Menuju konten utama

Apa Hubungan Antara Takdir, Doa, Ikhtiar, dan Tawakal?

Hubungan antara takdir, doa, ikhtiar, dan tawakal, terletak pada prosesnya yang dilaksanakan secara berurutan. Berikut penjelasan selengkapnya.

Apa Hubungan Antara Takdir, Doa, Ikhtiar, dan Tawakal?
Ilustrasi Islam. foto/Istockphoto

tirto.id - Hubungan antara takdir, doa, ikhtiar, dan tawakal terletak pada penerapannya yang dilaksanakan secara urut. Didahului dengan ikhtiar dan berdoa, kemudian segala hasil atau takdir yang akan terjadi dipasrahkan kepada Allah Swt. melalui tawakal.

Sebelum membahas lebih jauh tentang hubungan antara takdir, doa, ikhtiar, dan tawakal, alangkah lebih baik jika memahami terlebih dahulu pengertiannya. Lantas, apa pengertian doa, usaha, ikhtiar, dan tawakal?

Percaya kepada qada atau takdir merupakan rukun iman ke-6. Qada secara bahasa berarti ukuran, ketentuan, kemampuan, atau kepastian. Pengertian takdir secara umum adalah ketentuan atau ketetapan Allah Swt. terhadap sesuatu, baik itu baik manusia maupun alam.

Berkaitan dengan kehidupan manusia di dunia, takdir terdiri atas dua jenis meliputi takdir mubram dan takdir muallaq.

Takdir mubram adalah takdir yang telah ditetapkan, bahkan sebelum seseorang dilahirkan ke dunia. Takdir mubram tidak dapat diubah kendati melalui ikhtiar, doa, maupun tawakal. Contoh takdir mubram adalah kelahiran, jodoh, dan kematian.

Di sisi lain, takdir muallaq merupakan ketetapan Allah Swt. yang dapat diubah sesuai usaha manusia, dengan cara ikhtiar, doa, dan berserah diri (tawakal). Contoh takdir muallaq adalah kesehatan, kepandaian, hingga harta kekayaan.

Apakah Hubungan Antara Doa dan takdir?

Doa berperan penting dalam mengubah takdir muallaq seseorang. Pengertian doa adalah upaya memohon kepada Allah Swt., baik dalam bahasa Arab maupun bahasa keseharian. Selain itu, doa juga bentuk penghambaan manusia kepada Allah Swt. bahwa sejatinya mereka lemah dan tidak berdaya. Allah Swt. dalam Surah Al-Mu'min ayat 60 menganjurkan berdoa sebagai berikut:

"Dan Tuhanmu berfirman: 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina'," (QS. Al-Mu'min [40]: 60).

Berhubungan dengan takdir muallaq, doa berperan penting dalam mewujudkannya. Sebagai contoh, ketika seseorang meminta kepada Allah untuk diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu. Allah Swt. akan membukakan hati dan pikiran sehingga lebih mudah menerima ilmu.

Syekh M Ibrahim Al-Bajuri, dalam kitab Tuhfatul Murid ala Jauharatut Tauhid, menjelaskan bahwa doa bermanfaat terhadap terhadap apa yang datang dan apa yang belum terjadi (dari langit).

Apa Hubungan Antara Takdir dan Ikhtiar Manusia?

Selain doa, ikhtiar juga berperan penting dalam mewujudkan takdir muallaq. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, takdir muallaq bisa berubah jika seseorang berikhtiar mengubahnya.

Ikhtiar adalah usaha dengan sungguh-sungguh dalam menggapai harapan, keinginan, atau cita-cita. Dalam Islam, seorang muslim diwajibkan untuk berikhtiar.

Lantas, mengapa manusia diwajibkan ikhtiar? Sebab, tanpa ikhtiar manusia sama saja dengan benda yang mati. Sebagai contoh, seseorang yang tidak berikhtiar mencari sumber kehidupan dengan bekerja akan mati kelaparan. Allah Swt. berfirman dalam Surah Ar-Rad ayat 11 sebagai berikut:

"...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia," (QS. Ar-Rad [13]: 11).

Apa Keterkaitan antara Tawakal dan Ikhtiar?

Tawakal adalah sikap berserah diri kepada Allah Swt. atas segala ketentuan setelah melakukan usaha dan doa. Hubungan tawakal dengan takdir begitu erat, dan sifat tersebut seharusnya dimiliki setiap kaum muslim. Tanpa tawakal, seorang muslim dapat memunculkan sifat takabur kepada Allah Swt.

Sebagai contoh, ketika seseorang telah berusaha keras dan berdoa, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pasrah. Dalam hal ini, pasrah berarti siap menerima takdir yang akan diberikan Allah Swt, meskipun dia sudah berusaha mengubahnya melalui ikhtiar.

Besar atau kecilnya rezeki sudah sewajarnya diterima dengan bertawakal. Allah Swt. telah menentukan rezeki manusia mengikuti segala kebutuhan hambaNya. Allah Swt. lebih mengetahui apa yang dibutuhkan makhlukNya. Allah berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 159 sebagai berikut:

“Kemudian, apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal pada-Nya," (Ali Imran [3]: 159).

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN AGAMA ISLAM atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin