tirto.id - Tathayyur atau thiyarah merupakan salah satu perilaku yang dilarang dalam Islam. Selain tidak boleh dilakukan karena ditegaskan dalam Al-Qur'an dan hadis, tathayyur juga bisa berdampak buruk bagi pelakunya. Lantas, apa itu tathayyur dalam Islam?
Husnuzan atau berprasangka baik menjadi tindakan terpuji yang seyogianya dimiliki seorang muslim. Husnuzan ini bersifat umum untuk berbagai hal, mulai kepada Allah SWT, manusia, keadaan tidak terduga, dan sebagainya.
Lawan dari sifat husnuzan adalah suuzan, berprasangka buruk kepada sesuatu. Suuzan menjadi tindakan yang dilarang dan sebaiknya dijauhi kaum muslim. Selain suuzan, perilaku yang juga hampir menjadi lawan kata husnuzan ialah tathayyur.
Apa itu Tathayyur?
Secara etimologi, kata "tathayyur" berasal dari bentuk masdar kata "tathayyara", yang diambil dari kata "ath-thairu", artinya burung. Orang Arab Jahiliah dahulu percaya, untuk menentukan nasib sial atau bagus sebelum keluar karena tujuan tertentu, mereka melepaskan burung.
Apabila burung terbang menuju arah kanan, mereka meyakini akan ada kebaikan dalam perjalanan. Begitu sebaliknya, ketika burung terbang ke sisi kiri, mereka percaya akan datang nasib sial dalam perjalanan.
Dalam perkembangan istilah, pengertian tathayyur adalah anggapan akan terjadi kesialan karena atau disebabkan sesuatu seperti nomor, angka, hewan, bulan, hari, dan sebagainya. Banyak ayat dalam Al-Qur'an yang menyebutkan perihal tathayyur, salah satunya Surah Al-A'raf ayat 131 sebagai berikut:
"Maka, apabila kebaikan [kemakmuran] datang kepada mereka, mereka berkata, 'Kami pantas mendapatkan ini [karena usaha kami].' Jika ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang bersamanya. Ketahuilah, sesungguhnya ketentuan tentang nasib mereka [baik dan buruk] di sisi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui," (QS. Al-A'raf [7]: 131).
Hukum Tathayyur dalam Islam dan hadisnya
Hukum tathayyur adalah haram, bahkan termasuk perbuatan syirik, menyekutukan Allah SWT, karena menganggap ada daya dan upaya lain yang mampu memberi kesialan kepada seseorang. Dalam sebuah hadis dari Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut:
"Thiyarah adalah syirik, thiyarah adalah syirik, thiyarah adalah syirik, dan tidak seorang pun dari kita kecuali [dia mengalami sesuatu dari hal itu dalam hatinya] hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakal,” (HR. Ahmad no. 3687, Abu Dawud no. 3910, At-Tirmidzi no.1614, Ibnu Majah no.3538).
Dalam hadis di atas, Rasulullah mengulangi tathayyur sebagai salah satu bentuk syirik sebanyak tiga kali. Hal tersebut menunjukkan, Rasulullah SAW dengan tegas melarang umatnya untuk melakukan perilaku tersebut. Berikut ini beberapa hadis lain tentang tathayyur:
"Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda: 'Tidak ada adwa, thiyarah, hamah, dan shafar,'" (HR. Bukhari no.5757).
“Tidak termasuk golongan kami orang yang melakukan tathayyur atau minta di-tathayyur, atau menjadi dukun atau minta dibuatkan perdukunan untuknya, atau menyihir atau minta disihirkan untuknya,” (HR. Al-Bazzar dengan isnad jayyid).
Contoh Tathayyur
Praktik tathayyur tidak hanya terjadi di masa jahiliah silam. Beberapa praktik tathayyur mungkin pernah Anda temui dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini beberapa contoh perilakutathayyur:
- Burung sipio-pio, burung gagak, dan burung gagak sebagai pertanda kematian.
- Duduk di depan pintu membuat seseorang sulit mendapatkan jodoh.
- Seseorang akan mendapatkan kesialan apabila menabrak kucing.
- Tidak ada lantai 4 dan 13 di hotel karena dianggap sebagai angka sial.
- Jumat dianggap sebagai hari keramat, karena banyak musibah terjadi di waktu tersebut.
- Menyapu rumah di malam hari akan menghilangkan rezeki.
- Seseorang yang kepalanya kejatuhan cicak dipercaya akan mendapatkan musibah atau kesialan.
Dampak Tathayyur
Sebagai perilaku yang dilarang dalam Islam, sudah sewajarnya tathayyur memberikan dampak negatif apabila dipraktikkan. Berikut ini beberapa contoh dampak negatiftathayyur yang membuatnya sebaiknya ditinggalkan:
- Tathayyur menghancurkan ketauhidan, karena menganggap adanya kekuatan yang dapat memberikan kesialan selain Allah SWT.
- Tathayyur menjadi dosa besar dan serius yang dapat tidak dimaafkan Allah SWT.
- Tathayyur melahirkan rasa takut tidak berdasar, sehingga seseorang merasa dirinya tidak aman.
- Tathayyur memberikan tuntunan yang tidak baik serta tidak berdasar.
- Tathayyur mengajarkan seseorang tidak berpikir logis dan pasti.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno