Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Kisah Singkat Aisyah binti Abu Bakar, Istri Rasulullah

Aisyah binti Abu Bakar adalah istri Rasulullah SAW yang paling disayangi. Simak ringkasan kisah Aisyah dan kehidupannya setelah Rasulullah Wafat.

Kisah Singkat Aisyah binti Abu Bakar, Istri Rasulullah
Ilustrasi mozaik Aisyah binti Abu Bakar. tirto.id/Rangga

tirto.id - Aisyah binti Abu Bakar adalah istri dari Rasulullah SAW sekaligus anak dari Abu Bakar ash-Shiddiq. Kisah Aisyah istri Rasulullah SAW menarik untuk dibahas karena ia dikenal sebagai perempuan cantik dan cerdas.

Ingatannya kuat dan ia kritis dalam memandang suatu perkara yang terjadi pada masanya. Aisyah juga merupakan istri kesayangan nabi dan kerap dijadikan sumber otoritatif terkait hadis dan pengetahuan fikih dalam Islam.

Setelah Rasulullah wafat, ia juga masih berperan penting dalam kehidupan umat Islam. Selengkapnya, simak ringkasan kisah Aisyah binti Abu Bakar berikut ini.

Kisah Singkat Aisyah binti Abu Bakar

Aisyah lahir sekitar empat atau lima tahun setelah masa kenabian dari seorang ibu bernama Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir al-Kinaniyyah. Kemudian, ia dinikahi Nabi Muhammad pada usia 6 tahun.

Namun, ia memasuki rumah tangga Rasulullah sejak usia 9 tahun, sebagaimana disebutkan di sahih Bukhari dan Muslim. Ketika dinikahi nabi, Aisyah menjadi istri ketiga beliau setelah Khadijah dan Saudah binti Zam'ah.

Julukan terkenalnya adalah Al-Humaira, yang artinya kemerah-merahan. Dari julukan itu, Rasulullah menggambarkan bahwa kulit Aisyah putih dan pipinya kemerah-merahan.

Selain fisiknya yang cantik, Aisyah istri Rasulullah SAW juga cerdas menyerap pengetahuan. Sahabat Nabi SAW juga mengakui otoritas Aisyah dalam mengomentari pelbagai disiplin ilmu di masa itu.

"Aku tidak pernah melihat perempuan yang lebih cerdas dalam bidang kedokteran, fiqih, dan syair selain Sayyidah Aisyah RA," ujar Urwah bin Zubair.

Dikarenakan kecerdasan dan keistimewaan Aisyah itulah, Rasulullah menjadikannya sebagai sosok perempuan yang paling ia cintai dalam hidupnya. Hal ini tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Amr bin Ash ketika bertanya pada Nabi Muhammad:

"Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling engkau cintai?" Beliau menjawab, "Aisyah". "Kalau dari kalangan laki-laki?" tanya Amr lagi. Rasulullah menjawab: "Ayahnya [Abu Bakar]," (H.R. Bukhari dan Muslim).

Cerita Aisyah istri Rasulullah juga mencakup kekritisannya. Dikisahkan, Aisyah menyampaikan protes pada hadis diriwayatkan Abu Hurairah yang berbunyi,"Seorang perempuan masuk neraka karena ia membiarkan kucing betina kecil kehausan.”

Ketika mendengar riwayat itu, Aisyah binti Abu Bakar berkomentar pada Abu Hurairah:

"Apakah iya, Allah akan menghukum seseorang karena seekor kucing? Wahai Abu Hurairah, lain kali jika meriwayatkan hadis Nabi, berhati-hatilah,” kata Aisyah sebagaimana dikutip dari buku Women and Islam: An Historical and Theological Enquiry (1991) yang ditulis Fatima Mernissi.

Bagaimana Kehidupan Aisyah setelah Rasulullah Wafat?

Setelah Rasulullah wafat, Aisyah memiliki peran penting dalam kehidupan umat Islam. Menurut buku Taman-taman Cinta Sang Nabi (2008) karya Prof. Dr. Abdurrahman Umairah, Aisyah terlibat dalam dakwah, meriwayatkan hadits, menjawab pertanyaan muslimah, serta mengajarkan mereka tentang agama.

Bahkan, banyak sahabat terkemuka yang meminta nasihat kepadanya dalam menghadapi berbagai persoalan besar. Oleh karena itulah, sahabat nabi Abu Musa Al-Asy’ari menyatakan:

"Tidaklah kami para sahabat Muhammad SAW bingung dalam suatu hadis, niscaya kami bertanya kepada Aisyah, dan pasti kami dapati pengetahuan padanya tentang hal itu.”

Setelah hidup selama 63 tahun, Aisyah wafat pada Senin malam, 17 Ramadan 58 Hijriah atau 13 Juli 678 Masehi. Ia dikebumikan di pemakaman Baqi' dan jenazahnya diimami Abu Hurairah dan Marwan bin Hakam, yang saat itu adalah Gubernur Madinah.

Sampai ia meninggal, Aisyah binti Abu Bakar menyumbang riwayat sebanyak 242 hadis sebagai warisan pengetahuan Islam.

Baca juga artikel terkait AISYAH ISTRI RASULULLAH atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Nisa Hayyu Rahmia