tirto.id - Takdir merupakan bagian dari rukun iman yang mencakup keyakinan terhadap qada' dan qadar. Takdir dalam Islam mencakup segala aspek kehidupan manusia yang terbagi menjadi dua, yakni takdir yang bisa diubah dan takdir yang tidak bisa diubah.
Memahami perbedaan keduanya, mengajarkan umat Muslim untuk berusaha dengan sungguh-sungguh sekaligus berserah diri kepada Allah.
Sebelum membahas perbedaan takdir yang bisa diubah dan tidak bisa diubah, penting untuk memahami apa itu takdir, qada' dan qadar.
Pengertian Takdir, Qada' dan Qadar
Qada' dan qadar dalam Islam merupakan bagian dari rukun iman yang harus diyakini oleh setiap Muslim.
Qada' merujuk pada ketetapan Allah yang telah ditentukan sejak zaman azali, sementara qadar adalah perwujudan dari ketetapan tersebut dalam kehidupan manusia.
Dalam ajaran Islam, terdapat takdir yang bisa diubah melalui usaha, doa, dan ikhtiar, serta takdir yang tidak bisa diubah karena merupakan ketentuan mutlak Allah.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dalam Q.S Ar-Ra'd ayat 11:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’d: 11).
Hal ini menunjukkan bahwa dalam aspek tertentu, manusia diberi kebebasan untuk berusaha dalam mencapai perubahan.
Sementara dalam hal lain, seperti kelahiran dan kematian, semuanya berada di luar kendali manusia.
Dalam kitab Al-Irshad ila Shahih al-I’tiqad karya Syaikh Shalih Al-Fauzan dijelaskan bahwa memahami qada' dan qadar dengan benar akan membawa seorang Muslim pada sikap tawakal yang disertai dengan usaha nyata dalam kehidupan.
Adapun pengertian takdir adalah istilah umum yang sering digunakan untuk merujuk pada konsep qada' dan qadar secara keseluruhan.
Sederhananya, takdir mencakup segala sesuatu yang telah Allah tentukan dan atur dalam kehidupan manusia dan alam semesta.
Al-Qur'an menegaskan konsep ini dalam firman Allah dalam QS. Al-Qamar ayat 49:
اِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنٰهُ بِقَدَرٍ
"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (takdir)" (QS. Al-Qamar: 49).
Selain itu, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Segala sesuatu telah ditakdirkan oleh Allah lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi." (HR. Muslim No. 2653).
Dari sini dapat dipahami bahwa takdir adalah hasil dari ketetapan Allah (qada') yang diwujudkan dalam kehidupan manusia melalui proses yang telah ditentukan-Nya (qadar).
Dalam Islam, takdir dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu Takdir Mubram dan Takdir Mu'allaq. Selain pembagian takdir menjadi Mubram dan Mu’allaq, para ulama juga membagi takdir berdasarkan waktu penciptaannya menjadi empat jenis utama, yaitu Takdir Azali, Takdir ‘Umri, Takdir Sanawi, dan Takdir Yaumi.
Keempatnya merupakan bagian dari ketetapan Allah yang telah ditulis sejak zaman azali dan ada yang bersifat tetap (mubram) serta ada yang dapat berubah (mu’allaq).
Contoh Takdir yang Tidak Bisa Diubah
Takdir Mubram adalah ketentuan Allah Swt. yang sudah pasti terjadi dan tidak dapat diubah oleh usaha atau doa manusia. Takdir ini bersifat mutlak dan telah dicatat di Lauh Mahfuz sejak zaman azali.
Contoh takdir mubrom atau takdir yang tidak bisa diubah antara lain sebagai berikut:
1. Kelahiran dan Kematian
Kelahiran dan kematian seseorang adalah takdir yang sudah ditentukan oleh Allah. Ini tercermin dalam ayat Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa setiap jiwa memiliki waktu yang telah ditentukan untuk lahir dan meninggal.Dalam QS. Al-A'raf (7:34), Allah berfirman:
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
"Setiap umat mempunyai batas waktu (kematian), maka apabila batas waktu mereka datang, mereka tidak dapat mengundurkannya atau memajukannya sesaat pun."
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga merupakan takdir yang tidak bisa diubah oleh manusia. Allah-lah yang menentukan apakah seseorang akan dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan.Sebagaimana disebutkan dalam QS. Ash-Shura (42:49-50):
لِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ ۗيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ اِنَاثًا وَّيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ الذُّكُوْرَ
"Milik Allahlah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki," (QS Ash-Shura:50)
اَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَّاِنَاثًا ۚوَيَجْعَلُ مَنْ يَّشَاۤءُ عَقِيْمًا ۗاِنَّهٗ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ
atau Dia menganugerahkan (keturunan) laki-laki dan perempuan, serta menjadikan mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS Ash-Shura:50)
3. Peristiwa Alam Besar
Peristiwa alam besar adalah salah satu contoh takdir yang tidak bisa diubah. Peristiwa alam besar, seperti gempa bumi, tsunami, atau bencana alam lainnya, juga termasuk dalam takdir Allah.Bencana semacam itu merupakan bagian dari ketetapan yang sudah ditentukan-Nya, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Mulk (67:16-17):
ءَاَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَاۤءِ اَنْ يَّخْسِفَ بِكُمُ الْاَرْضَ فَاِذَا هِيَ تَمُوْرُۙ
"Sudah merasa amankah kamu dari Zat yang di langit, yaitu (dari bencana) dibenamkannya bumi oleh-Nya bersama kamu ketika tiba-tiba ia terguncang?" (QS. Al-Mulk:16)
اَمْ اَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَاۤءِ اَنْ يُّرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُوْنَ كَيْفَ نَذِيْرِ
"Atau, sudah merasa amankah kamu dari Zat yang di langit, yaitu (dari bencana) dikirimkannya badai batu oleh-Nya kepadamu? Kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku." (QS. Al-Mulk:17)
4. Takdir Akhirat
Takdir yang berkaitan dengan kehidupan akhirat, yaitu penentuan apakah seseorang akan masuk surga atau neraka, sudah ditetapkan oleh Allah berdasarkan amal perbuatan seseorang.Allah berfirman dalam QS. Al-Imran (3:185):
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
"Setiap jiwa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamatlah disempurnakan balasanmu. Barang siapa yang dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung."
5. Fisik bawaan
Salah satu contoh takdir yang tidak bisa diubah adalah fisik bawaan. Ciri-ciri fisik seseorang, seperti warna kulit, tinggi badan, dan bentuk tubuh, adalah bagian dari takdir yang ditentukan oleh Allah.Dalam QS. Ar-Rum (30:30), Allah berfirman:
فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan penuh ikhlas kepada agama yang benar, menurut fitrah Allah, yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah."
Contoh Takdir yang Bisa Diubah
Takdir yang bisa diubah disebut juga takdir Mu'allaq yaitu ketentuan Allah yang masih bisa berubah berdasarkan usaha, doa, dan amal manusia.
Allah memberi ruang bagi manusia untuk berikhtiar dan berdoa guna mengubah nasibnya.
Contoh takdir mu'allaq atau takdir yang bisa diubah berdasarkan ikhtiar manusia adalah:
1. Rezeki
Rezeki adalah salah satu contoh takdir yang bisa diubah berdasarkan ikhtiar dan doa. Dengan usaha dan doa, seseorang dapat meningkatkan atau memperbaiki rezekinya.Allah berfirman dalam QS. Ar-Ra'd (13:11):
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّا
"Bagi setiap seseorang ada malaikat yang bergiliran menjaga, di depan dan di belakangnya. Mereka menjaga (kehendak) Allah atas seseorang. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka."
Ayat ini menunjukkan bahwa usaha dan doa yang dilakukan dengan ikhlas dapat mengubah rezeki seseorang.
2. Pendidikan dan Ilmu
Pendidikan dan ilmu adalah hal yang dapat diperoleh melalui usaha manusia, yaitu dengan belajar dan berusaha. Meskipun ilmu adalah pemberian Allah, tetapi manusia diperintahkan untuk berusaha mencapainya.Dalam QS. Al-Mujadala (58:11), Allah berfirman:
وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ
"Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."
Ayat ini menunjukkan bahwa ikhtiar untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan akan diangkat derajatnya oleh Allah.
3. Kesehatan
Kesehatan adalah salah satu contoh takdir yang bisa diubah. Kesehatan dapat dijaga dan ditingkatkan melalui usaha seperti menjaga pola hidup sehat serta berdoa.Allah memberikan kebebasan kepada manusia untuk berusaha menjaga kesehatannya. Dalam QS. Al-Baqarah (2:195), Allah berfirman:
وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan."
Ayat ini mendorong umat untuk menjaga diri, termasuk menjaga kesehatan fisik, yang juga merupakan bagian dari usaha manusia.
4. Keberhasilan Karier
Karier dan kesuksesan dalam pekerjaan dapat diraih melalui kerja keras, ketekunan, dan doa. Allah berfirman dalam QS. At-Tawbah (9:105):وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ
"Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan.”
Ayat ini menunjukkan bahwa usaha manusia dalam bekerja akan diperhatikan oleh Allah, dan keberhasilan bisa dicapai melalui ikhtiar yang sungguh-sungguh.
5. Hubungan Sosial
Hubungan sosial dapat diperbaiki dan diperkuat melalui komunikasi yang baik dan usaha untuk menjaga hubungan dengan orang lain.Allah berfirman dalam QS. Al-Hujurat (49:10):
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu yang berselisih."
Ayat ini mengajarkan bahwa hubungan sosial yang baik bisa diperbaiki melalui usaha untuk berdamai dan berkomunikasi dengan baik.
Editor: Robiatul Kamelia & Yulaika Ramadhani