Menuju konten utama

7 Kunci Sukses Dunia Akhirat dalam Islam

Kunci sukses dunia akhirat harus dilandasi dengan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Temukan tips kunci sukses dunia akhirat berikut ini.

7 Kunci Sukses Dunia Akhirat dalam Islam
Ilustrasi berdoa. Berdoa adalalah salah satu kunci sukses dunia akhirat. foto/istockphoto

tirto.id - Setiap muslim menginginkan kehidupan bahagia di dunia dan akhirat. Apa saja yang dapat menjadi kunci sukses dunia akhirat?

Sukses dunia akhirat menggambarkan keadaan hamba yang dapat melalui kehidupan dunia dan akhiratnya dengan baik. Ia hidup di dunia tercukupi kebutuhannya dan berbagai urusan dilancarkan. Adapun pada kehidupan akhirat, ia berhasil melalui setiap tahapan setelah kematian hingga masuk ke surga Allah.

Setiap hamba Allah sangat mungkin melalui fase kehidupan seperti itu. Ia mendapati kehidupan dunia dan akhiratnya membahagiakan, meski dalam prosesnya melewati beragam ujian. Kunci sukses dunia akhirat perlu diterapkan agar tercapai.

Maksud Sukses Dunia Akhirat dan Ayat Al-Qur'annya

Sukses kerap dimaknai dengan kelapangan dalam rezeki berupa harta hingga kedudukan. Di sisi lain, rezeki dalam Islam mencakup semua pemberian dari Allah yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan. Contohnya yaitu penghasilan, kesehatan, ilmu pengetahuan, keturunan, kebahagiaan, dan sebagainya.

Kebahagiaan di akhirat tidak lepas dari upaya yang dilakukan seseorang di dunia. Setiap amalannya bisa menjadi jalan membawa kesuksesan abadi, yaitu masuknya hamba ke dalam surga.

Kesuksesan akhirat menandakan seseorang mampu melewati tahap demi tahap kehidupan baru setelah ia dibangkitkan dari kematian. Ia akan mempertanggungjawabkan setiap amalan di dunia sampai akhirnya menerima kitab amalan dengan tangan kanan. Ia menerima kebahagiaan abadi dengan menetap selamanya di surga.

Jalan kunci sukses dunia akhirat ditempuh dengan melibatkan keimanan seseorang pada Allah. Artinya, semua bentuk kesuksesan yang hendak diraih, tidak pernah lepas dari petunjuk Allah yang diterangkan dalam Al-Qur'an dan hadis. Ajaran Islam menjadi landasan saat mengusahakan berbagai cara meraih kesuksesan tersebut.

Jika manusia diumbar tanpa panduan nilai, ia cenderung berlaku barbar. Misalnya dalam persaingan usaha untuk meraih pendapatan tinggi, orang yang bertindak tanpa landasan nilai akan rakus dan menghalalkan berbagai cara. Ia lalai dari petunjuk agama ketika mendapatkan kesuksesan materi dan kedudukan.

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan hal ini dalam sabdanya:

"Tidaklah dua ekor serigala kelaparan yang dilepaskan kepada kambing, lebih besar kerusakan (bahaya)nya terhadap kambing tersebut, dibandingkan dengan (sifat) rakus seorang manusia terhadap harta dan kedudukan (dalam merusak/membahayakan) agamanya." (H.R. at-Tirmidzi no. 2376, Ahmad 3/456, ad-Dârimi no. 2730 dan Ibnu Hibbân no.3228, dinyatakan shahih Imam Ibnu Hibbân dan Syekh al-Albâni)

Umat Islam yang memiliki cita-cita sukses dunia dan akhirat mesti mengiringi setiap langkahnya dengan mengikuti petunjuk syariat. Apapun ikhtiar yang dilakukan, muaranya untuk menggapai rida Allah. Semua bentuk amalannya akan bernilai ibadah sehingga nantinya bisa memberikan kontribusi untuk sukses di akhirat.

7 Kunci Sukses Dunia Akhirat

Ayat Al-Qur'an tentang sukses dunia akhirat salah satunya ditemukan dalam surah Al-Baqarah ayat 83. Allah subhanahu wa ta'ala mengingatkan tentang negeri akhirat. Allah berfirman:

تِلْكَ ٱلدَّارُ ٱلْءَاخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

Tilkad-dārul-ākhiratu naj’aluhā lillażīna lā yurīdụna ‘uluwwan fil-arḍi wa lā fasādā, wal-‘āqibatu lil-muttaqīn

Artinya: "Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (Q.S. Al-Baqarah: 83)

Hamba Allah yang bertakwa mengupayakan agar kesuksesannya di dunia bisa berdampak pula pada kebahagiaannya di akhirat. Harta dan kedudukan bukan tujuan, melainkan kehidupan akhirat sebagai target utama kebahagiaan. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan(tidak pernah merasa cukup) (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allâh tetapkan baginya. Dan barang siapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya, maka Allâh akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)” (HR Ibnu Majah no. 4105, Ahmad (5/183), Ad-Darimi no. 229, Ibnu Hibban no. 680)

Untuk meraih itu semua, setidaknya ada tujuh kunci sukses dunia akhirat dalam Islam. Kunci sukses tersebut hendaknya turut dijiwai firman Allah dalam Surah Ar-Ra'd ayat 11:

... إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ...

