Menuju konten utama

Ceramah Singkat Ramadhan beserta Hadits: Jika Ini Puasa Terakhir

Simak contoh ceramah singkat Ramadhan beserta hadits dengan judul "Jika Ini Puasa Terakhir".

Ceramah Singkat Ramadhan beserta Hadits: Jika Ini Puasa Terakhir
Ilustrasi Ceramah atau kultum. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Umat Islam sudah siap menyambut bulan suci Ramadhan 2024. Nuansa bulan Ramadhan diwarnai berbagai kegiatan positif. Di antaranya kajian dan ceramah singkat usai melaksanakan salat jemaah.

Masjid dan majelis ilmu menyiapkan kegiatan-kegiatan positif dalam rangka menyemarakkan bulan Ramadhan. Ceramah singkat Ramadhan menjadi salah satu kegiatan yang acap dilaksanakan berbagai masjid dan majelis ilmu.

Umumnya, ceramah singkat disampaikan dengan beragam durasi: lima menit, tujuh menit, sepuluh menit, hingga 15 menit. Masjid atau majelis ilmu biasanya telah menyusun tema dan menunjuk ustaz guna menyampaikan ceramah.

Ceramah singkat Ramadhan digelar selama beberapa waktu, seperti usai menunaikan salat Subuh, jelang buka puasa bersama, dan setelah salat tarawih.

Kemuliaan Ramadhan diraih dengan mendekatkan diri dan mengingat keagungan Allah SWT serta meningkatkan pemahaman ilmu agama. Setiap orang dapat mengakses kegiatan ceramah Ramadhan dan majlis ilmu selama bulan Ramadhan.

Ceramah Singkat Ramadhan beserta Hadits: Jika Ini Puasa Terakhir

Contoh ceramah singkat Ramadhan bisa dimanfaatkan sebagai panduan menyusun materi ceramah. Dalam setiap ceramah juga sampaikan dalil berupa ayat Al-Qur’an dan hadis.

Materi ceramah selama Ramadhan dapat difokuskan pada ilmu tentang Ramadhan atau berkaitan dengan iman. Ceramah "Jika Ini Puasa Terakhir" fokus pada muhasabah supaya dapat memaksimalkan potensi diri untuk terus beribadah.

Ceramah diawali mukadimah. Isinya pujian dan sanjungan terhadap Allah SWT, selawat Nabi Muhammad SAW, dan doa kebaikan untuk kaum muslimin. Mukaddimah disampaikan selepas mengucapkan salam.

Setelah itu, ceramah memasuki materi utama. Bagian akhir diisi simpulan dan salam. Berikut adalah contoh ceramah singkat Ramadhan dengan judul "Jika Ini Puasa Terakhir":

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillaahirrahmaanirrahiim

الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصَحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَومِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ

Segala puji hanya kepada Allah Swt. Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari akhir. Amma ba'du...

Jemaah yang berbahagia....

Alhamdulillah kita dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan 2024. Tanpa rida Allah SWT, sungguh tak mungkin dapat kembali berjumpa Ramadhan 1445 H.

Oleh karena itu, marilah kita bersyukur atas nikmat ini dengan berniat bersungguh-sungguh menempa diri menjadi pribadi yang bertakwa.

Jangan memandang Ramadhan sebagai suatu hal yang berat karena Ramadhan termasuk bulan yang penuh kemuliaan. Mari kita sambut dengan sukacita dan bahagia serta bermuhasabah.

Jemaah sekalian, bagaimana jika Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhir kita? Apakah akan menyia-nyiakan dan melewatkan begitu saja sehingga menjadi hamba yang merugi?

Tentu, tak satu pun umat Islam yang ingin menceburkan diri dalam genangan kerugian pada hari akhir kelak. Saya meyakini seluruh jemaah memiliki visi yang sama, yakni masuk surga. Meraih surga merupakan cita-cita besar umat Islam.

Rasulullah SAW telah menegaskan bahwa setiap umat-Nya akan masuk Surga. Sebagaimana dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:

كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبى، قيل ومن يأبى يا رسول الله؟! قال: من أطاعني دخل الجنة، ومن عصاني فقد أبى

“Setiap umatku akan masuk Surga, kecuali orang-orang yang enggan untuk memasukinya. Ada seseorang yang bertanya, siapakah orang yang enggan tersebut wahai Rasulullah? Beliau bersabda, “Barangsiapa mentaatiku akan masuk surga, barangsiapa tidak taat kepadaku sungguh dia orang yang enggan masuk Surga.”

Rasulullah menegaskan bahwa seluruh umatnya akan masuk surga kecuali yang tidak mau. Apakah ada umat Islam yang tidak mau masuk surga? Sekelompok umat Islam ada yang tidak mau masuk surga. Siapa mereka?

Rasulullah menjawab bahwa mereka adalah umat yang tidak taat kepada Rasul. Mari kita pahami bersama apakah kita sudah menaati Rasul dengan benar?

Mari kita optimalkan diri untuk menjadi hamba-Nya yang senantiasa menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sekalian menjadi umat Rasul yang menaatinya.

Tentunya sudah masyhur bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia. Dalam QS. Al-Baqarah ayat 185, diterangkan bulan Ramadhan adalah bulan turunnya Al-Qur’an.

Allah limpahkan begitu banyak kebaikan pada bulan Ramadhan. Kesempatan ini harus dimanfaatkan untuk memperbaiki diri. Kapan lagi kita akan memperbaiki diri pada saat kebaikan banyak diturunkan jika bukan bulan Ramadhan?

Jemaah yang berbahagia....

Perlu kita sadari, tak ada jaminan bahwa kesempatan ini akan dijumpai pada tahun yang akan datang. Sebagaimana riwayat dari Ibnu Umar radiallahu ‘anhu, “Bekerjalah untuk duniamu seakan engkau akan hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan engkau akan mati besok.”

Isi hadis tersebut dapat menjadi motivasi untuk terus maksimal mengupayakan akhirat. Jangan sampai terlena mengejar dunia. Ingat bahwa dunia bagaikan permainan dan senda gurau.

Kita juga diminta untuk terus memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk akhirat. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Hasyr ayat 18:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ۝١٨

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Manusia diminta untuk meneliti apa yang telah diperbuat untuk akhirat. Artinya, kita dihimbau selalu mawas diri dan bermuhasabah agar terus memandang diri apakah pantas mendapatkan surga.

Mari kita jaga diri dan keluarga dari api neraka. Kita raih keutamaan Ramadhan dengan segenap ikhtiar.

Demikian isi ceramah yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan. Kebaikan seluruhnya datang dari Allah. Kekhilafan datang dari diri pribadi.

Semoga kita bisa mengisi Ramadhan dengan baik dan penuh hikmah. Semoga Allah meridai atas surga-Nya. Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2024 atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Beni Jo & Fitra Firdaus