Menuju konten utama
Seri Tokoh Islam

Biografi Muawiyah bin Abu Sufyan, Pendiri Dinasti Bani Umayyah

Biografi Muawiyah bin Abu Sufyan menarik untuk disimak. Jauh sebelum mendirikan Dinasti Umayyah, ia pernah menjadi juru tulis Rasulullah Saw. Simak di sini.

Biografi Muawiyah bin Abu Sufyan, Pendiri Dinasti Bani Umayyah
Ilustrasi juru tulis, peran yang pernah dilakukan Muawiyah bin Abu Sufyan untuk Rasulullah Saw. Dalam sejarah perkembangan Islam, biografi Muawiyah bin Abu Sufyan menjadi salah satu yang menarik untuk disimak. foto/Istockphoto

tirto.id - Biografi Muawiyah bin Abu Sufyan menjadi salah satu bahasan menarik dalam sejarah Islam. Pria ini pernah membuat Rasulullah Saw. terkesan dan menjadikannya sebagai juru tulis.

Muawiyah bin Abu Sufyan atau Abu Abdurrahman punya nama lengkap Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abd Syams bin Abdul Manaf.

Muhammad Syafii Antonio, dkk dalam Ensiklopedia Peradaban Islam Damaskus (2012, hlm. 115) menerangkan bahwa Muawiyah lahir pada dua atau empat tahun sebelum Muhammad Saw. diangkat menjadi nabi.

Muawiyah bin Abu Sufyan hidup sebagai keturunan bangsa Quraisy di Mekkah. Ketika penaklukkan Mekkah terjadi, 629 M, ia bersama beberapa orang Quraisy memutuskan untuk beragama Islam (Ensiklopedia Islam Jilid III, 1999, hlm. 47).

Kapan Muawiyah menjadi Khalifah?

Setelah Nabi Muhammad Saw. wafat, tampuk kekuasaan Islam dipimpin oleh seorang Khalifah. Nama pemimpin Islam pertama tersebut adalah Abu Bakar As Sidiq. Kemudian, ia digantikan oleh Umar bin Khattab.

Pada masa ini, saudara Muawiyah yang bernama Yazid diangkat menjadi Gubernur Suriah. Beberapa waktu setelah itu, kala pemerintahan Utsman bin Affan, Muawiyah bin Sufyan disuruh untuk menggantikan tugas saudaranya.

Utsman bin Affan digantikan oleh Ali bin Abi Thalib lantaran wafat. Kematiannya ini diduga karena adanya pembunuhan. Penerapan kebijakan yang dirasa kurang memuaskan oleh Muawiyah menyebabkan timbulnya perselisihan.

Menurut ungkapan situs Kemenag Singkawang, konflik ini memotori terjadi Perang Shiffin. Penyelesaian dengan cara damai pun diungkap Ali bin Abi Thalib sebagai langkah terbaik. Namun, kaum khawarij yang lahir dari peristiwa ini merasa tak bisa menerimanya.

Ali bin Abi Thalib pada akhirnya terbunuh, sementara kekhalifahan digantikan oleh Muawiyah. Dengan ini, khalifah pertama Bani Umayyah adalah Muawiyah bin Abu Sufyan.

Kebijakan Muawiyah bin Abu Sufyan

Kebijakan pertama Muawiyah ibn Abi Sufyan setelah menjadi khalifah adalah memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke Damaskus di Suriah.

Langkah ini menjadi tanda berakhirnya era Khulafaur Rasyidin (kekhalifahan empat khalifah pertama setelah Nabi Muhammad SAW) dan dimulainya Daulah Bani Umayyah (661–750 M).

Muawiyah menetapkan Damaskus sebagai ibu kota karena lokasinya yang strategis. Jaraknya yang jauh dari Kufah—pusat dukungan kaum Syiah pengikut Ali—serta dari Hijaz—tempat tinggal mayoritas Bani Hasyim dan Bani Umayyah—membantu mencegah potensi konflik perebutan kekuasaan antara kedua kelompok.

Tidak hanya memindahkan ibu kota, Muawiyah juga menerapkan perubahan sistem pemerintahan dengan mengadopsi model monarki herediter (kerajaan turun-temurun), terinspirasi dari tradisi Persia dan Byzantium.

Meskipun tetap menggunakan gelar "khalifah," Muawiyah memberikan makna baru pada jabatan tersebut untuk meninggikan statusnya.

Di bidang ekonomi, Muawiyah mengalihfungsikan Baitul Mal dari dana swadaya masyarakat menjadi sepenuhnya dikendalikan oleh khalifah tanpa campur tangan atau kritik dari rakyat.

Berikut ini beberapa kebijakan penting lain yang diterapkan Muawiyah:

  • Memerintahkan pasukannya untuk bersiaga dengan senjata di tembok pertahanan ketika menghadapi ancaman.
  • Membangun ruang khusus di dalam masjid untuk keamanan pribadinya saat shalat.
  • Menerapkan materai resmi sebagai tanda keaslian surat-surat resmi dari khalifah.
  • Membentuk tim protokoler yang bertugas mengawal dan menyaring tamu yang ingin bertemu khalifah.
  • Menyusun sistem komunikasi terstruktur dengan mendirikan pos-pos perhentian berisi kuda kurir untuk mempercepat penyampaian berita ke seluruh wilayah kekuasaan.
  • Membagi angkatan bersenjata menjadi dua divisi: satuan pengawal khalifah dan pasukan jihad yang menangani pemberontakan serta ekspansi.
  • Membangun armada laut Islam yang aktif menyerang basis kekuatan Byzantium, termasuk penaklukan Cyprus, Arwad, dan Rhodes.
Dengan kebijakan-kebijakan ini, Muawiyah berhasil memperkuat stabilitas politik, militer, dan ekonomi Dinasti Umayyah.

Usia Berapa Muawiyah Wafat?

Muawiyah bin Abi Sufyan wafat pada tahun 680 Masehi dalam usia 80 tahun. Beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa penyebab kematiannya adalah terkena wabah Tha'un (epidemi penyakit menular).

Pemimpin pertama Dinasti Umayyah itu kemudian dimakamkan di Pemakaman Babus Shaghir, sebuah lokasi pemakaman kuno di Damaskus yang juga menjadi tempat peristirahatan terakhir sejumlah tokoh penting Islam.

Baca juga artikel terkait AGAMA ISLAM atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif