tirto.id - Setiap manusia memiliki takdir yang ditentukan oleh Allah Subhanahu wata’ala.
Kata “takdir” berasal dari bahasa Arab ‘qadara’ atau ‘yuqaddiru’ atau ‘taqdir’ yang secara arti harfiah dimaknai sebagai ‘ukuran’, ‘ketentuan’, ‘kemampuan’, atau ‘kepastian’.
Sedangkan takdir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai ‘ketentuan Allah atau Tuhan’.
Islam membagi takdir menjadi 2 yakni takdir mubram dan takdir muallaq. Pengertiannya adalah sebagai berikut:
Ini adalah takdir yang telah ditetapkan Allah Subhanahu wata’ala bagi makhluk-Nya dan tidak lagi bisa diubah.
Takdir ini mutlak sifatnya sehingga manusia hanya dapat menerima dengan ikhlas ketentuan tersebut. Misalnya adalah waktu kelahiran, waktu kematian yang tidak bisa diubah lagi.
2. Takdir muallaq
Ini adalah jenis takdir yang masih dapat diubah melalui cara ikhtiar atau usaha serta doa.
Takdir ini tidak mutlak sifatnya melainkan ditentukan juga oleh manusia yang menjalaninya, namun tetap juga harus mengharapkan keridaan dari Allah.
Misalnya adalah belajar untuk memahami ilmu, jika tidak belajar maka tidak akan paham. Atau bekerja untuk mencari rezeki, banyak sedikitnya rezeki yang didapat tetap menjadi ketentuan Allah.
Ketentuan takdir yang ada dalam ayat-ayat Al Qur’an
- Surah Al Furqon ayat 2
Penciptaan langit dan bumi beserta segala yang ada di dalam semesta adalah salah satu takdir yang tak dapat diubah.
Misalnya ukuran planet, ukuran manusia, ukuran matahari, dan semuanya sangat rapi dan cermat. Hal itu tertulis dalam QS Al-Furqon ayat 2:
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
Artinya: “Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya” (QS Al-Furqon : 2).
- Surah At-Thalaq ayat 3
Tidaklah berkurang rezeki seseorang jika sudah ditetapkan, sehingga tak seharusnya manusia khawatir. Yang harus dilakukan adalah berusaha, serta berharap hanya kepada Allah saja.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Artinya: “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS At-Thalaq : 3)
Menurut tafsir Jalalayn, dalam laman tafsirq.com, makna ayat ini adalah Allah dapat memberi rezeki yang arahnya tidak pernah diduga dan disangka sebelumnya, jika seorang hamba bertawakal hanya pada-Nya saja.
Niscaya Allah akan memberi kecukupan. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya tentang apa yang dikehendaki-Nya. Allah yang menakdirkan seseorang hidup penuh kecukupan atau hidup sengsara.
- Surah Al-A’la ayat 1-3
Penciptaan tersebut pun sangat rapi, teliti, tidak ada salah dan sesuai kadarnya masing-masing.
Seperti isi dari surat Al-A’la ayat 1-3:
Artinya: “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi. yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.” (QS Al-A’la ayat 1-3)
- Surah Ar-Ra’d ayat 11
Juga, tentang sebagian takdir yang dapat diubah dengan usaha dari manusia, karena Allah pun memerintahkan umat Islam untuk terus berusaha dan tidak diam dan pasrah terhadap kehidupan.
Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS Ar-Ra’d : 11)
- Surah Ar-Ra’d ayat 39
Di kitab Lauh Mahfuzh dicatat takdir setiap makhluk. Dalam Al Quran surat Ar-Ra'd ayat 39 dijelaskan:
يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ ۖ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ
Artinya: “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).”
Meyakini takdir bukan berarti pasrah
Meyakini bahwa semua takdir yang dialami oleh manusia adalah berdasarkan ketentuan Allah, bukan berarti manusia hanya boleh pasrah menerima.
Seperti dijelaskan bahwa ada takdir yang bisa diubah atau takdir muallaq, maka berusaha juga bagian dari menerima takdir tersebut.
Seperti misalnya takdir seseorang mengalami sakit, maka mencari obat untuk kesembuhan juga bagian dari takdir karena yang menciptakan obat dari setiap penyakit adalah Allah Subhanahu wata’ala.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno