Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

10 Daftar Nama-Nama Sahabat Nabi Muhammad yang Dijamin Masuk Surga

Berikut ini daftar 10 sahabat Nabi Muhammad SAW yang dijamin masuk surga, sebagaimana tercantum dalam buku yang ditulis Muhammad Ali Al-Quthub.

10 Daftar Nama-Nama Sahabat Nabi Muhammad yang Dijamin Masuk Surga
Ilustrasi Nabi. tirto.id/Fuad

tirto.id - Para sahabat Nabi Muhammad SAW adalah generasi terbaik dalam Islam. Mereka adalah golongan awal yang menegakkan kalimat Allah di muka bumi ini, menemani Rasulullah SAW ketika menyebarkan dakwah.

Mereka dihina, disiksa, dan direndahkan kafir Quraisy. Bukannya jera, para sahabat malah mengorbankan harta benda, kedudukan, bahkan meninggalkan keluarga mereka demi dakwah Islam.

Karena keteguhan hati dan kesabaran mereka, Allah SWT menjanjikan para sahabat kedudukan yang terhormat di di dunia dan akhirat, serta bersanding dengan kekasih-Nya yaitu Nabi Muhammad SAW. Lantas, siapa itu sahabat Rasulullah?

Secara definitif, sahabat Nabi Muhammad Saw adalah “orang yang pernah berjumpa dengan Nabi Saw dalam keadaan beriman kepadanya, serta meninggal dalam keadaan Islam,” sebagaimana dikutip dari kitab Al-Ishabah fi Tamyiz As-Sahabah (1995) yang ditulis oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani.

Kemuliaan para sahabat ini tergambar dalam firman Allah surah Al-Anfal ayat 62: “Dan jika mereka hendak menipumu [Muhammad], maka sesungguhnya cukuplah Allah [menjadi pelindung] bagimu. Dialah yang memberikan kekuatan kepadamu dengan pertolongan-Nya dan dengan [dukungan] orang-orang mukmin,”(QS. Al-Anfal [8]: 62).

Di antara para sahabat Nabi Muhammad SAW, terdapat 10 sahabat yang memiliki keutamaan besar sehingga memperoleh jaminan, sebagaimana tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

“Abu Bakar di surga, Umar di surga, Usman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Zubair di surga, Abdurrahman bin Auf di surga, Sa’ad di surga, Sa’id di surga, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah di surga,” (H.R. Tirmidzi).

Berikut ini daftar 10 sahabat Nabi Muhammad SAW yang dijamin masuk surga, sebagaimana tercantum dalam buku 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga (2004) yang ditulis Muhammad Ali Al-Quthub.

1. Abu Bakar As-Siddiq, khalifah pertama dalam Islam

Nama lengkap Abu Bakar As-Siddiq adalah Abdullah bin Abu Quhafah ‘Utsman bin ‘Amir Al-Qurasyi At-Taimi. Sebelum memeluk Islam, Abu Bakar adalah seorang pedagang yang kaya raya.

Dalam uraian "Sejarah Dakwah pada Masa Abu Bakar", Patmawati dan Fitri Sukmawati menuliskan bahwa Abu Bakar memiliki lebih dari 40.000 dirham tunai. Bahkan, suatu waktu, ia pernah membebaskan 70 budak untuk dimerdekakan.

Julukan Abu Bakar adalah kekasih Rasulullah SAW berdasarkan jawaban pertanyaan Amr bin Ash mengenai siapakah yang beliau SAW cintai, lalu Nabi Muhammad menjawab: "Aisyah". Kemudian, Amr bin Ash bertanya lagi, lalu siapakah dari golongan laki-laki.

Beliau SAW menjawab: "Ayahnya Aisyah [Abu Bakar]". Berkat riwayat tersebut, Abu Bakar As-Siddiq memperoleh julukan sebagai kekasih Rasulullah SAW.

Selepas Nabi Muhammad SAW meninggal pada 11 H (632 M), Abu Bakar As-Siddiq diangkat menjadi khalifah pertama Islam dalam Kekhalifahan Rasyidin.

Setelah dua tahun dua bulan memimpin umat Islam, Abu Bakar As-Siddiq wafat karena sakit pada usia 61 tahun, pada 13 H/634 M. Ia dikuburkan di samping makam Nabi Muhammad SAW.

2. Umar bin Khattab, pemimpin berpengaruh dalam sejarah dunia

Orang terbaik dalam Islam setelah Abu Bakar As-Siddiq adalah Umar bin Khattab berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW: "Ikutilah orang-orang sesudahku dari para sahabatku, yaitu Abu Bakar dan Umar.”

Nama lengkapnya adalah Umar bin Al-Khattab bin Nufail bin Abdil Uzza bin Riyaah Al-Quraisy. Umar bin Khattab masuk Islam berdasarkan doa Nabi Muhammad SAW kepada Allah SWT.

"Ya Allah, muliakan Islam dengan salah satu dari dua orang yang Engkau cintai yaitu Abu jahal bin Hisyam atau Umar bin Khattab,” (H.R. Ibnu Hibban).

Selepas Abu Bakar As-Siddiq meninggal dunia pada 13 H (634 M), umat Islam mengangkat Umar bin Khattab menjadi khalifah kedua dalam Kekhalifahan Rasyidin. Umar bin Khattab memimpin Islam sekitar 10 tahun dari 13-23 H (634-644 M).

Masa kepemimpinan Umar bin Khattab adalah salah satu masa kejayaan Islam. Ia mengekspansi Islam hingga ke Bizantium. Penyebaran Islam bahkan sampai ke Iran, Suriah, hingga Mesir.

Umar juga merapikan dan mengefisienkan kerja-kerja pemerintahan, sistem politik, dan administrasi negara. Ia membentuk departemen-departemen untuk urusan administratif, serta juga sistem audit dan pelaporan kinerja gubernur daerah ke sang khalifah.

Karena itulah, Michael H. Hart menobatkan Umar sebagai tokoh ke-51 dari orang-orang yang paling berpengaruh sepanjang masa dalam bukunya Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah (1982).

3. Utsman bin Affan, sang pemilik dua cahaya

Utsman bin Affan dijuluki sebagai pemilik dua cahaya karena ia menikahi dua anak perempuan Nabi Muhammad SAW. Istrinya adalah Ruqayyah binti Muhammad SAW.

Kemudian, ketika Ruqayyah meninggal dunia, Nabi Muhammad menikahkan lagi Utsman bin Affan dengan adik Ruqayyah, yaitu Ummu Kaltsum

Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abu Al-Ash bin Umayyah bin Abdu As-Syam bin Abdu Manaf Al-Quraisy. Jalur keturunan atau nasabnya bertemu dengan Nabi Muhammad SAW pada sosok Abdu Manaf.

Utsman bin Affan adalah khalifah ketiga selepas Umar bin Khattab dalam Kekhalifahan Rasyidin. menjabat sebagai khalifah sekitar 12 tahun, sejak 23-35 H atau 644 sampai 656 M.

Salah satu kontribusi paling penting di masa Utsman bin Affan adalah meneruskan dan melengkapi pengumpulan Al-Quran hingga paripurna.

4. Ali bin Abi Thalib, menantu kesayangan Rasulullah

Ali bin Abi Thalib adalah keponakan sekaligus menantu kesayangan Nabi Muhammad SAW. Ia menikahi anak perempuan Rasulullah SAW, yaitu Fatimah binti Muhammad.

Nama aslinya adalah Haydar bin Abu Thalib bin Abdi Manaf bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdi Manaf. Nama "Ali" adalah panggilan dari Rasulullah SAW, namun ternyata lebih terkenal daripada nama aslinya sendiri, yaitu Haydar.

Jalur keturunan Nabi Muhammad SAW hanya berasal dari Ali bin Abi Thalib. Pasalnya, beliau SAW tidak memiliki cucu, kecuali dari anak Ali dan Fatimah.

Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah keempat dalam Kekhalifahan Rasyidin selepas kematian Utsman bin Affan pada 35 H. Ia berkuasa sekitar lima tahun, sejak 35 hingga 40 H (655-660 M).

5. Talhah bin Ubaidillah, orang syahid yang hidup

Thalhah bin Ubaidillah adalah salah seorang sahabat dari golongan Assabiqunal Awwalun atau golongan orang yang pertama kali masuk Islam.

Nama lengkapnya adalah Thalhah bin Ubaidillah bin Utsman bin Amru bin Ka'ab bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai. Ia berasal dari kabilah terhormat dari Quraisy. Ia melepaskan kedudukannya demi memeluk Islam. Akibatnya, ia disiksa dan dihinakan oleh kerabatnya sendiri.

Keutamaan paling besar dari Thalhah bin Ubaidillah adalah ketika ia menyelamatkan Rasulullah SAW di Perang Uhud. Saat itu, ia bahkan kehilangan pergelangan tangannya demi melindungi Nabi Muhammad.

Saat Perang Uhud, Thalhah bin Ubaidillah ditemukan dalam kondisi sekarat. Ketika diobati, terdapat sekitar 79 luka bekas tebasan pedang, tusukan tombak, dan tusukan panah memenuhi tubuhnya. Pergelangan tangannya putus sebelah dan ia harus dibebat agar ia tak kehabisan darah.

Melihat kondisi Thalhah bin Ubaidillah yang demikian, Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang ingin melihat orang berjalan di muka bumi setelah mengalami kematian, maka lihatlah Thalhah!"

6. Zubair bin Awwam, pembela Rasulullah yang dijamin masuk surga

Sosok Zubair bin Awwam dikenal sebagai pembela Rasulullah SAW. Ia adalah sosok perkasa dan pemberani. Nama lengkapnya adalah Zubair bin Awwâm bin Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai.

Salah satu kisah kepahlawanan Zubair bin Awwam adalah peristiwa selepas Perang Uhud. Nabi Muhammad SAW mengutus Abu Bakar dan Zubair bin Awwam untuk mengejar sisa pasukan musuh yang pulang ke Makkah.

Mereka berdua mempertaruhkan nyawa untuk mengejar pasukan musuh yang banyak jumlahnya. Hal ini bertujuan untuk mengelabui pasukan musuh.

Mereka mengira bahwa di belakang Abu Bakar dan Zubair bin Awwam terdapat pasukan besar. Sebab, nyaris mustahil umat Islam hanya mengirim dua orang untuk menjegal satu pasukan penuh.

Zubair bin Awwam adalah sahabat sekaligus sepupu Rasulullah SAW. Ia membela dan melindungi nabi dalam banyak keadaan. Ia bertempur dan mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah.

Karena itulah, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya setiap nabi itu memiliki hawâri [pengikut setia]. Adapun pengikut setiaku adalah Zubair [bin Awwam]“.

7. Abdurrahman bin Auf, sahabat Nabi SAW yang dermawan

Abdurrahman bin Auf adalah sahabat Rasulullah SAW yang paling kaya di zaman kenabian. Saking kayanya, Ummul Mukminin Aisyah pernah bercerita bahwasanya Abdurrahman bin Auf kerap membawa pulang sebanyak 700 kontainer barang dagangan yang panjangnya serupa barisan pawai tak putus-putus.

Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Auf bin Abdul Harits bin Zahrah bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay. Ia termasuk salah seorang dari Assabiqunal Awwalun. Ia masuk Islam dua hari selepas Abu Bakar As-Siddiq.

Selain berjasa besar dalam membiayai dakwah Islam, Abdurrahman bin Auf juga seorang pejuang perang yang tangguh. Ketika perang Uhud, saat diembuskan desas-desus bahwa Nabi Muhammad terbunuh, ia tetap bertahan di medan perang sampai luka-luka, yang akhirnya membuat kakinya pincang.

Selepas Nabi Muhammad SAW meninggal, Abdurrahman bin Auf bertugas menjaga kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan istri-istri mendiang Rasulullah SAW. Ia menjaga keselamatan dan memenuhi segala kebutuhan mereka.

Pada 31 H atau 652 Masehi, Abdurrahman bin Auf meninggal dunia dalam usia 72 tahun. Ia meninggalkan sebagian besar hartanya untuk dakwah Islam.

Suatu riwayat menyebutkan bahwasanya Abdurrahman bin Auf menyedekahkan sekitar 50 ribu dinar untuk kepentingan Islam dan meninggalkan warisan banyak untuk anak-istrinya.

8. Sa’ad bin Abi Waqash, panglima tangguh dalam Islam

Salah seorang penembak ulung dalam Islam adalah Sa'ad bin Abi Waqqash. Dari sejarah pertempuran Islam, Sa'ad adalah orang pertama yang melepaskan panahnya ke arah musuh.

Musuh pertama yang ia lukai adalah 'Ubaid bin Harits. Di sisi lain, Sa'ad pula yang pertama kali terluka karena busur panah dari tembakan musuh.

Ia adalah paman sekaligus sahabat Nabi Muhammad SAW yang memperoleh jaminan masuk surga. Bahkan, Nabi Muhammad pernah mengungkapkan bahwa Sa'ad adalah pamannya yang beliau SAW banggakan. "Ini dia pamanku! Siapa orang yang punya paman seperti pamanku ini?" ujar Rasulullah SAW.

