Menuju konten utama

Contoh Sikap Optimis, Ikhtiar dan Tawakal dalam Islam

Berikut pengertian optimis, ikhtiar, dan tawakal menurut agama Islam. Baca artikel ini untuk mengetahui contoh optimis, ikhtiar, maupun tawakal.

Contoh Sikap Optimis, Ikhtiar dan Tawakal dalam Islam
Ilustrasi. tirto.id/Fuad

tirto.id - Pengertian optimis, ikhtiar, dan tawakal menjadi pembahasan penting karena secara tak sadar kita menerapkan itu dalam kegiatan sehari-hari. Ketiga sikap ini perlu dilakukan oleh setiap orang untuk menapaki cita-cita yang hendak diwujudkannya.

Setiap manusia akan memperoleh ujian dari Allah. Bagi setiap muslim, ujian menjadi bentuk kasih sayang Allah untuk meningkatkan derajat ketakwaannya.

Oleh sebab itu, di saat mendapatkan ujian, seorang muslim tidak disarankan untuk menyerah pada keadaan dan senantiasa optimis dalam berusaha, serta melibatkan kehadiran Allah untuk memperoleh hasil terbaik.

Hanya saja, kadang musibah datang bertubi-tubi. Sesekali musibah ini berlangsung dalam jangka panjang. Hal tersebut kadang membuat seseorang putus asa dan seolah semua usahanya sia-sia.

Bagi muslim justru sikap yang harus diambil adalah sebaliknya. Contoh optimis, ikhtiar, dan tawakal sebagai sikap mesti dibangun sekaligus agar tidak berputus asa dan tetap memiliki harapan atas izin Allah.

Optimis

Mengutip laman MUI, optimis merupakan sikap untuk terus berjuang secara sungguh-sungguh sampai akhir.

Orang yang senantiasa optimis, akan memandang berbagai hal dengan pandangan positif. Lawan dari sikap optimis adalah pesimis yang membuat seseorang sering berprasangka buruk.

Contoh sikap optimis yaitu memiliki keyakinan bahwa seseorang dapat melalui berbagai masalah yang menghadangnya.

Misalnya saat seorang siswa memperoleh nilai jelek pada sebuah mata pelajaran, dia dapat mengembangkan optimismenya dengan berkeyakinan akan memperoleh nilai baik pada tes selanjutnya dengan usaha berupa lebih tekun belajar.

Sikap optimis telah dianjurkan bagi setiap muslim. Sebuah hadits telah membicarakan tentang sikap ini.

Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: 'Tidak ada rasa tiyarah (firasat buruk dan kesialan), dan yang lebih baik dari itu adalah rasa optimis.' Maka ditanyakanlah kepada beliau: 'Apa yang dimaksud dengan rasa optimis?' Beliau bersabda: 'Yaitu kalimat baik yang sering didengar oleh salah seorang dari kalian.'” (HR Ahmad)

Ikhtiar

Ikhtiar adalah berusaha dengan sunguh-sungguh dalam menggapai harapan, keingian, atau cita-cita.

Ikhtiar menjadi pelengkap dari sikap optimis. Hanya dengan optimis saja tidaklah cukup, karena bagi seseorang untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkan diperlukan ikhtiar.

Contoh ikhtiar seperti Orang yang ingin pandai harus rajin belajar. Atau, saat seseorang ingin hidup berkecukupan maka mesti berusaha dengan rajin bekerja.

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX (2014), usaha-usaha adalah bagian penting yang mesti dilakukan setiap orang.

Dan, bagi orang Islam, dalam berusaha hendaknya diikuti dengan doa kepada Allah agar tujuan ikhtiarnya terwujud.

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186).

Tawakal

Apabila sikap optimis dan ikhtiar sudah dilakukan, maka langkah terakhir adalah tawakal atau tabayyun. Tawakal yaitu berserah diri pada Allah atas usaha-usaha yang sudah dilakukan dengan sungguh-sungguh dan berdoa.

Bagaimana pun juga manusia hanya bisa merencanakan dan mengambil tindakan agar keberhasilan yang diimpikannya terwujud. Namun, tetap saja penentu berhasil tidaknya usaha adalah atas izin Allah.

Contoh dari tawakal seperti seorang ayah bekerja keras agar keluarga mereka mendapatkan penghidupan yang layak.

Namun sang ayah bertawakal kepada Allah terkait seberapa besar banyaknya rezeki yang akan diberikan oleh Allah. Dia meyakini bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Pemberi Rezeki, Maha Pemurah, dan Maha Kaya.

Perbedaan Optimis, Ikhtiar dan Tawakal

Optimis, ikhtiar, dan tawakal dapat menjadi satu kesatuan dalam sikap seseorang ketika menghadapi permasalahan tertentu. Namun, kriteria yang sudah dijelaskan pada subbahasan di atas memperlihatkan adanya perbedaan.

Seseorang yang merasa optimis akan menjalani hidup dengan penuh keberanian karena memiliki kepercayaan bahwa segalanya bisa teratasi. Berbeda dengan ikhtiar yang merupakan wujud untuk menghasilkan keinginan.

Sebut misalnya seseorang percaya bahwa dia bisa mendapatkan nilai A, maka ikhtiar yang perlu dilakukan adalah memelajari materi. Sementara tawakal merupakan reaksi atas kejadian yang berpotensi muncul.

Setelah melewati proses yang penuh sikap optimis serta ditunjang ikhtiar, hasil akan diperoleh di luar kehendak-Nya. Hasil yang nantinya didapatkan ketika sedang meraih keinginan, baik maupun buruk, wajib diterima.

Cerita tentang Optimis, Ikhtiar dan Tawakal

Gambaran optimis, ikhtiar, dan tawakal dapat kita lihat contohnya melalui kehidupan sosial maupun diri pribadi. Untuk memahami secara lebih dalam contoh optimis, ikhtiar, dan tawakal, Anda dapat membaca cerita berikut.

1. Cerita tentang Optimis

Diceritakan bahwa Bapak Agus dan Ibu Zaenab memunyai seorang anak bernama Hendra. Adapun Hendra sudah mengalami sakit-sakitan sejak usianya masih balita, lantaran mengalami kekurangan cairan tubuh.

Seiring bertambahnya umur, Hendra yang sudah berusia 12 tahun mengalami sakit komplikasi. Menanggapi situasi tersebut, Bapak Agus terkesan pasrah sehingga tidak mengetahui tindakan apa yang perlu dilakukan.

Sementara itu, Ibu Zaenab yang sangat sayang terhadap Hendra dengan penuh percaya diri ingin membawa anaknya ke rumah sakit. Melalui kejadian ini, Ibu Zaenab menunjukkan sikap optimis untuk dapat menyembuhkan anaknya.

2. Cerita tentang Ikhtiar

Dikisahkan ada seorang anak bernama Doni yang ingin sekali mendapatkan tas baru tanpa dibelikan oleh orangtuanya. Keinginan ini muncul karena dia tidak ingin merepotkan orangtua sekaligus ingin belajar mandiri.

Dia pun berusaha mengumpulkan uang dari jajan sekolah yang didapatkannya setiap hari. Kurang lebih selama dua bulan, Doni akhirnya sudah berhasil mengumpulkan uang sesuai harga tas yang akan dibelinya.

Metode Doni dalam mengumpulkan uang untuk mewujudkan keinginannya menjadi salah satu gambaran perilaku ikhtiar. Dengan waktu yang cukup lama, ia konsisten menjalankan itu sampai impiannya terwujud.

3. Cerita tentang Tawakal

Dikisahkan terdapat dua pelaku tani yang bekerja sama untuk menanam padi dengan jangka waktu panen 3 bulan. Mereka adalah Tono dan Toni, dua saudara yang diwariskan tanah masing-masing oleh mendiang ayahnya.

Adapun penanaman padi itu sudah memasuki masa pertumbuhan untuk bulan yang kedua. Tapi, secara tidak disangka-sangka muncul badai lebat yang menyebabkan beberapa sawah Tono-Toni terendam banjir.

Tono dengan frustasi menyampaikan bahwa mereka akan gagal panen, sementara Toni masih percaya keberhasilan dan menyerahkannya kepada Allah SWT. Betul saja, padi-padi yang mereka tanam itu ternyata masih kokoh berdiri pasca banjir.

Sikap Toni yang berserah dan mempercayakan nasibnya kepada Allah SWT. ini menjadi bukti perilaku tawakal seseorang. Kendati Toni menerima cobaan yang cukup berat, dia tetap percaya bisa melewatinya.

Baca juga artikel terkait OPTIMISME atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Yuda Prinada