tirto.id - Salah satu akhlak mulia dalam Islam adalah sifat zuhud.
Setiap muslim diwanti-wanti agar memiliki sifat ini sesuai dengan teladan yang dicontohkan Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya.
Secara bahasa, zuhud berasal dari bahasa Arab yang artinya tidak ingin terhadap sesuatu atau meninggalkannya.
Dalam buku Ensiklopedi Islam (1994) disebutkan bahwa zuhud maknanya adalah meninggalkan kemewahan duniawi dengan mengharap kebahagiaan akhirat untuk memperoleh rida Allah SWT.
Bersikap zuhud tidak berarti lantas membenci harta dan menjalani laku hidup berkekurangan, melainkan tidak terlena terhadap kehidupan dunia.
Banyak dari sahabat Nabi Muhammad SAW yang kaya raya, namun mereka tidak terpercaya pada kekayaan tersebut hingga melalaikan Allah SWT.
Perintah zuhud ini tertera dalam Alquran surah An-Nisa ayat 77:
"Katakanlah, 'Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa [mendapat pahala turut berperang] ...'" (QS. An-Nisa [4]: 77).
Berdasarkan ayat di atas, dinyatakan bahwa hakikat zuhud adalah meninggalkan kelebihan dunia dan mengharapkan akhirat. Derajat tertinggi dari zuhud adalah tidak lagi berharap apa-apa, kecuali pada Allah SWT.
Bersikap zuhud artinya bersikap minimalis. Tidak membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan.
Seseorang yang membeli barang-barang untuk dipamerkan atau hanyut dalam fesyen perkembangan zaman bukanlah sikap zuhud serta tidak dianjurkan dalam Islam.
Dilansir dari NU Online, sikap zuhud dicirikan dengan meninggalkan kecondongan terhadap cinta dunia.
Akhlak mulia ini dijewantahkan dengan melepaskan hati dari pengaruh dunia, serta tidak disibukkan dengan kegiatan-kegiatan duniawi sampai lupa pada Allah SWT.
Contoh Perilaku Zuhud di Kehidupan Sehari-hari
Dalam buku Pendidikan Agama Islam (2010) yang ditulis Sri Prabandani dan Siti Maruroh disebutkan beberapa contoh perilaku zuhud yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari sebagai berikut:
- Bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan Allah SWT.
- Mencukupkan diri pada harta yang dimiliki, kendati hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
- Jika memiliki banyak uang, menyisihkannya untuk bersedekah dan tidak berfoya-foya berlebihan.
- Sederhana dalam berpenampilan, baik dari segi tempat tinggal, pakaian, ataupun makanan. Meskipun memiliki banyak uang, ia tidak pamer dan hidup bermewah-mewahan.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno