Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Kisah Teladan Nabi Muhammad: Cara Puasa Rasulullah di Bulan Ramadan

Kisah teladan Nabi Muhammad SAW dan cara puasa rasulullah saat Ramadhan yang bisa diterapkan.

Kisah Teladan Nabi Muhammad: Cara Puasa Rasulullah di Bulan Ramadan
Ilustrasi Muhammad. foto/IStockphoto

tirto.id - Masyarakat Quraisy di Arab sudah biasa melaksanakan puasa sebelum datang perintah untuk menjalankan ibadah tersebut pada setiap bulan Ramadan bagi umat Islam yang mukallaf.

Dalam pelaksanaannya, Rasulullah juga melakukan beberapa amalan sunah lain selama berlangsungnya bulan suci ini.

Pada zaman jahiliyah, bangsa Quraisy melaksanakan puasa setiap hari Asyura atau 10 Muharram.

Menyikapi hal itu, Rasullah tidak serta merta langsung melarang. Bahkan, ia juga turut menganjurkan agar berpuasa pada 10 Muharram dengan niat yang berbeda.

Menyambut Ramadan, kaum Quraisy biasanya juga mengerjakan hal-hal yang bersifat positif. Demikian pula dilakukan oleh Rasulullah. Ia lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara bersemedi.

Mengutip artikel dengan judul "Sejarah Puasa Bangsa Arab dan Nabi Muhammad di Masa Jahiliyah" karya Alhafiz Kurniawan via laman NU Online, perilaku demikian disebut tahannuts atau tabarrur, yakni berlaku saleh selama bulan ramadan.

Hingga kemudian turunlah perintah untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh setiap memasuki ramadan bagi umat Islam yang mukallaf. Yang maksudnya ialah wajib dikerjakan untuk orang yang telah memenuhi persyaratan.

Dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 183, Allah SWT telah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Yang arti terjemahannya adalah: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,".

Amalan Sunah Selama Bulan Puasa

Puasa dijalankan selama sehari penuh sejak sebelum terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari dengan cara tidak makan dan minum atau melakukan perbuatan yang bisa membatalkan ibadah tersebut.

Dalam mengisi bulan ramadan yang penuh berkah, beberapa amalan lain juga bisa dilakukan dengan tujuan utama mendapatkan ridho dari Allah SWT lantaran bulan tersebut penuh dengan berkah.

Di antara beberapa amalan sunah yang bisa dilakukan selama bulan ramadan adalah sebagai berikut:

1. Sahur

Salah satu hadis riwayat Bukhari, menyebutkan "Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan". Maka, dalam mengawali puasa itu sebaiknya didahului dengan makan sahur pada malam hari.

2. Menyegerakan Buka

Berbeda dengan sahur yang paling baik dilakukan di akhir waktu, untuk buka sebaiknya disegerakan.

Hal ini sesuai dengan salah satu hadis riwayat Ahmad yang menyatakan bahwa "Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka".

3. Menahan Lisan

Dalam menjalankan ibadah puasa di bulan ramadan, umat Islam tidak hanya diwajibkan untuk menahan diri dari makan dan minum atau hal-hal yang membatalkan.

Namun juga menahan lisan dari perkataan yang tidak ada manfaatnya, bahkan yang bisa mengakibatkan perbuatan tidak baik, seperti berbohong.

4. Sedekah

Sedekah termasuk salah satu yang dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan ramadan.

Memanfaatkan bulan yang penuh berkah, sedekah sebanyak-banyaknya bisa diperuntukkan kepada keluarga sendiri, teman, atau tetangga.

Bahkan, salah satu yang terbaik ialah dengan cara memberi makan bagi orang yang akan berbuka. Hadis riwayat Ahmad menuturkan:

"Siapa saja yang memberi makanan berbuka kepada seorang yang berpuasa, maka dicatat baginya pahala seperti orang puasa itu, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut".

Selain beberapa kegiatan di atas, amalan sunah lain yang bisa dilakukan dalam mengisi bulan ramadan adalah dengan cara iktikaf atau berdiam diri di dalam masjid.

Selain itu, khatam alias membaca Al-Quran hingga selesai juga salah satu yang bisa dikerjakan.

Baca juga artikel terkait KISAH NABI MUHAMMAD atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dhita Koesno