Kasar Bisa Membatalkan Puasa?

Jika sedang puasa apakah boleh berkata kasar? Tentu jawabannya tidak. Seperti telah dijelaskan di awal, bahkan dalam konteks sehari-hari saja, sudah cukup jelas bagaimana kedudukan perkataan kasar dan kotor dalam Islam.

Apalagi berkaitan dengan puasa, ibadah yang menekankan pentingnya menahan diri. Perkataan kasar dan kotor merupakan hal yang jelas harus dihindari selama berpuasa.

Melansir dari laman Muhammadiyah, orang yang berpuasa dilatih untuk jujur dalam perkataan dan tidak melakukan tindakan bodoh, yakni melanggar aturan-aturan syara’ padahal ia mengetahuinya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi saw. beliau bersabda, “Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta serta bertindak bodoh, maka bagi Allah tiada gunanya ia meninggalkan makan dan minum.” (H.R. Bukhari).

Secara tegas, hadis di atas menjelaskan tidaklah berguna puasa seseorang yang tetap berkata, berbuat dusta dan bertindak bodoh. Hadis serupa juga menguatkan hukum berkata kasar dan berbicara kotor saat berpuasa.

Tidak Sengaja Berkata Kasar saat Puasa Apakah Batal?

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Semua amalan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa, ia adalah untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya, dan puasa itu adalah perisai. Pada hari seseorang dari kamu berpuasa janganlah ia berkata kotor dan berbuat gaduh, dan apabila ada orang mengajak berbantah dan bermusuhan hendaklah ia mengatakan: Saya sedang berpuasa,” (HR. An-Nasa’i).

Kandungan hadis di atas menyebutkan secara jelas larangan berkata kotor dan berbuat gaduh selama berpuasa. Bahkan jika ada orang yang mengajak berbantah dan bermusuhan, maka seorang muslim harus tegas mengatakan bahwa ia sedang berpuasa.

Pentingnya menahan diri ini juga terungkap dalam riwayat lain. Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi hanya akan mendapat lapar dan haus. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Ibnu Majah berikut ini:

رُبَّ صَاىِٔمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ

“Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja,” (H.R. Ibnu Majah).

Berkata kotor apakah membatalkan puasa? Berkata kasar termasuk akhlak tercela dan perbuatan sia-sia. Ucapan kasar dan kotor memang tidak membuat seseorang batal puasanya. Namun, ia tidak mendapatkan apa-apa. Pasalnya, ia berpuasa, tetapi tetap melaksanakan hal-hal yang dilarang dalam agama.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Fitra Firdaus
Penyelaras: Ibnu Azis