Innallāha lā yugayyiru mā biqaumin ḥattā yugayyirụ mā bi`anfusihim

Artinya: “...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” (Q.S. Ar-Ra’d:11)

Ayat ini menyuratkan pentingnya seseorang berusaha untuk membuat dirinya atau keadaan sekelilingnya lebih baik. Allah bahkan akan menunggu hingga orang tersebut mau berubah, sebelum membukakan jalan ke arah yang positif.

Berikut tips kunci sukses dunia akhirat yang dapat diterapkan dalam hidup sehari-hari:

1. Memiliki ilmu

Membekali diri dengan ilmu adalah salah satu kunci sukses dunia akhirat. Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. Melalui ilmu, seseorang memahami cara meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat menurut syariat Islam.

2. Bertakwa kepada Allah

Seorang muslim yang senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya akan diberikan pertolongan. Istikamah dalam ketakwaan perlu upaya yang keras. Namun, Allah pun akan memberikan balasan setimpal.

Allah berfirman:

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا

... Wa may yattaqillāha yaj’al lahụ makhrajā

Artinya: "...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar." (Q.S. At-Talaq:2)

3. Meniatkan amalan karena Allah

Niat dalam amal sangat penting dalam Islam. Niat yang benar pada perbuatan yang mubah sekalipun bisa bernilai ibadah di sisi Allah. Pastikan semua niat pada aktivitas yang baik diniatkan karena Allah dan mengawalinya dengan membaca basmalah.

Allah berfirman dalam surah An-Nahl ayat 97:

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Man ‘amila ṣāliḥam min żakarin au unṡā wa huwa mu`minun fa lanuḥyiyannahụ ḥayātan ṭayyibah, wa lanajziyannahum ajrahum bi`aḥsani mā kānụ ya’malụn

Artinya: "Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S. An-Nahl:97)

4. Ikhtiar

Seorang muslim diwajibkan untuk berikhtiar jika ingin mendapatkan sesuatu. Sebaliknya, bermalas-malasan bukanlah ciri seorang muslim. Dalam Doa Menghilangkan Rasa Malas oleh Alhafiz Kurniawan, terdapat doa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang memohon perlindungan Allah untuk dihindarkan dari empat hal: malas, pengecut, pikun, dan pelit.

Doa usaha, ikhtiar, tawakal yang dibaca Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yaitu:

Allâhumma innî a‘ûdzubika minal kasali wa a‘ûdzubika minal jubni wa a‘ûdzubika minal harami wa a’ûdzubika minal bukhli

Artinya: "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari sikap pengecut, dan aku aku berlindung padaMu dari pikun, dan aku berlindung kepadaMu dari sifat pelit.”

Dalam riwayat lain, Nabi Muhammad bersabda, "Barang siapa yang pada waktu sore merasa lelah karena pekerjaan kedua tangannya (mencari nafkah) maka pada saat itu dosanya diampuni.” (H.R. Thabrani).

5. Berdoa

Ikhtiar atau usaha mestilah mendahului dua hal lain, yaitu doa dan tawakal. Jika seseorang hanya berdoa, tetapi belum berusaha, ia berarti tidak sepenuhnya hendak mengubah nasib. Sebaliknya, usaha tanpa doa berarti melupakan hakikat bahwa manusia tidak berkuasa atas apa pun, kecuali atas izin Allah.

Allah berfirman dalam Surah Al-Mu'min ayat 60:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

wa qāla rabbukumud’ụnī astajib lakum, innallażīna yastakbirụna ‘an ‘ibādatī sayadkhulụna jahannama dākhirīn

Artinya: "Dan Tuhanmu berfirman: 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina'.” (Q.S. Al-Mu'min: 60)

6. Tawakal

Setelah berdoa, langkah berikutnya adalah tawakal atau berserah diri kepada Allah. Hal ini tidak terlepas dari pandangan Islam tentang kemutlakan Tuhan. Seorang muslim yang telah berusaha, lantas berdoa, tidak bermakna keinginannya akan langsung terpenuhi saat itu juga.

Jika Tuhan memiliki kehendak lain, maka keinginan orang tersebut tidak akan bermakna. Sebaliknya, jika Tuhan sudah berkehendak, hal-hal yang awalnya sulit, akan berubah jadi mudah.

Allah berfirman dalam surah Ali Imran ayat 160:

إِن يَنصُرْكُمُ ٱللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ ۖ وَإِن يَخْذُلْكُمْ فَمَن ذَا ٱلَّذِى يَنصُرُكُم مِّنۢ بَعْدِهِۦ ۗ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ

"Iy yanṣurkumullāhu fa lā gāliba lakum, wa iy yakhżulkum fa man żallażī yanṣurukum mim ba’dih, wa ‘alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn

Artinya: "Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal." (Q.S. Ali Imran: 160)

7. Bersyukur

Selain tawakal, bersyukur juga menjadi jalan menuju sukses dunia dan akhirat. Alasannya, Allah akan menambahkan nikmat saat seseorang mampu bersyukur atas segala hal yang telah diberikan-Nya.

Allah berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Wa iż ta`ażżana rabbukum la`in syakartum la`azīdannakum wa la`ing kafartum inna ‘ażābī lasyadīd

Artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'.” (Q.S. Ibrahim: 7)

Baca juga artikel terkait ISLAM atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Edusains
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Agung DH
Penyelaras: Ibnu Azis & Ilham Choirul Anwar