Sejarah Perang Tabuk, Latar Belakang, dan Tokoh-Tokohnya

tirto.id - Perang Usra atau Perang Tabuk adalah perang terakhir yang diikuti Rasulullah saw. sebelum wafat. Perang ini terjadi karena pasukan Romawi menganggap keberadaan Islam yang semakin kuat akan mengganggu wilayah kekuasaannya di Semenajung Arab.

Perang Tabuk terjadi pada tahun 9 Hijriah, tepatnya di bulan Rajab (Oktober 630 M) di wilayah Tabuk, dekat Teluk Aqabah, sekitar 683 km utara Madinah. Meskipun tidak sampai terjadi kontak fisik antara Pasukan Muslim dan Pasukan Romawi, Perang Tabuk membawa dampak signifikan, salah satunya memperkuat posisi Islam di Arab.

Perang Tabuk sekaligus menjadi ujian keimanan bagi umat Islam karena harus berjihad dalam kondisi kebutuhan yang terbatas. Allah Swt. mengabadikan peristiwa Perang Tabuk dalam surah At-Taubah ayat 117-118. Berikut penggalan ayat 118.

"Terhadap tiga orang yang ditinggalkan [dan ditangguhkan penerimaan tobatnya] hingga ketika bumi terasa sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas, dan jiwa mereka pun [terasa] sempit bagi mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari [siksaan] Allah melainkan kepada-Nya saja, kemudian [setelah itu semua] Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang," (QS. At-Taubah:118).

Latar Belakang Terjadinya Perang Tabuk

Perang tabuk ini terjadi karena kegeraman Kaisar Romawi melihat ekspansi pasukan muslim ke wilayah yang dianggap kekuasaannya. Di sisi lain, kaum muslim melihat Romawi sebagai ancaman besar. Terlebih, kala itu, umat Islam tengah berada di masa kejayaannya soal ekspansi wilayah.

Fathu Makkah menjadi salah satu penanda puncak kesuksesan ekspansi pasukan kaum muslimin di dalam maupun luar Hijaz. Bertambah kuat dan luasnya kekuasaan Islam membuat para musuh gemetar, termasuk Kaisar Romawi. Kemudian, terdengar kabar bahwa mereka berencana melancarkan serangan mendadak terhadap kaum muslim.

Sekitar 4000 prajurit berkuda dan infanteri tentara Romawi yang dilengkapi persenjataan model terbaru berkemah di perbatasan Suriah. Kabilah-kabilah yang tinggal di daerah perbatasan atau daerah Tabuk, seperti Lakham, 'Amilah, Ghassan, dan Jazam, ikut bergabung dalam pasukan tersebut, maju hingga Balqa'.

Muhammad Basri, dkk dalam artikel jurnal bertajuk "Sejarah dan Dampak Perang Tabuk: Analisis Mendalam terhadap Konflik Perbatasan dalam Perspektif Sejarah dan Kemanusiaan" (2024) menjelaskan, Lakham, 'Amilah, Ghassan, dan Jazam merupakan kabilah-kabilah yang beberapa waktu sebelumnya menolak Perjanjian Hudaibiyah serta keuhkeuh melanjutkan perseteruan dengan umat muslim.

Berita mengenai perkemahan sekelompok pasukan Romawi di perbatasan Suriah segera berhembus melalui kafilah yang melakukan perdagangan ke Madinah. Tidak ada pilihan lain bagi Rasulullah saw., kecuali segera menyiapkan pasukan guna menghadapi peperangan.

Tokoh-Tokoh Perang Tabuk

Pada masa persiapan Perang Tabuk, kondisi Madinah cukup memprihatinkan. Terjadi musim kemarau panjang sehingga panen tersendat. Meskipun demikian, Nabi Muhammad segera mengirim utusan untuk mengajak kabilah-kabilah Arab untuk bergabung. Saat momen itu, untuk pertama kalinya, beliau mengumumkan perang secara pribadi.

Tidak semua orang menyambut seruan Rasulullah karena berbagai alasan, terutama berkaitan keadaan Madinah yang kurang mendukung. Meskipun demikian, beberapa sahabat berlomba-lomba menyumbangkan harta kekayaannya sebagai modal perjalanan kaum Muslimin menuju Tabuk. Berikut beberapa tokoh dalam Perang Tabuk yang menyumbangkan hartanya.

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar Ash-Shiddiq menyerahkan seluruh hartanya senilai 40.000 dirham untuk mendukung Perang Tabuk.

2. Umar bin Khattab

Umar bin Khattab menyerahkan setengah dari harta yang dimilikinya untuk memodali Perang Tabuk.

3. Abdur Rahman bin 'Auf

Tokoh Perang Tabuk lainnya yang menyumbangkan kekayaannya adalah Abdur Rahman bin 'Auf. Ia menyumbangkan hartanya sebesar 200 uqiyah perak.

4. Ashim bin Adi

Ashim bin Adi juga termasuk salah satu tokoh Perang Tabuk. Ia bersedekah satu wasaq kurma.

5. Utsman bin Affan

Utsman bin Affan membekali sepertiga dari seluruh balatentara, menyumbang 900 ekor unta, 100 ekor kuda, dan 1000 dirham.

Setelah mengumpulkan pasukan dan melakukan berbagai persiapan, Rasulullah saw. berhasil menghimpun sekitar 30.000 pasukan. Meskipun sumbangan begitu banyak dari para sahabat, kebutuhan pasukan belum sepenuhnya tercukupi.

Dampak Perang Tabuk

Perang Tabuk berlangsung selama 50 hari. 30 hari untuk perjalanan bolak-balik dan 20 hari menetap di Tabuk. Ketika sampai di Tabuk, pasukan muslim mengetahui armada Romawi telah mundur ke wilayah Damaskus. Dengan begitu, tidak terjadi pertempuran besar antara pasukan muslim dan Romawi.

Meskipun peperangan besar melawan tentara Romawi tidak terjadi, Perang Tabuk membawa dampak yang signifikan bagi kedudukan Islam. Berikut beberapa dampak Perang Tabuk:

• Menegaskan kekuatan politik dan militer Islam di Semenajung Arab.
• Menunjukkan keberanian dan kegigihan pasukan muslim untuk membela agama Islam.
• Perang Tabuk menyimpan kisah penyesalan orang-orang yang jujur, ikhlas, dan mengutamakan kebenaran dalam keadaan sesulit apa pun.
• Kabilah-kabilah yang sebelumnya mendukung Romawi berubah mendukung pasukan Muslim.