Nama lengkapnya adalah Sa'ad bin Abi Waqqash Malik bin Wuhaib bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilab Al-Qurasyi Al-Zuhri. Nasabnya bersambung dengan Nabi Muhammad melalui kabilah Zuhrah.

Bersama Nabi Muhammad SAW, Sa'ad hampir mengikuti semua perang untuk menegakkan Islam. Karena kepahlawanannya itulah, selepas Rasulullah SAW meninggal, Umar mengangkat Sa'ad sebagai panglima perang untuk ekspansi Islam ke Persia melalui Perang Kadisiah.

Kemenangan Sa'ad ini menjadi pintu masuk dakwah Islam di Persia.

9. Sa’id bin Zaid, salah seorang dari golongan pertama pemeluk Islam

Orang yang berperan mengantarkan Umar bin Khattab masuk Islam adalah Sa'id bin Zaid, suami Fatimah binti Khattab. Ia tergolong salah seorang dari golongan Assabiqunal Awwalun.

Peristiwa Umar bin Khattab masuk Islam ini begitu terkenal ketika Umar memukuli Said dan Fatimah (istri Said), kemudian, Umar penasaran dengan lembaran Al-Quran yang dibaca Said. Bacaan Al-Quran inilah yang melembutkan hati Umar sehingga ia menerima hidayah Islam.

Nama lengkapnya adalah Sa'id bin Zaid bin Amr bin Nufail al-Adawi. Sebelum memeluk Islam, Said sudah mencela agama jahiliyah yang menyembah berhala.

Karena itulah, ketika Nabi Muhammad SAW mengumumkan bahwa beliau diutus sebagai nabi dan rasul, Said langsung menyambut seruan dakwah tersebut.

Dalam perjuangan menegakkan Islam, Said bin Zaid mengikuti semua peperangan yang disertai Nabi Muhammad SAW, kecuali Perang Badar karena ada tugas khusus dari Rasulullah.

Kendati demikian, ia tetap dianggap mengikuti perang dan memperoleh bagian ghanimah atau rampasan perang.

10. Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, calon khalifah yang meninggal karena wabah

Dalam dua kali pemilihan khalifah dalam pemerintahan Kekhalifahan Rasyidin, banyak suara menggadang-gadangkan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah menjadi khalifah umat Islam, namun Abu Bakar dan Umar terpilih menjadi khalifah.

Akhirnya, Umar bin Khattab berkeinginan untuk menunjuk Abu Ubaidah agar menjadi pengganti selepasnya, sayangnya Abu Ubaidah meninggal terlebih dulu karena wabah

Nama lengkapnya adalah ‘Amir bin Abdullah bin al-Jarrah bin Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin al-Harits bin Fihr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah al-Qursyi al-al-Fihri.

Hatinya diberi hidayah oleh Allah SWT beberapa hari setelah Nabi Muhammad SAW mengumumkan kerasulannya di Makkah, sehingga ia termasuk dalam golongan orang yang pertama kali masuk Islam.

Salah satu pengalaman paling mengharukan bagi Abu Ubaidah adalah kemarahan ayahnya atas keislaman tersebut. Diceritakan bahwa Abdullah, ayah Abu Ubaidah mencari sosok anaknya di Perang Badar untuk dibunuh.

Abu Ubaidah terus menghindar karena tidak ingin bertarung dengan ayahnya sendiri. Namun, di posisi terdesak, ia harus mempertahankan diri dan terpaksa membunuh ayahnya untuk mempertahankan diri.

Berdasarkan pengalaman itulah, turun ayat 3 surah Al-Mujadalah yang mengabarkan balasan surga bagi Abu Ubaidah bin Al-Jarrah. Keutamaan lain dari Abu Ubaidah adalah sosok kepercayaan Rasulullah SAW berdasarkan sabda beliau:

"Setiap umat ada penjaga amanahnya dan penjaga amanah bagi umatku adalah Abu Ubaidah Al Jarrah". Di hadis lain, Rasulullah SAW bersabda: "Tiga orang yang paling terkemuka dalam suku Quraisy memiliki sifat yang terbaik dan paling sederhana. Mereka adalah Abu Bakar, Utsman bin Affan, dan Abu Ubaidah Al-Jarrah".

Baca juga artikel terkait SAHABAT NABI atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Maria Ulfa