Menuju konten utama

Arti Suudzon dalam Islam: Contoh Perilaku dan Macam-Macamnya

Suudzon adalah sikap berburuk sangka yang tidak dibenarkan dalam Islam. Namun, ada suudzon yang diperbolehkan. Apa itu suudzon yang tidak dilarang?

Arti Suudzon dalam Islam: Contoh Perilaku dan Macam-Macamnya
Ilustrasi hukum berburuk sangka. Suudzon atau berburuk sangka tidak boleh dilakukan terhadap sesama manusia tanpa disertai bukti yang akurat. tirto.id/Nauval

tirto.id - Suudzon adalah salah satu akhlak tercela dalam Islam. Keberadaannya menjadi penyakit hati yang dapat merusak keimanan seorang muslim. Lantas, apa pengertian suudzon dan macam-macamnya?

Islam mengimbau umatnya untuk menjauhi akhlak-akhlak tercela, termasuk suudzon. Kesempurnaan iman dan fondasi keislaman yang kuat ditandai dengan kemuliaan akhlak seperti disabdakan sabda Nabi Muhammad ﷺ, “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya,” (H.R. Tirmidzi).

Selain itu, Allah subhanahu wa ta'ala juga memasukkan suudzon dalam akhlak tercela yang harus dihindari. Suudzon terhadap sesama manusia justru menimbulkan efek yang tidak baik.

Arti Suudzon dalam Islam: Contoh Perilaku dan Macam-Macamnya

Suudzon adalah salah satu akhlak tercela dalam Islam. Keberadaannya menjadi penyakit hati yang dapat merusak keimanan seorang muslim. Lantas, apa pengertian suudzon dan macam-macamnya?

Islam mengimbau umatnya untuk menjauhi akhlak-akhlak tercela, termasuk suudzon. Kesempurnaan iman dan fondasi keislaman yang kuat ditandai dengan kemuliaan akhlak seperti disabdakan sabda Nabi Muhammad ﷺ, “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya,” (H.R. Tirmidzi).

Selain itu, Allah subhanahu wa ta'ala juga memasukkan suudzon dalam akhlak tercela yang harus dihindari. Suudzon terhadap sesama manusia justru menimbulkan efek yang tidak baik.

Suudzon adalah salah satu akhlak tercela dalam Islam. Keberadaannya menjadi penyakit hati yang dapat merusak keimanan seorang muslim. Lantas, apa pengertian suudzon dan macam-macamnya?

Islam mengimbau umatnya untuk menjauhi akhlak-akhlak tercela, termasuk suudzon. Kesempurnaan iman dan fondasi keislaman yang kuat ditandai dengan kemuliaan akhlak seperti disabdakan sabda Nabi Muhammad ﷺ, “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya,” (H.R. Tirmidzi).

Selain itu, Allah subhanahu wa ta'ala juga memasukkan suudzon dalam akhlak tercela yang harus dihindari. Suudzon terhadap sesama manusia justru menimbulkan efek yang tidak baik.

Macam-macam Suudzon dan Contoh Perilakunya

Perilaku suudzon tidak selamanya diharamkan. Ada kondisi-kondisi tertentu yang menjadikan suudzon tidak masalah untuk dilakukan. Seperti apa itu suudzon yang diperbolehkan.

Ada empat macam perilaku suudzon yang perlu dipahami seperti dikutip dari laman Dorar, yaitu:

1. Suuzan yang haram

Berburuk sangka haram dilakukan jika suudzon tersebut dilakukan kepada Allah SWT dan sesama muslim atau orang lain secara luas tanpa disertai bukti akurat. Suudzon tersebut cenderung lebih ke dugaan saja.

Misalnya, seorang istri atau suami yang menuduh pasangannya selingkuh. Namun, ia tidak bisa membuktikan pasangannya berbuat serong.

Contoh lain seperti seseorang menuduh Allah tidak adil telah memberikan musibah dalam hidupnya. Di sisi lain, Allah pasti akan memberikan ujian pada hambanya untuk melihat kesabaran hamba.

2. Suudzon yang dibolehkan

Suudzon yang dibolehkan yaitu berburuk sangka pada orang dengan rekam jejak masa lalu kerap berbuat maksiat. Ketika terjadi suatu tindakan yang merugikan orang lain atau lingkungan, orang yang kerap melakukan hal itu patut dicurigai terlebih dahulu.

Kendati demikian, kecurigaan itu tidak boleh berlarut-larut. Jika berlanjut menjadi tuduhan, maka orang yang menuduh wajib menghadirkan bukti yang mendukung. Apabila tidak terbukti, tidak boleh lagi meneruskan untuk berburuk sangka.

Contohnya seorang residivis pencurian dicurigai menjadi pencuri uang infak di masjid. Setelah dilakukan pemeriksaan detail, ia tidak terbukti mencuri. Jika memang demikian, orang tersebut tidak seharusnya dipojokkan karena sesuatu yang tidak dilakukannnya dan bisa mengarah ke tindakan fitnah.

3. Suudzon yang dianjurkan

Suudzon yang dianjurkan tampak dalam kondisi perang atau darurat, serta mengancam jiwa. Berburuk sangka dianjurkan sebagai bagian dari strategi menyusun rencana. Tanpa ada dugaan buruk, seorang muslim akan dikejutkan dengan muslihat musuh sehingga akan binasa.

Misalnya, suatu kompi pasukan menduga kuat bahwa musuh akan menyerang pada waktu tertentu. Akhirnya, mereka harus berjaga-jaga di kawasan tersebut. Langkah tersebut sebagai upaya antisipasi kalau saja sewaktu-waktu mendapatkan serangan.

4. Suudzon yang diwajibkan

Suudzan menjadi wajib jika berkaitan dengan kemaslahatan syariat Islam. Contohnya, suudzon dilakukan untuk menelusuri perawi hadis yang jujur dan tidak.

Jika ada dugaan buruk bahwa perawi itu kerap berbuat tindakan tercela, hadis yang diriwayatkan patut dicurigai keabsahannya. Hal inilah yang membuat status hadis ada yang sahih, hasan, dhaif, hingga maudhu'.

Suudzon seperti ini akan membawa kebaikan karena akan diperoleh hadis-hadis yang bisa dijadikan rujukan dalam kehidupan kaum muslimin. Dengan begitu, umat Islam bisa mengamalkan ajaran Islam sesuai yang yang dituntunkan Nabi Muhammad ﷺ beserta para sahabatnya.

Baca juga artikel terkait AKHLAK TERCELA atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Edusains
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar & Ilham Choirul Anwar