tirto.id - Pada Ramadan, seorang muslim dianjurkan memperbanyak amalan sunah, serta menghindari perbuatan dosa.
Allah SWT menjanjikan bahwa setiap perbuatan baik akan diganjar pahala berlipat ganda. Demikian juga sebaliknya, perbuatan buruk akan dibalas dengan dosa berlipat-lipat pula.
Pada Ramadan, terdapat beberapa amalan sunah khusus yang tak ada di bulan lainnya, seperti halnya salat Tarawih, beribadah di malam Lailatulqadar, memberi makan orang berbuka puasa, dan lain sebagainya.
Kendati tergolong amalan sunah dan tidak dikenai dosa bagi yang tidak mengerjakannya, namun orang yang meninggalkan amalan sunah ini adalah golongan merugi karena sudah melalaikan kesempatan beribadah kepada Allah SWT.
Apa saja amalan sunah yang dapat dikerjakan selama Ramadan? NU Online menuliskan daftar amalan sunah yang dianjurkan selama Ramadan sebagai berikut:
1. Bersahur
Amalan sunah pertama dalam puasa adalah melakukan sahur sebelum waktu imsak. Kegiatan sahur ini tercapai ketika sudah menyantap makanan atau minuman, walaupun hanya sedikit.
Apa pun yang diniatkan untuk sahur usai tengah malam akan dicatat sebagai pahala sunah, meski hanya seteguk air. Namun, idealnya, aktivitas sahur diakhirkan hingga menjelang imsak.
Kesunahan sahur ini tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:
“Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan,” (H.R. Bukhari).
2. Menyegerakan Berbuka
Di akhir hari, menyegerakan berbuka tergolong amalan sunah puasa. Ketika masuk waktu magrib, seorang muslim dianjurkan untuk segera berbuka sebelum mendirikan salat.
Makanan yang dianjurkan untuk disantap adalah kurma, jika tidak ada, hendaknya dengan air.
Kesunahan segera berbuka ini tertera dalam sabda Rasulullah SAW:
“Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka,” (HR Ahmad).
Untuk santapan kurma, dianjurkan dengan kurma basah (rutab). Kalau tidak ada, dapat menggunakan kurma kering (tamar).
Jika tak ada juga, santapan pertama dapat digantikan dengan yang manis-manis, barulah diiringi dengan air putih.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Jika salah seorang berpuasa, hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak ada kurma, maka dengan air. Sebab, air itu menyucikan,” (H.R. Abu Daud).
Ketika berbuka, disunahkan membaca doa berbuka puasa sebagai berikut:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
Bacaan latinnya: "Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘urûqu wa tsabatal ajru, insyâ Allah."
Artinya: "Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, Insya Allah," (HR. Abu Daud).
3. Mandi Janabat Ketika Berhadas Besar Sebelum Fajar
Kendati mengakhirkan mandi janabah hingga pagi hari tidak membatalkan puasa, namun bersegera menyucikan diri sebelum fajar termasuk amalan sunah.
Tujuannya agar memulai ibadah puasa dalam keadaan suci dan bersih dari hadas.
Hadas yang wajib dibersihkan melalui mandi janabah adalah hadas besar karena usai haid, junub karena hubungan suami-istri, nifas, dan lain sebagainya.
4. Menahan Diri dari Perbuatan Sia-sia
Selain menahan diri dari hawa nafsu dan pembatal puasa, sebenarnya spirit berpuasa adalah menahan diri dari perbuatan dan perkataan sia-sia.
Kendati tidak membuat puasa batal, namun perilaku sia-sia akan menurunkan, atau bahkan menghilangkan pahala puasa.
Perbuatan sia-sia yang sebaiknya dihindari seorang muslim ketika berpuasa adalah bergosip, ngabuburit, berlebihan menonton televisi atau berselancar di media sosial, dan lain sebagainya.
Kesunahan menghindari perbuatan sia-sia ini tergambar dalam hadis Nabi Muhammad SAW:
"Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan sia-sia dan ucapan kotor. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, 'Aku sedang puasa, aku sedang puasa'," (H.R. Ibnu Majah dan Hakim).
5. Bersedekah
Karena pahala dan amal kebaikan akan dilipatgandakan selama Ramadan, seorang muslim dianjurkan untuk berlomba-lomba beramal di bulan suci ini.
Salah satu amalan baik itu adalah sedekah yang diteladankan Rasulullah SAW sebagai berikut:
"Dari Abdullah bin Abbas, ia berkata, 'Nabi SAW adalah manusia yang paling dermawan, dan kedermawanannya semakin menjadi-jadi saat Ramadhan apalagi ketika Jibril menemuinya ... Rasulullah benar-benar sangat dermawan dengan kebaikan laksana angin yang berhembus," (H.R. Bukhari).
Sedekah yang amat dianjurkan pada Ramadan adalah memberi makan orang yang berpuasa, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
"Barang siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang berpuasa maka dia akan mendapatkan pahala sebagaimana orang tersebut, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang itu," ( (H.R. Tirmidzi, Ahmad, Nasai, dan Baihaqi).
6. Membaca dan Mengkhatamkan Alquran
Ramadan adalah bulan ketika Alquran pertama kali diturunkan dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah (langit dunia). Pada bulan ini, umat Islam dianjurkan memperbanyak membaca Alquran.
Lebih baik lagi jika mampu mengkhatamkannya, setidaknya sekali dalam sebulan.
Dalilnya adalah riwayat dari Abdullah bin Abbas, ia berkata:
"Jibril menemuinya [Nabi Muhammad] pada tiap malam Ramadhan, dan dia [Jibril] bertadarus Alquran bersamanya," (H.R. Bukhari)
7. Iktikaf di Masjid
Iktikaf di masjid adalah berdiam diri untuk beribadah kepada Allah SWT. Kegiatan iktikaf ini makin dianjurkan pada 10 hari terakhir Ramadan, sebagaimana teladan Rasulullah SAW dalam riwayat Abdullah bin Umar, ia berkata:
"Rasulullah SAW selalu beriktikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadan,” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno