tirto.id - Utsman bin Affan memperoleh posisi tersendiri di kalangan para sahabat karena ia menikahi dua anak perempuan Nabi Muhammad SAW.
Istrinya adalah Ruqayyah binti Muhammad SAW. Kemudian, ketika Ruqayyah meninggal dunia, Nabi Muhammad menikahkan lagi Utsman bin Affan dengan adik Ruqayyah, yaitu Ummu Kaltsum.
Karena ia menikahi dua anak perempuan nabi itulah, Utsman memperoleh julukan sebagai pemilik dua cahaya atau Dzu An-Nurain.
Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abu Al-Ash bin Umayyah bin Abdu As-Syam bin Abdu Manaf Al-Quraisy. Jalur keturunan atau nasabnya bertemu dengan Nabi Muhammad SAW pada sosok Abdu Manaf.
Utsman bin Affan memeluk Islam berkat ajakan dari Abu Bakar As-Siddiq. Ia juga termasuk dalam golongan Assabiqun Al-Awwalun atau orang-orang yang memeluk Islam di masa awal-awal kenabian.
Oleh Nabi Muhammad SAW, Utsman bin Affan memperoleh jaminan syahid dan surga.
Hal ini didasarkan pada riwayat dari Abu Musa Al-Asyari, ia berkata:
“Pada suatu hari Nabi Muhammad SAW masuk ke sebuah kebun dari kebun-kebun Madinah … lalu datang Utsman, aku [Abu Musa] berkata, 'Tunggu dulu, aku akan memohon izin [kepada Rasulullah SAW) untukmu.' Kemudian, Nabi Muhammad SAW berkata, ‘Izinkanlah ia masuk, berilah kabar kepadanya dengan surga, serta bersamanya ada musibah [fitnah] yang akan menimpanya," (H.R. Bukhari).
Dalam uraian "Khalifah Utsman bin Affan" yang diterbitkan Lembaga Kajian Syamina disebutkan mengenai ciri fisik dan perawakan Utsman.
Ia bertubuh ideal, memiliki postur sedang, tidak tinggi dan tidak juga pendek. Wajahnya tampan, kulitnya halus, janggutnya lebat, dan berkulit kecoklatan.
Pangkal-pangkal tulang Utsman terbilang besar. Bahunya bidang. Cambangnya panjang hingga mencapai bawah telinga. Hidungnya mancung. Selain itu, hastanya panjang dan kedua betisnya besar.
Akhlaknya yang amat terkenal adalah sifat pemalunya. Ia juga terbilang dermawan dan terhormat. Sebelum memeluk Islam, Utsman adalah orang Quraisy yang kaya raya dan memiliki usaha niaga yang sukses.
Setelah ia masuk Islam, banyak dari kekayaan yang dimilikinya disedekahkan untuk dakwah dan kesejahteraan umat Islam.
Sebagai misal, suatu ketika, Rasulullah SAW sedang menyiapkan pasukan untuk perang Tabuk. Keadaan Arab saat ini sedang dalam masa paceklik sehingga kekurangan dana dan memiliki kesulitan perbekalan yang amat besar.
Karena keadaan tersebut, pasukan Tabuk yang sedang disiapkan itu dijuluki sebagai pasukan masa sulit atau pasukan 'usrah. Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda:
"Barangsiapa yang mendanai pasukan ‘Usrah, maka untuknya surga.” Utsman lalu menyumbangkan hartanya hingga mencapai 900 ekor onta dan 100 ekor kuda, serta uang berjumlah ribuan dirham.
Di kalangan pemuda Arab, Utsman juga tergolong sosok pandai. Ia mahir membaca dan menulis. Saat itu, amat sedikit orang yang bisa baca-tulis.
Berkat kemampuan literasinya itu, Nabi Muhammad SAW turut mengangkat Utsman menjadi salah satu penulis Al-Quran ketika wahyu diturunkan.
Menjadi Khalifah Ketiga dalam Kekhalifahan Rasyidin
Sesaat sebelum Umar bin Khattab meninggal dunia, ia menunjuk enam sahabat sebagai panitia untuk memutuskan penggantinya sebagai khalifah.
Dari panitia itu, terpilihlah sosok Utsman bin Affan sebagai khalifah ketiga untuk menggantikan Umar.
Utsman bin Affan menjabat sebagai khalifah sekitar 12 tahun, sejak 23-35 H atau 644 sampai 656 M.
Salah satu kontribusi paling penting di masa Utsman bin Affan adalah meneruskan dan melengkapi pengumpulan Al-Quran hingga paripurna. Salinan-salinan Al-Quran itu dibuat dan disebarkan di wilayah-wilayah Islam.
Di masa pemerintahan Utsman, bangsa Persia juga ditaklukkan hingga selesai.
Pada masa khalifah-khalifah sebelumnya, memang sudah dilakukan ekspansi ke sebagian besar wilayah Persia, namun belum benar-benar dituntaskan.
Raja Persia yang bernama Yazdigird berhasil memprovokasi para penduduk dan membangkitkan perlawanan terhadap Islam.
Namun, pemerintahan Utsman bin Affan berhasil menyisir sisa-sisa pengaruh raja Persia tersebut, serta akhirnya bangsa Persia seutuhnya jatuh ke wilayah kekuasaan Islam.
Dilansir dari laman UGM, saat itu, bukan hanya Persia yang berhasil ditaklukkan, ekspansi Islam juga mencapai Afrika, menaklukkan Romawi, hingga mencapai wilayah Turki.
Di masa Utsman bin Affan juga, armada maritim pertama dalam Islam dibentuk.
Pasukan laut itu berperang pertama kali pada pertempuran Dzatusawari atau pertempuran tiang kapal pada 31 H yang dikomandoi oleh Muawiyah bin Abu Sufyan.
Pada 35 H, karena konflik internal dalam tubuh Islam sendiri, rumah Utsman bin Affan dikepung oleh sekelompok golongan Khawarij yang tidak puas dengan pemerintahan khalifah ketiga ini.
Ketika Utsman sedang membaca Al-Quran, ia ditikam oleh salah seorang dari pengepung rumahnya itu hingga meninggal.
Kematian Utsman bin Affan meninggalkan jejak sejarah yang kelam dalam dunia Islam dan membuka pintu perpecahan panjang yang sudah diramalkan Nabi Muhammad SAW.
Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Umar, ia berkata: "Rasulullah SAW menyebutkan adanya fitnah. Lalu ada seseorang yang lewat dan Nabi berkata :'Orang yang memakai penutup muka ini akan terbunuh pada saat itu',"
Abdullah bin Umar mengatakan: ”Aku melihat [orang tersebut] adalah Utsman bin Affan.”
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno